Disiplin di rumah Kelas VII PAdB Kristen BG
Buku Guru Kelas VII SMP 142
Salah satu contoh tentang penerapan disiplin di rumah adalah disiplin waktu. Perlu ada pengaturan waktu yang seimbang antara bermain dengan belajar. Ada penelitian yang
mengatakan bahwa anak-anak dan remaja menghabiskan terlalu banyak waktu di depan TVdan permainan elektronik. Dampaknya pada proses sosialisasi dan kesehatan, yaitu
waktu belajar menjadi berkurang, demikian pula waktu untuk bersosialisasi dengan sesama. Selain itu kesehatan syaraf mata dan tangan dapat terganggu.
Orang tua merupakan mitra bagi guru dalam menerapkan disiplin bagi anak. Sekolah dan keluarga harus saling mendukung dalam mendisiplinkan anak. Di samping itu, remaja
perlu diperkuat dengan prinsip-prinsip moral menyangkut pergaulan dengan sesama remaja, guru dan orang tua. Mengenai prinsip moral akan dibahas dalam nilai Kristiani jadi tidak
dibahas secara lebih mendalam di sini. Disiplin yang diajarkan di rumah bertujuan mempengaruhi remaja supaya dapat berpikir,
merasakan dan bertindak dalam kaitannya dengan apa yang diyakininya salah atau benar. Menurut Editor majalah E-Konsel dalam Esa Wibowo, banyak orang menganggap
bahwa masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan tetapi sekaligus juga paling membingungkan. Masa di mana seseorang mulai memikirkan tentang cita-cita, harapan,
dan keinginan-keinginannya. Namun juga masa yang membingungkan, karena ia mulai menyadari masalah-masalah yang muncul ketika ia mencoba untuk mengintegrasikan
antara keinginan diri dan keinginan orang-orang di sekitarnya. Pada saat inilah orang tua memiliki peranan yang sangat penting untuk menolong anak
remajanya, supaya mereka tidak salah jalan. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri kalau pada saat yang sama orang tua mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan-perubahan
yang dialami remaja, baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu, orang tua perlu melakukan pendekatan-pendekatan yang tepat agar dapat mengerti dan memahami masalah
anak remajanya. Jika tidak hal ini akan menyebabkan banyak kesalahpahaman di antara mereka.
Peraturan dalam keluarga hendaknya sesuai dengan usia dan kebutuhan anak, misalnya tentang waktu untuk menonton TV, waktu untuk bermain, membersihkan kamar, atau
tentang hormat pada orang yang lebih tua, dan lain-lain. Orang tua dan guru harus memahami bahwa bagi anak remaja, hal-hal yang menyangkut identitas, kebebasan dan harga diri amat
sensitif. Para remaja membutuhkan banyak dukungan dan dorongan. Pertentangan tidak pernah dapat diselesaikan dengan argumen atau pertengkaran.
Teladan dan kemantapan orang tua sangat mempengaruhi anak-anak mereka. Pernikahan yang baik dan bahagia, jauh lebih membantu anak-anak muda untuk siap menghadapi
kehidupan, daripada peraturan-peraturan dan pengawasan. Ciri-ciri ajaran iman Kristen seperti kasih, kesabaran, pengertian, dukungan dan kepercayaan, yang diungkapkan secara
tetap, akan menjadi dasar kekuatan yang dibutuhkan para remaja dalam menghadapi tekanan dan masa-masa perubahan. Kepercayaan orang tua tidak boleh dipisahkan dari
pengalaman dan tindakan nyata, terutama dalam keluarga.
Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti 143
Komunikasi yang erat dengan remaja, akan banyak membantu kita menghindarkan konflik. Itu berarti, kita perlu bercakap-cakap secara bermakna juga meluangkan waktu
yang bermutu bersamanya. Perhatian pribadi ini akan menciptakan citra diri yang positif serta menggalang persaudaraan dalam keluarga. Jangan takut mengungkapkan kasih
sayang secara fisik. Pelukan bapak dan ciuman ibu kepada mereka sangat membantu pembentukan kesan bahwa anak diterima dan dikasihi. Jadi, penerapan disiplin di rumah,
hendaknya dilakukan secara berimbang. Menertibkan remaja tetapi juga sebagai sarana mengekspresikan cinta kasih dan perhatian orang tua bagi masa depan anak. Disiplin yang
disertai dengan kekerasan tidak akan menghasilkan perubahan yang berarti tetapi cinta kasih dan konsistensi dalam menjalankan aturan diharapkan membawa perubahan bagi
remaja.