Bagian 3 Petunjuk Teknis 123
t. Jumlahkan Indikasi Biaya dan masing-masing sumber pendanaan untuk setiap sub-
sektorkomponen. u.
Lakukan hal yang sama dari point “a” sampai dengan point “o” diatas untuk sub- sektorkomponen Persampahan dan Drainase.
v. Jumlahkan Indikasi Biaya dan masing-masing sumber pendanaan untuk seluruh sub-
sektorkomponen. w.
Lakukan proses Internalisasi dan Eksternalisasi. Hasil internalisasi dan eksternalisasi program, kegiatan dan indikasi pendanaan adalah merupakan hasil maksimal yang dapat disusun Pokja
Kab.Kota atau versi Pokja Kab.Kota dan disebut sebagai
“Draft program, kegiatan dan indikasi pendanaan”.
x. Lakukan penandatanganan oleh ketua Pokja Kab.Kota dan bersama dengan Kerangka Kerja
Logis KKL maka serahkan kepada pokja Provinsi sesuai petunjuk yang ada dalam Bagian-1, Proses-4: Konsolidasi dan Pemasaran Sanitasi.
2. Lembar Kerja “APBD K”
a. Pilih kegiatan atau sub-kegiatan yang sesuai dengan indikasi sumber pendaan APBD Kab.Kota
yang ada didalam lembar kerja “Program dan Kegiatan All”. b.
Copy atau link- kan kegiatan pada point “a” kedalam lembar kerja “APBD K”
c. Isi Kode Nomenklatur berdasarkan Permendagri 132006 lihat lembar kerja “Nomenklatur
Permendagri_APBD, pada file yang sama”. Pilih Kode akun yang mewakili dari kegiatan yang bersangkutan.
d. Jumlahkan total indikasi biaya Air Limbah, Persampahan dan Drainase kemudian bandingkan
dengan rencana pendanaan sanitasi lima tahun kedepan kemampuan pendanaan sanitasi.
Bagian 3 Petunjuk Teknis 124
e. Bilamana kebutuhan pendanaan sanitasi yang diperlukan dari sumber APBD Kab.Kota lebih
besar dari rencana pendanaan sanitasi Kab.Kota maka sebagian kegiatan yang bukan kegiatan prioritas masukkan dalam “Daftar Tunggu”.
f. Lakukan diskusi dengan seluruh anggota Pokja untuk menyepakati indikasi pendanaan sanitasi
dari sumber APBD Kab.Kota dan “Daftar Tunggu”. g.
Lakukan internalisasi dan penandatanganan pada pojok kanan bawah oleh Pokja Kab.Kota.
3. Lembar Kerja “APBD Prov”.
a. Pilih kegiatan atau sub-kegiatan yang sesuai dengan indikasi sumber pendanaan APBD Provinsi
yang ada didalam lembar kerja “Program dan Kegiatan All” setelah melalui proses eksternalisasi. b.
Copy atau link- kan kegiatan pada point “a” kedalam lembar kerja “APBD Prov”
c. Isi Kode Nomenklatur berdasarkan Permendagri 132006 lihat lembar kerja “Nomenklatur
Permendagri_APBD, pada file yang sama”. Pilih Kode akun yang mewakili dari kegiatan yang bersangkutan yang mengisi Pokja Provinsi.
d. Jumlahkan total indikasi pendanaan Air Limbah, Persampahan dan Drainase, kemudian lakukan
eksternalisasi kepada Pokja Provinsi dan SKPD Provinsi.
Bagian 3 Petunjuk Teknis 125
4. Lembar Kerja “APBN”
a. Pilih kegiatan atau sub-kegiatan yang sesuai dengan indikasi sumber pendanaan APBN yang
ada didalam lembar kerja “Program dan Kegiatan All” setelah melalui proses eksternalisasi. b.
Copy atau link- kan kegiatan pada point “a” kedalam lembar kerja “APBN”
c. Isi Kode Nomenklatur berdasa
rkan Kode Nomenklatur APBN lihat lembar kerja “Nomenklatur PPLP_APBN, pada file yang sama”. Pilih Kode akun yang mewakili dari kegiatan yang
bersangkutan diisi oleh Pokja Kab.Kota dikonsultasikan kepada Satker KL terkait. d.
Jumlahkan total indikasi pendanaan Air Limbah, Persampahan dan Drainase, kemudian lakukan eksternalisasi kepada Satker KL terkait.
5. Lembar Kerja “CSR” dan Lembar Kerja ”Masyarakat”
a. Pilih kegiatan atau sub-kegiatan yang sesuai dengan indikasi sumber pendanaan partisipasi dari
perusahaan penyelenggara “CSR” untuk lembar krja “CSR” dan partisipasi masyarakat untuk lembar kerja “Masyarakat” yang ada didalam lembar kerja “Program dan Kegiatan All” setelah
dilakukan pemasaraninternalisasi kepada perusahaan penyelenggara CSR di Kab.Kota dan masyarakat. Bilamana belum ada kesepakatan antara pemerintah Kab.Kota dengan perusahaan
penyelenggara CSR dan pemerintah dengan masyarakat maka lembar kerja ini tidak perlu diisi.
b. Copy atau link-
kan kegiatan pada point “a” kedalam lembar kerja “APBN” c.
Jumlahkan total indikasi pendanaan Air Limbah, Persampahan dan Drainase, kemudian lakukan eksternalisasi kepada Satker KL terkait.
d. Lakukan penandatanganan kesepakatan yang telah dicapai.
6. Lembar Kerja “Daftar Tunggu”
a. Setelah dilakukan “internalisasi” kepada pemerintah kabupatenkota dan kemudian dilakukan
sinkronisasi terhadap kemampuan pendanaan APBD Kab.Kota atau rencana pembiayaan sanitasi dari sumber APBD Kab.Kota maka ada kemungkinan terjadi
“Funding gap” antara kebutuhan pendanaan sanitasi dengan kemampuan pendanaan kabupatenkota.
b. Seluruh atau sebagian Kegiatansub-kegiatan yang tidak prioritas dapat dimasukkan kedalam
lembar kerja “Daftar Tunggu” sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan antara kegiatansub-kegiatan yang akan didanai dengan kemampuan pendanaan APBD
kabupatenkota.
c. “Funding gap” untuk sumber pendanaan APBD Provinsi dan APBN diketahui setelah dilakukan
proses lokakarya provinsi.
Bagian 3 Petunjuk Teknis 126
d. Bila terjadi “Funding gap” untuk indikasi sumber pendanaan APBD Provinsi dan APBN maka pilih
kegiatansub-kegiatan yang tidak prioritas yang dialokasikan dari sumber pendanaan APBD Provinsi dan APBN dimasukkan didalam “Daftar Tunggu”.
e. Lakukan penandatanganan pada kanan bawah oleh Pokja KabupatenKota.
f. Lakukan pemasaran terhadap kegiatansub-
kegiatan yang tercantum didalam tabel “Daftar Tunggu” kepada sumber-sumber pendanaan yang ada.
Bagian 3 Petunjuk Teknis 127
Informasi Persampahan
Cakupan Pelayanan Persampahan sebagai informasi: No.
Deskripsi Keterangan
1. Timbulan Sampah
2.00 – 2.50 ltroranghari
2. Kepadatan Sampah
0.20 – 0.30 tonm3
3. Prosentase Sampah Organik
40 – 70
4. Timbulan Sampah Pasar
5 – 10 m3hari
5. Kapasitas Gerobag Sampah
1 – 1.50 m3
6. TPS Biasa
- Luas Area TPS Biasa
Kisaran 5 m2 -
Ketinggian Tumpukan sampah Maximum 1 m
- Tingkat Kepadatan Sampah
0.7 – 0.9 tonm3
7. Transfer Depo I
- Luas Area Transfer Depo 1
Kisaran 200 m2 -
Jumlah Kontainer 2
– 4 unit -
Kapasitas kontainer 6
– 10 m3unit -
Tingkat Kepadatan Sampah 0.7
– 0.9 tonm3 8.
Transfer Depo II -
Luas Area Transfer Depo II Kisaran 100 m2
- Jumlah Kontainer
2 – 4 unit
- Kapasitas kontainer
6 – 10 m3unit
- Tingkat Kepadatan Sampah
0.7 – 0.9 tonm3
9. Transfer Depo III
- Luas Area Transfer Depo III
Kisaran 10 - 50 m2 -
Jumlah Kontainer 1
– 2 unit -
Kapasitas kontainer 6
– 10 m3unit -
Tingkat Kepadatan Sampah 0.7
– 0.9 tonm3 10.
Kontainer -
Luas Area Konainer Kisaran 10 m2
- Jumlah Kontainer
1 – 2 unit
- Kapasitas kontainer
6 – 10 m3unit
- Tingkat Kepadatan Sampah
0.7 – 0.9 tonm3
11. Kapasitas Dumptruck
6 – 8 m3
12. Prosentase Sampah plastikkertas
5 – 15 kertas 8 plastik 7
13. Efisiensi Pemilahan Sampah Organik tingkat Rumah Tangga
50 14.
Efisiensi Pemilahan Sampah Organik tingkat TPS 10
– 40 15.
Fasilitas Komposter Skala Kawasan -
Luas area 500 m2, effektif: 70 dari luas
- Ketinggian Tumpukan Sampah Organik
1 – 2 meter
- Lebar dasar Tumpukan Sampah
3 – 4 meter
- Umur Proses Komposting Aerob
7 minggu -
Kapasitas Produksi 5
– 15 m3hari Sumber: SSK Tool, Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi Materi diseminasi air limbah
Informasi Air Limbah Kapasitas Prasarana dan Sarana IPLT sebagai informasi:
No. Infrastruktur
Kapasitas Keterangan
1. Produksi Lumpur Tinja
0.50 ltrhari.orang yang diangkut truck tinja
2. Kapasitas Truck Tinja
2 – 4 m3unit
Sumber: Materi diseminasi air limbah
Bagian 3 Petunjuk Teknis 128
Cakupan Pelayanan Air Limbah sebagai informasi: No.
Infrastruktur Pelayanan
Kepadatan Penduduk jiwaHa
Keterangan
1. Individual
5 KK Rural: 100,
Urban: 25 2.
MCK 10
– 200 jiwa Rural: 100-250
Radius max. 100 m 4.
Tangki Septik Komunal 40-100 KK
Rural: 100-250 5.
IPAL Komunal 40-200 KK
Rural: 100-250 6.
Sistem terpusatOffsite Sanitation
Skala KawasanKota
Rural: 250 Urban: 100
Sistem perpipaan Sumber: Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi
Informasi Drainase
Identifikasi permasalahan genangan dan Indikasi Penanganan Genangan sebagai Informasi No.
Penyebab Genangan Indikasi Penanganan yang diperlukan
I. Sistem Makro Banjir kiriman dan pasang surut