Yesus Merobohkan Jembatan Eksklusivisme

Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti 117 C. Penjelasan Bahan Alkitab Penjelasan bahan Alkitab bersifat membantu guru dalam memahami teks Alkitab yang dijadikan acuan. Penjelasan bahan Alkitab ini tidak untuk diajarkan pada peserta didik.

1. Lukas 4:16-19

Yesus mengawali pelayanan-Nya di kota tempat asal-Nya di Nazaret dengan masuk ke rumah ibadat. Sepanjang masa penawanan oleh Babel sesudah Bait Suci dihancurkan, orang Yahudi mendirikan sinagoge rumah ibadat sebagai pusat ibadat setempat. Bahkan sesudah bait suci dibangun kembali, ibadah di sinagoge tetap dilanjutkan. Lukas mencatat bahwa Yesus sudah biasa menghadiri kebaktian di sinagoge secara teratur pada hari Sabat. Jemaat ikut ambil bagian di dalam acara kebaktian, dan sering kali diminta untuk membacakan Alkitab dan memberikan tanggapan yang berkenan. Rasul Paulus melakukan sebagian besar pemberitaan Injil di sinagoge bdg. Kisah Para Rasul 13:14 -15. Yesus menerangkan maksud pelayanan-Nya yang diurapi Roh, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin, papa, menderita, hina, hancur hati, dan mereka yang “gentar kepada firman-Nya”. 2. Untuk menyembuhkan mereka yang menderita dan tertindas. Penyembuhan ini meliputi segenap pribadi, baik jasmani maupun rohani. 3. Untuk mencelikkan mata rohani mereka yang dibutakan oleh dunia dan Iblis agar mereka dapat melihat kebenaran kabar baik Allah bd. Yohanes 9:39. 4. Untuk memberitakan saat pembebasan dan penyelamatan yang sesungguhnya dari kuasa Iblis, dosa, ketakutan, dan rasa bersalah bd. Yohanes 8:36; Kisah Para Rasul 26:18. Semua orang yang dipenuhi Roh terpanggil untuk ikut serta dalam pelayanan Yesus.

2. Matius 25:31-46

Peristiwa pemisahan ini terjadi setelah masa kesengsaraan besar dan kedatangan Kristus kembali ke bumi tetapi sebelum memulai memerintah bumi ini. 1. Penghakiman ketika itu meliputi pemisahan orang fasik dari orang benar Matius 25:32-33. 2. Penghakiman itu akan dilandaskan pada perbuatan kasih dan kebaikan terhadap mereka yang menjadi milik Kristus dan yang menderita. Ungkapan kasih dan belas kasihan ini dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan iman dan keselamatan sejati Matius 25:35-46. Buku Guru Kelas VII SMP 118 3. Orang fasik tidak akan diizinkan untuk memasuki Kerajaan Kristus, tetapi akan langsung dicampakkan ke dalam tempat hukuman kekal Matius 25:41,46 dan Wahyu 14:11. 4. Orang benar akan mewarisi hidup kekal Matius 25:46. D. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan 1 Presentasi hasil wawancara dengan pendeta dan majelis jemaat di gereja masing- masing. Tugas ini dilakukan secara berkelompok atau jika jumlah peserta didik di kelas hanya 10 orang atau kurang dari itu, maka dapat dilakukan secara individual. Guru dapat membimbing peserta didik mempersiapkan wawancara dengan daftar pertanyaan sederhana. Isi wawancara ada dalam buku peserta didik. Lihat poin VI mengenai tugas pada pelajaran tujuh. Kegiatan 2 Bermain peran berdasarkan Injil Lukas 10:25-37, tentang orang samaria yang murah hati. Guru membantu mengarahkan peserta didik berkaitan dengan konsep-konsep tertentu. Misalnya siapakah sesama manusia dan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang Lewi dan Imam dalam cerita ini. Orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Mereka menganggap orang Samaria adalah orang yang tidak menjalankan aturan agama yang ditetapkan oleh Nabi Musa, karena itu mereka orang yang “najis”. Orang Lewi adalah keturunan imam-imam yang memiliki kedudukan sosial yang tinggi dalam masyarakat Yahudi. Justru orang-orang yang dipandang terhormat dalam masyarakat dan agamalah yang telah mengabaikan sesama manusia dalam penderitaannya. Justru orang Samaria yang dipandang rendah yang menolong orang yang menderita. Kegiatan 3 Lagu dalam Kegiatan 3 berpadanan dengan pembahasan bahan Alkitab mengenai proklamasi Yesus bahwa Tahun rahmat Tuhan telah tiba yang terdapat dalam Injil Lukas 4:16-19. Setelah menyanyi, guru dapat mengarahkan peserta didik bahwa Proklamasi Tahun rahmat Tuhan yang dinyanyikan tadi merupakan tugas yang diberikan bagi tiap orang beriman di masa lalu maupun masa kini. Oleh karena itu, tiap orang beriman terpanggil untuk mewujudkannya dalam bentuk solidaritas bagi sesama. Guru mengarahkan peserta didik bahwa remaja SMP kelas VII pun dapat melayani sesama sesuai dengan usia dan kemampuan. Mereka dapat bersaksi melalui perbuatan hidup yang baik, menolong sesama dan lain sebagainya.