Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti 107
Tanyakan pada peserta didik apa saja yang mendorong mereka berteman dengan seseorang? Apakah karena merasa nyaman bersamanya? Atau karena merasa cocok bertukar
pikiran dengannya? Atau juga karena merasa orang itu dapat mengerti dirinya. Dalam pertemanan dan persahabatan ada take and give: ada memberi dan menerima. Artinya
terkadang yang satu memberi sesuatu pada yang lain dan yang memberi juga menerima sesuatu dari teman atau sahabat. Sesuatu itu dapat apa saja dalam bentuk bantuan, dukungan,
pemikiran, dan lain lain. Jadi, ada timbal baliknya. Jika pertemanan didasarkan hanya pada keinginan untuk menguasai seseorang ataupun untuk memenuhi kebutuhan kita; misalnya
karena orang itu dapat kamu manfaatkan ataupun orang mau berteman dengan kamu karena kamu dapat dimanfaatkan, maka itu bukanlah pertemanan yang sehat dan baik.
Pertemanan dan persahabatan mengandung “nilai” tertentu seperti nampak dalam syair lagu “Bruno Mars” ini: dalam buku peserta didik. Lagu dicantumkan dalam teks asli
berbahasa Inggris tetapi di sini dicantumkan terjemahannya. guru memandu peserta didik untuk mendengarkan lagu sambil menyimak artinya kemudian melanjutkan pemaparan
materi sebelum menuju ke kegiatan dua. Jika guru tidak paham lagu tersebut, maka dapat dipelajari seperti puisi. Bagi guru-guru di kota besar, dapat mencari lagu ini di internet
atau Youtube.
1. Makna Solidaritas
Dalam pergaulan sehari-sehari seseorang selalu membutuhkan orang lain sebagai teman untuk berbagi, turut merasakan apa yang dirasakannya serta menyediakan diri untuk
membantunya, jika perlu. Itulah yang disebut dengan “solidaritas”, makna solidaritas
adalah kebersamaan, bahkan ada pepatah yang mengatakan: sahabat sejati baru nampak
ketika kita mengalami kesulitan atau masa-masa sulit dalam hidup kita, sahabat akan selalu ada untuk kita seperti yang dikatakan oleh Bruno Mars dalam lagunya “Count on
me.” Solidaritas kepada teman dan sahabat berbeda dengan mengambil alih tanggung jawab seseorang. Jadi, peran seorang sahabat adalah menunjukkan simpati dan empati
simpati artinya turut merasakan apa yang dialami dan dibutuhkan oleh teman tetapi tidak mengambil alih tanggung jawab pribadi. Contoh, Yesus menolong Simon Petrus ketika
mereka sedang mencari ikan di danau, Ia minta Simon menebarkan jalanya, kemudian Simon Petrus memperoleh ikan begitu banyak.
Apakah solidaritas harus ada timbal balik? Misalnya kita memberikan bantuan dan dukungan pada seseorang tetapi ketika mengalami kesulitan, orang itu pura-pura tidak
tahu. Tidak mustahil hal itu terjadi, namun kita tidak boleh kecewa dan marah bahwa kita pernah menolongnya. Apa yang kita lakukan merupakan wujud kasih dalam pertemanan
dan persahabatan tanpa mengharapkan imbalan. Jadi, ketika seseorang ditinggalkan dalam kesulitan, padahal dia selalu menolong orang lain, tidak perlu sakit hati.
Bagaimana menunjukkan solidaritas pada teman, pada saat dan waktu yang tepat? Guru perlu memberikan penekanan pada solidaritas yang benar. Remaja sering menempatkan
Buku Guru Kelas VII SMP 108
solidaritas dalam batasan yang keliru ketika teman mereka bermasalah, mereka menunjukkan solidaritasnya dengan membela teman meskipun temannya bersalah. Sikap ini sering
menimbulkan perkelahian antarkelompok pelajar di kota-kota besar. Solidaritas terhadap teman dan sahabat juga ada batasnya, artinya harus dilihat apakah
bantuan itu tepat dan berguna ataukah tidak? Misalnya, kalau itu berupa kesulitan keuangan, maka bantuan yang diberikan haruslah yang bersifat menolong supaya mereka mampu
“berusaha sendiri.” Seperti memberikan sedikit uang untuk berjualan kacang atau manisan supaya memperoleh uang untuk membeli alat tulis. Bagi seorang remaja mungkin solidaritas
yang dapat dilakukan masih dalam batasan sesuai usia dan kemampuannya, karena itu guru dapat mencari contoh yang lebih sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Di
kampung-kampung misalnya, ada anak-anak yang membantu temannya mengangkat air, kayu bakar, dan lain lain.
C. Penjelasan Bahan Alkitab
Penjelasan bahan Alkitab bersifat membantu guru dalam memahami teks Alkitab yang dijadikan acuan. Penjelasan bahan Alkitab ini tidak untuk diajarkan pada peserta didik.
1. Lukas 5:1-11
Bagaimana mungkin seorang tukang kayu mengajari seorang nelayan tentang cara menangkap ikan?” Mungkin begitulah gambaran pikiran Petrus saat Yesus menyuruh dia
menangkap ikan. Sementara ia dan teman-temannya telah sepanjang malam bekerja keras tanpa hasil.
Petrus, mewakili kebanyakan orang, keliru memahami Yesus. Yesus pada awal-awal pelayanan menyatakan kemesiasan-Nya bukan hanya dengan pernyataan diri, melainkan
juga dengan pengajaran dan karya-karya-Nya. Sebelum peristiwa dalam perikop ini, beberapa pelayanan Yesus sudah menyatakan bahwa Ia lebih daripada manusia biasa:
roh jahat diusir dan orang sakit disembuhkan. Yesus juga bukan sekadar guru agung atau pembuat mukjizat yang populer. Yesus adalah Tuhan atas alam ini Lalu sikap sok tahu
Petrus berubah menjadi rasa malu dan gentar ketika melihat Yesus berdaulat atas ikan di laut Genesaret. Berhadapan dengan Yesus dan mengalami kuasa-Nya membuat Petrus
menyadari keberadaan dirinya yang berdosa. Suatu sikap yang Yesus inginkan ada dalam diri orang yang akan Dia panggil menjadi hamba-Nya. Maka kisah penangkapan ikan
berlanjut menjadi kisah `penangkapan’ Petrus oleh Yesus. Sejak saat itu, Petrus akan menebarkan jalanya di laut yang berbeda, yakni lautan manusia yang membutuhkan Kristus.