Allah Mengampuni Manusia Bagaimana Allah Mengampuni Manusia

Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti 47 “korban” sebagai ganti Ishak. Pada peristiwa Golgota, Allah menyediakan korban bagi penebusan manusia, namun korban itu bukan korban domba melainkan anak-Nya sendiri. Dengan demikian, manusia dimerdekakan dari dosa. Menurut Rasul Paulus, justru dalam kemerdekaannya, manusia harus mempertanggungjawabkan melalui hidup yang benar. Menurut Paulus, janganlah mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa Galatia 5:13. Yesus digantung di kayu salib, Ia juga menderita penghinaan yang hebat dan puncak penderitaan di kayu salib merupakan gambaran tentang apa arti “berkorban”. Manusia yang dihukum di kayu salib adalah manusia yang “terkutuk” dan Yesus menjalani jalan yang seharusnya menjadi jalan manusia berdosa. Penderitaannya amat luar biasa, seluruh kutuk hukuman dosa ditanggung di atas bahu-Nya. Di kayu salib, menjelang ajal-Nya, ia mengatakan : “sudah selesai”. Menurut Niftrik dan Boland, perkataan itu berarti, misi Yesus sudah selesai untuk mengambil alih tanggung jawab manusia, Ia memperdamaikan hubungan antara Allah dan manusia. Bagian ini perlu ditegaskan pada peserta didik sehingga mereka benar-benar memahami pengorbanan Yesus Kristus serta membandingkannya dengan sikap hidup mereka. Sebagai manusia terkadang ketika remaja merasa “harga dirinya” direndahkan mereka akan melakukan reaksi balik dalam berbagai bentuk aksi negatif. Misalnya perkelahian, perseteruan maupun tindakan lainnya. Pengorbanan Yesus Kristus dapat dijadikan teladan bagi remaja. Tidak berarti mereka dibimbing untuk menerima begitu saja penghinaan maupun perendahan, namun mereka didorong untuk mampu mengontrol emosi dan bersikap tepat dalam menghadapinya. 3. Mengapa Allah Mengampuni Manusia? a. Karena Allah mengasihi manusia, sebesar apapun kekecewaan-Nya terhadap manusia tidak mengurangi rasa cinta-Nya yang begitu dalam pada manusia. Allah mengasihi semua ciptaan-Nya dan Ia selalu memberi kesempatan untuk bertobat dan kembali pada-Nya. Sebenarnya, bukan hal yang mudah juga bagi manusia untuk selalu menjaga ketaatan hidup dalam iman. Mengapa? Karena begitu banyak godaan yang ada di sekitar kita. Demikian pula manusia yang hidup di zaman Nuh, mereka tergoda oleh indahnya kehidupan yang penuh dengan pesta pora, kejahatan seksual, menindas dan menyakiti sesama, merampas hak orang lain, menyalahgunakan kekuasaan dan semua itu membawa kenikmatan tersendiri bagi manusia. Inilah yang disebut oleh Rasul Paulus dengan “hidup oleh daging” dan bukan hidup oleh “Roh.” Bahwa keinginan daging akan membawa manusia pada kebinasaan, sebaliknya keinginan Roh membawa pada keselamatan. Hidup oleh Roh artinya hidup yang dipimpin oleh Roh dan hidup menurut perintah-Nya. Buku Guru Kelas VII SMP 48 b. Karena cinta-Nya itu, maka Allah adalah Allah yang Maha Pengampun. Ia bersedia mengampuni manusia yang bertobat dan berbalik pada-Nya. Ketika kepada Yesus ditanya berapa kali kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Maka jawab Yesus tujuh puluh kali tujuh kali artinya pengampunan itu tak terbatas, setiap kali kamu dapat mengampuni sesama seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus bahwa kita harus mengampuni orang lain seperti Kristus telah mengampuni kita. c. Karena Allah adalah Allah penyelamat, Ia sudah berulangkali menyelamatkan manusia melalui para nabi yang diutus-Nya, namun tidak berhasil, akhirnya Ia rela “hadir” ke dunia dalam diri Yesus Kristus putra-Nya. Allah turun ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia. Manusia yang berdosa tidak akan mampu menyelamatkan sesamanya, karena itu Allah bertindak mendatangi manusia secara langsung untuk menyelamatkan manusia. Yesus Kristus adalah Tuhan dan Manusia. Bagaimana mungkin? Ia lahir sebagai manusia, merasakan semua yang dapat dirasakan oleh manusia: Ia menjadi lapar, haus, sedih dan juga dapat marah, Ia juga merasakan penderitaan seperti manusia lainnya, Ia juga mati seperti manusia lainnya. Namun, Ia tidak berdosa karena dikandung dari Roh Kudus, Ia adalah Tuhan yang bangkit dari antara orang mati dan naik ke Surga, Ia mati menebus dosa manusia. Tidak ada seorang manusia pun yang dapat melakukan tindakan seperti yang telah dilakukan oleh Yesus. Ia tidak berdosa, tetapi harus menderita dan mati sama seperti orang berdosa, menurut Rasul Paulus, ia menanggung segala dosa kita. Tuhan Allah mengampuni kita di dalam Kristus dengan membatalkan utang kita kepadanya. Artinya, kita tidak lagi bertanggung jawab atas dosa-dosa kita karena tanggung jawab itu telah diambil oleh Yesus Kristus.

4. Allah Menyelamatkan Manusia melalui Yesus Kristus

Dalam tradisi Perjanjian Lama, umat Isreal harus mempersembahkan korban persembahan sebagai korban penghapus dosa dan itu diambil dari domba jantan yang tidak bercela atau tidak ada cacatnya sama sekali. Utang dosa mereka dibayar melalui korban domba jantan. Allah menuntut persembahan binatang supaya umat manusia dapat memperoleh pengampunan bagi dosa-dosanya Imamat 4:35; 5:10. Persembahan menjadi tema penting dalam Perjanjian Lama. Misalnya, Allah memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan Ishak anaknya. Abraham taat kepada Allah, namun ketika Abraham siap mempersembahkan Ishak, Allah campur tangan dan menyediakan seekor domba jantan untuk menggantikan Ishak Kejadian 22:10-13. Hutang dosa manusia dalam Perjanjian Lama dibayar melalui korban penghapus dosa berupa domba dan dalam Perjanjian Baru, Yesus disebut sebagai anak domba Allah yang menghapus dosa dunia karena Ia menjadi korban yang hidup menggantikan manusia.