Matius 22: 37-39 Kelas VII PAdB Kristen BG
Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti 125
Kegiatan 2
Kegiatan 2 berisi pilihan salah dan benar. Peserta didik diberikan beberapa pilihan yang harus dipilihnya berkaitan dengan solidaritas dalam masyarakat majemuk. Sikap yang
ada dalam pilihan itu mungkin sering dilakukan oleh remaja. Guru membimbing peserta didiknya memahami pentingnya mengubah sikap yang tidak toleran ke arah solidaritas
terhadap sesama.
Kegiatan 3
Pendalaman Alkitab yang dilakukan dalam kelompok, kemudian dipresentasikan di kelas. Guru mendengarkan dan memberikan penilaian sambil melengkapi dan meluruskan
konsep pemikiran yang ada. Guru juga dapat mempelajari penjelasan bahan Alkitab yang ada dalam buku ini.
Kegiatan 4
Belajar dari cerita yang diangkat dari kisah nyata yang terjadi di Filipina. MILF adalah kepanjangan dari Moro Islamic Liberation Front atau Tentara Pembebasan Islam Moro.
Organisasi ini adalah separatis Muslim di Filipina yang ingin merdeka dan berdiri sendiri. Cerita ini amat menyentuh karena dua orang manusia yang dipertemukan dalam satu
peristiwa. Kebetulan mereka berbeda agama tetapi pertemanan mereka menyebabkan timbul solidaritas untuk saling membela dan menyelamatkan. Namun, sayang sekali
kebencian terhadap agama lain yang telah ditanamkan sejak kecil membuat alam bawah sadar mereka berupaya menolak kenyataan bahwa mereka saling menolong dan berteman.
Di akhir cerita, tidak ada klarifikasi apakah perempuan muslim dan suster itu akhirnya membangun persahabatan. Tetapi nilai yang ingin ditanamkan pada remaja adalah
pertemanan dan solidaritas tidak mengenal perbedaan agama begitu juga suku, kelas sosial maupun kebangsaan.
Kegiatan 5
Pada bagian ini guru dapat memberikan paparan materi pembelajaran pada peserta didik. Guru dapat memberikan penekanan pada bentuk-bentuk solidaritas yang dapat dilakukan
oleh peserta didik.
Kegiatan 6
Merancang kegiatan aksi solidaritas. Kegiatan ini bagus karena bicara tentang solidaritas dalam masyarakat majemuk tidak berarti jika hanya pada tataran konsep semata. Oleh
karena itu, dengan melaksanakan kegiatan aksi, peserta didik dapat mengalami pengalaman membangun solidaritas dalam masyarakat majemuk. Dalam kegiatan ini berlangsung apa
yang disebut sebagai belajar bagaimana cara belajar.
Buku Guru Kelas VII SMP 126
E. Penilaian
Penilaian dalam rangka mengukur tercapainya kompetensi dilakukan dengan mengukur tercapainya seluruh indikator. Bentuk penilaian adalah penilaian unjuk kerja, tes tertulis,
tes lisan, dan penilaian karya.
F. Tugas
Tugaskan pada peserta didik untuk membaca Kitab 1 Samuel pasal 20 yang akan dibahas pada pertemuan berikut.
Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti 127
Bab 12
Hati Nurani: Memilih yang Benar Bahan Alkitab: Markus 7:21-23; 1 Samuel 20
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Indikator
1. Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya. Menghayati arti sikap
rendah hati mengacu pada Kitab 1 Petrus 5:5
2. Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi,
gotong royong, santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya. Memiliki sikap rendah
hati mengacu pada Kitab 1 Petrus 5:5.
• Membuat keputusan yang benar menurut hati
nurani.
Buku Guru Kelas VII SMP 128
3. Memahami dan menerapkan
pengetahuan faktual, konseptual,
dan prosedural berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata. Menjelaskan arti rendah
hati. • Menceritakan peran hati
nurani bagi remaja.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah
konkret menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat dan ranah
abstrak menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandangteori.
Mempraktikkan sikap rendah hati.
• Mempraktikkan cara mengambil keputusan
yang benar melalui kegiatan role play.
KD ini disampaikan dalam 2 pelajaran, yakni Bab 10 dan Bab 11.
Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti 129
A. Pengantar
Pelajaran ini merupakan landasan bagi peserta didik sebelum mereka belajar tentang “kerendahan hati.” Peserta didik perlu memahami dengan baik apa itu hati nurani dan
bagaimana hati nurani membantu mereka untuk memutuskan sesuatu secara bertanggung jawab. Pembelajaran ini amat penting jika kita bicara dari perspektif moral dan agama.
Apalagi bangsa kita kini tengah menghadapi apa yang disebut sebagai krisis multi dimensional terutama menyangkut moralitas. Untuk itu, peserta didik lebih banyak diperkuat
untuk mampu mengasah hati nurani mereka supaya mereka dituntun ke arah yang benar. Menurut Prof.K. Bertens, hati nurani adalah “instansi” dalam diri manusia yang menilai
perbuatan manusia baik atau buruk. Hati nurani erat kaitannya dengan moral. Hati nurani manusia adalah kedalaman termurni dari jiwa manusia. Ada ungkapan: “Dengarkanlah suara
hati nuranimu”. Orang-orang yang berpijak pada logika semata-mata biasanya berpikir hati nurani hanya dipandu oleh emosi atau perasaan semata dan yang lebih utama dalam hidup
manusia adalah mengandalkan mind atau kecerdasan otak. Menurut Prof.K.Bertens, hati nurani juga berisi kesadaran, dengan demikian, hati nurani tentu saja mengandung unsur
logika. Jadi, tidak benar kalau hati nurani hanya dipandu oleh emosi atau perasaan. Hati nurani memandu kita dalam setiap tindakan hidup.
B. Uraian Materi
1. Apakah Hati Nurani Dapat Salah?
Apakah hati nurani dapat salah? Hati nurani berkaitan dengan “kesadaran” diri dan karena itu harus selalu dididik dan dilatih untuk membimbing ke arah yang benar. Menurut
Prof.Bertens, terkadang seseorang meyakini apa yang dilakukannya itu merupakan bisikan suara hatinya padahal tindakannya itu salah. Misalnya, para teroris yang melakukan
kekerasan dan pembunuhan, mereka meyakini apa yang dilakukannya itu sesuai dengan suara hati nuraninya. Jadi, suara hati dapat saja salah jika tidak dilatih dan didik. Para
koruptor dan pembunuh, hati nurani mereka sudah tumpul karena mereka menutup diri terhadap kesadaran hati nuraninya, akibatnya perbuatan yang salah jadi dianggap biasa.
Banyak orang bahkan bertindak berlawanan dengan suara hati nuraninya, mereka memilih dan memutuskan sesuatu yang bertentangan dengan suara hati nurani. Lama
kelamaan, hati nurani mereka pun menjadi tumpul. Betapa pentingnya peran hati nurani bagi manusia, bahkan Yesus mengatakan dari dalam hati manusia lahir kejahatan Markus
7:21-23. Hati nurani berperan dalam membentuk karakter manusia terutama dalam kaitannya dengan pilihan dan pengambilan keputusan.
Manusia perlu terus melatih dan mendidik hati nuranimu sehingga dari dalam hati nurani lahir berbagai perbuatan baik terutama ketika harus memilih dan mengambil keputusan
Buku Guru Kelas VII SMP 130
yang benar. Dengan cara bagaimana? Tekun berdoa dan membaca Alkitab serta mencontoh orang-orang yang dapat dijadikan teladan untuk kebaikan dan kebenaran hidup. Pembahasan
topik ini penting terutama ketika peserta didik melanjutkan pelajaran tentang kerendahan hati dan nilai-nilai kristiani.