29 seorang  guru  dan  menggunakan  teknik  kelompok  apabila  supervisor  melakukan
pembinaan terhadap sekelompok guru secara bersamaan.
7. Prinsip-prinsi Supervisi Pendidikan
Piet  A.  Sahertian  2000:  20  mengemukakan  prinsip-prinsip  supervisi yaitu 1 prinsip ilmiah scientific, 2 prinsip demokratis, 3 prinsip kerjasama,
dan 4 prinsip konstruktif dan kreatif. Menurut  Suharsimi  Arikunto  2004:  19-21  prinsip-prinsip  dalam
pelaksanaan supervisi adalah sebagai berikut: a  Memberikan  bimbingan  dan  bantuan  yang  bukan  semata  mencari-cari
kesalahan. b  Dilakukan secara langsung.
c  Segera. d  Dilakukan secara rutin dan berkala.
e  Hubungan yang harmonis. f  Pencatatan hal penting guna pembuatan laporan.
Dalam  pengertian  lain,  Yusak  Burhanudin  2005:  104-105  menyebutkan prinsip-prinsip  supervisi,  yaitu:  praktis,  fungsional,  relevansi,  ilmiah,  demokrasi,
kooperatif, serta konstruktif dan kreatif. Berdasarkan  uraian  di  atas  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  prinsip-
prinsip dalam pelaksanaan supervisi pendidikan yaitu bahwa supervisi pendidikan harus  ilmiah  scientific,  demokratis,  kooperatif,  praktis,  fungsional,  relevan,
realistis,  rutin,  harmonis,  konstruktif  dan  kreatif  guna  memperbaiki  kekurangan dan kelemahan sehingga peningkatan proses belajar mengajar dapat tercapai.
30
8. Sasaran Supervisi Pendidikan
Dalam  pelaksanaannya  kegiatan  supervisi  diarahkan  pada  pembinaan  dan pengembangan  aspek-aspek  yang  berkaitan  dengan  proses  pembelajaran.  Guru
merupakan  komponen  yang  terlibat  langsung  dan  bertanggungjawab  atas  proses pembelajaran di kelas, sehingga yang menjadi fokus atau sasaran utama supervisi
adalah yang berkaitan dengan guru. Menurut  Suharsimi  Arikunto  2004:  33  yang  menyebutkan  bahwa  salah
satu  komponen  yang menjadi  sasaran supervisi  adalah guru. Supervisi  yang baik pada  dasarnya  lebih  diutamakan  dalam  upaya  bagaimana  membina  guru  agar
dapat memperbaiki kinerjanya yang masih kurang, memecahkan hambatan dalam mengerjakan  tugasnya  serta  meningkatkan  kemampuan  yang  dimiliki  oleh  guru.
Dalam pelaksanaan supervisi, kepala sekolah harus memperlakukan guru sebagai tenaga  pendidik  yang  berpotensi  untuk  maju  dan  berkkembang  lebih  baik,
sehingga  tidak  terkesan  pelaksanaan  supervisi  hanya  untuk  mencari  kesalahan- kesalahan  pada  guru  dalam  melaksakan  tugas  tetapi  lebih  diarahkan  pada  proses
pembinaan. Olivia  dalam  Piet  A.  Sahertian  2000:  27,  memberikan  batasan    tentang
sasaran  supervisi  pendidikan  yaitu  memperbaiki  pengajaran,  pengembangan kurikulum, dan pengembangan staf. Pendapat tersebut kemudian diperjelas kearah
yang lebih spesifik bahwa sasaran atau objek supervisi yaitu perbaikan kurikulum, perbaikan  proses  pembelajaran,  pengembangan  staf,  dan  pemeliharaan  dan
perawatan  moral  dan  semangat  kerja  guru.  Beberapa  sasaran  tersebut  saling berkaitan  satu  sama  lain  misalnya  dalam  rangka  memperbaiki  proses
31 pembelajaran,  maka  perbaikan  kurikulum  dan  peningkatan  kompetensi  atau
kemampuan guru menjadi hal yang mutlak untuk dilaksanakan. Dengan demikian dapat diperoleh pengertian bahwa yang menjadi sasaran
dalam  kegiatan  supervisi  adalah  perbaikan  situasi  belajar  mengajar, pengembangan,  dan    pemeliharaan  semangat  kerja  guru  dan  staf.  Hal  ini
dikarenakan  guru  merupakan  faktor  utama  dalam  proses  pembelajaran  dan gurulah  yang  mempunyai  kewenangan  untuk  merancang  bagaimana  proses
pembelajaran  yang  akan  dilaksanakan.  Sehingga  dalam  rangka  perbaikan pembelajaran  maka  harus  dilakukan  melalui  pembinaan  kompetensi  profesional
guru.
D. Pelaku Supervisi Pendidikan
Ngalim Purwanto 2005: 76 mengemukakan bahwa supervisi adalah suatu aktivitas  pembinaan  yang  direncanakan  untuk  membantu  para  guru  dan  pegawai
sekolah  lainnya  dalam  melakukan  pekerjaan  mereka  secara  efektif.  Dengan melihat  pendapat  tersebut,  guru  dan  pegawai  sekolah  juga  termasuk  pelaku
supervisi.  Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  para  pelaku  dalam  supervisi pendidikan meliputi  orang  yang mensupervisi  atau
“supervisor” dan orang yang disupervisi atau yang lazim disebut
“supervisee”.
1. Supervisor
a. Pengertian Supervisor
Dalam  Kamus  Inggris-Indonesia  John  M.  Echols  dan  Hassan  Shadily, 2000:  569,  dituliskan
“supervisor”  adalah  pengawas  atau  orang  yang mengawasi.  Pada  pembahasan  yang  lain,  Suharsimi  Arikunto  2004:  73