Internalisasi Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan.

Bagian 3 Petunjuk Teknis 131

2. Internalisasi Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan.

Tujuan dari internalisasi adalah: a. Tersosialisasinya program, kegiatan dan anggaran kepada stakeholder terkait sanitasi ditataran Kab.Kota. b. Teradopsinya program, kegiatan dan anggaran kedalam dokumen perencanaan daerah dan mekanisme penganggaran tahunan. c. Dukungan dari pemerintah Kab.Kota untuk meng-alokasikan anggarannya untuk program-program sanitasi. d. Teridentifikasinya, tersosialisasinya dan teraksesnya sumber-sumber pendanaan non-pemerintah di kabupatenkota.

3.1. Sumber Pendanaan Pemerintah KabupatenKota

Sumber Pendanaan APBD KabupatenKota a Lakukan konsultasi dengan Kepala SKPD terhadap daftar program, kegiatan dan indikasi pendanaan yang telah disusun dan bilamana memungkinkan maka lakukan konsultasi memorandum program sanitasi MPS tingkat Kab.Kota yang dihadiri oleh BupatiWalikota atau yang mewakili, seluruh Kepala SKPD terkait dan undang juga DPRD Kab.Kota. b Finalkan daftar Program dan Kegiatan yang telah disepakati oleh seluruh anggota Pokja. c Lakukan pengawalan dan pastikan bahwa program dan kegiatan ini sudah teradopsi dalam dokumen perencanaan daerah dan mekanisme penganggaran. d Pastikan rencana program dan kegiatan ini masuk ke dalam rencana kegiatan SKPD dan mendapatkan persetujuan dari Kepala SKPD terkait khususnya untuk kegiatan yang akan didanai oleh APBD. e Lakukan penandatanganan pada sheetlembar kerja program, kegiatan dan pendanaan sumber pendanaan APBD KabupatenKota oleh Ketua Pokja KabupatenKota. Sumber Pendanaan dari DonorPinjaman a Kumpulkan data dan informasi tentang Negara-negara donor dan lembaga-lembaga keuangan internasional yang potensial untuk pendanaan sektor sanitasi. Bilamana perlu lakukan konsultasi dengan Pokja Provinsi, Satker KL terkait dan Pusat PMU dan KL terkait. b Buatlah daftar sumber-sumber pendanaan potensial pada point a tersebut diatas termasuk potensi kegiatan yang akan didanai. c Kumpulkan dan pelajari pedoman-pedoman, ketentuan-ketentuan, persyaratan dan criteria setiap sumber pendanaan dari Negara-negara donor dan lembaga-lembaga keuangan internasional yang potensial untuk pendanaan sektor sanitasi. Ada beberapa donor yang dapat diakses antara lain: IndII AusAid, Word Bank, USAid, Islamic Development Bank dsb. d Penuhi kriteria dan persyaratan yang ditentukan dari sumber pendanaan tersebut e Ikuti workshop atau pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan berkaiatn dengan akses sumber pendanaan tersebut. Bagian 3 Petunjuk Teknis 132 Contoh Tabel: Daftar pendek sumber pendanaan negara-negara donor, lembaga-lembaga keuangan internasional, LSM dan lain-lain yang potensial; No. Lembaga Donor Potensi kegiatan yang sesuai untuk didanai 1. IndII AusAid - Air Limbah Sistem terpusat skala Kawasan 200 – 400 SR - ITF skala kawasan 2. - 3. Dst. Catatan: Isian yang ada di dalam tabel hanya untuk kepentingan contoh atau ilustrasi. 3.2. Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah di KabupatenKota. Tujuan dari tahap ini adalah menggali potensi pendanaanbantuan dari sector swasta, CSR, masyarakat, lebaga-lembaga donor, LSM dan sebagainya, untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam mendukung Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PPSP. Aktifitas kegiatan ini tidak cukup dalam satu tahun atau dua tahun tetapi harus dilakukan secara terus-menurus dan sebaiknya dilakukan lebih awal untuk dapat mendapatkan gambaran tentang potensi yang ada baik ditingkat Kab.Kota, Provinsi dan Pusat. Agar potensi pendanaanbantuan dari sector swasta dan masyarakat dapat dimanfaatkan untuk mendukung target dan sasaran pengembangan sanitasi yang sudah ditetapkan maka pendanaan bantuan tersebut harus digunakan untuk pembiayaan program dan kegiatan yang sudah disusun didalam MPS. CSR adalah perusahaan penyelenggara CSR yang terikat oleh undang-undang yang wajib memeberikan sebagian keuntungannya untuk peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok masyarakat atau perorangan atau perusahaan non-CSR atau lembaga donor lainnya yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan sanitasi didaerahnya. Kelompok masyarakat atau perorangan seperti pengusaha restoran, pengusahan barang bekas, kelompok swadaya masyarakat, pengusaha makanan, masyarakat biasaperorangan, perusahaan kontraktor, konsultan dsb, yang memiliki kepedulian terhadap sanitasi. Bentuk kepedulian tersebut dapat diwujudkan berupa: tenaga, material, lahan, uang, pengelolaan O P, bak sampah, tong sampah dan sebagainya. Perusahaan non-CSR adalah perusahaan Swasta, BUMN, BUMD dan perusahaan Swastapihak lainnya yeng tidak menyelenggarakan CSR tetapi memiliki kepedulian terhadap sanitasi. Lembaga donor lainnya adalah lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan Sanitasi Permukiman. Seperti: Universitas, LSM, Organisasi Profesi, Gapensi, Gapeknas, Partai Politik, Ogranisasi Kepemudaan, Organisasi keagamaan, Asosiasi Tenaga AhliProfesional, dsb. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meng-akses sumber pendanaan CSR, non-CSR dan Lembaga Donor lainnya adalah seperti pada proses-03, Bagian-3, Point 4.B dari pedoman ini kemudian lakukan langkah-langkah spesifik seperti langkah-langkah dibawah ini: a. Lakukan pertemuanworkshop dengan lembaga, swasta, CSR dan lembaga lainnya yang berpotensi untuk berpartisipasi dalam pengembangan dan pembangunan sanitasi. Sampaikan dalam workshop berbagai hal tentang sanitasi permukiman di Kab.Kota khususnya rencana pengembangan dan pembangunan sanitasi serta program dan kegiatan yang dapat didukung oleh peserta workshop. Bagian 3 Petunjuk Teknis 133 b. Buatlah proposal pendanaan sektor sanitasi kepada Sektor Swasta atau sumber donor lainnya; c. Selenggarakan forum SwastaCSR dan Lembaga Donor Lainnya yang diprakarsai oleh kepala daerah atau pejabat yang berwenang dan sampaikan hal-hal tentang pengembangan sanitasi serta tawarkan beberapa proposal; d. Ikuti forum-forum CSR – Lembaga Donor Sanitasi skala nasional dan skala provinsi yang diselenggarakan oleh kementerian terkait atau pihak lain untuk mengetahui potensi pendanaan non-pemerintah dalam pengembangan sanitasi. e. Komunikasikan secara intensif terhadap sumber pendanaan non-pemerintah berpotensi untuk pendanaan sanitasi; f. Ikuti prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh sumber pendanaan dalam mengakses pendanaan selama tidak melanggar peraturan perundangan yang berlaku; g. Buatlah kesepakatan antara pemerintah daerah dengan perusahaan Swasta – Lembaga donor tersebut; h. Tindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya seperti: fasilitasi pertemuan CSR dengan masyarakat, penyiapan masyarakat, penyiapan lahan, penyiapan badan pengelola dsb. Contoh tabel: Daftar perusahaan penyelenggara CSR yang memiliki potensi berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Kota No. Nama Perusahaan CSR Alamat Potensi kegiatan 1. 2. 3. Dst.

A. Penyelenggaraan Forum CSR di tingkat KabupatenKota

 Kepala Daerah atau pejabat yang berwenang mengundang Perusahaan Penyelenggara CSR yang ada diwilayahnya untuk mengenalkan dan memasarkan program dan kegiatan sanitasi kabupaten kota yang perlu dukungan dari pihak CSR.  Agenda Pertemuan setidaknya berisi, antara lain: 1. Pembukaan, dibuka oleh bupatiwalikota 2. Presentasi oleh Pokja Kab.Kota untuk tingkat Kab.Kota dan Pokja Provinsi untuk tingkat provinsi menyampaikan antara lain: a. kondisi sanitasi diwilayahnya dan targetsasaran pengembangan sanitasi; b. kegiatan yang sudah dilakukan oleh pemerintah kab.kota atau provinsi untuk mendukung pencapai target yang ditetapkan. c. program dan kegiatan yang perlu mendapat dukungan dari CSR 3. Tanggapan dari pihak CSRPresentasi pihak CSR Pihak CSR menanggapi presentasi yang disampaikan oleh Pokja atau CSR menyampaikan presentasi tentang gambaran kegiatan-kegiatan sanitasi yang dapat didukung. 4. Desk POKJA KabupatenKota atau Provinsi menyampaikan daftar program dan kegiatan kepada CSR dan melakukan desk, kemudian melakukan kesepakatan tindak lanjut yang diperlukan. 5. Perumusan Tindaklanjut yang disepakati Bagian 3 Petunjuk Teknis 134

B. Akses pendanaan dari Partisipasi Masyarakat

1. Lakukan sosialisasi dan komunikasi kepada camat, kepala desa dan tokoh masyarakat pada wilayah rawan sanitasi tentang kegiatan-kegiatan sanitasi khususnya kegiatan yang berbasis masyarakat sebagai awal dari pelaksanaan kegiatan fisik dilapangan. Disarankan kegiatan sosialisasi dan komunikasi ini dilakukan pada wilayah rawan sanitasi dimana pelaksanaan kegiatan fisik akan dilakukan pada tahun pertama dan kedua dari dihitung kegiatan sosialisasi dan komunikasi yang dilaksanakan; 2. Buatlah kesepakatan antara pemerintah daerah dengan masyarakat; 3. Tindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya seperti: penyiapan desain, penyiapan masyarakat, penyiapan lahan, penyiapan badan pengelola KSM dsb. 4. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pendanaan sanitasi dapat berupa: penyediaan lahan, penyediaan tenaga kerja, penyediaan sebagian atau seluruh material yang diperlukan, pendanaan dari swadaya masyarakat, dsb. 3. Eksternalisasi Program, Kegiatan kepada Pokja Provinsi dan Satker KL terkait diprovinsi atas Inisiatif Pokja KabupatenKota. Eksternalisasi bertujuan untuk mendapatkan kesepahaman dan kesamaam persepsi tentang program, kegiatan dan indikasi pendanaan sanitasi kepada Stakesholder terkait di tingkat Provinsi dan Pusat. Disamping itu untuk mendapatkan informasi yang jelas terhadap program-program dan kegiatan- kegiatan sanitasi yang dapat didanai dari APBD Prov, APBN dan Sumber pendanaan lainnya diprovinsi. a Selesaikan Bab 1, Bab 2 dan hasil review program dan kegiatan. b Lakukan self-assessment QA-sendiri dan pastikan nilai QA sudah mencapai nilai kelulusan. c Lakukan Eksternalisasi kepada Pokja Provinsi dan Satker terkait dapat dilakukan dengan dua cara: - Pokja Kab.Kota dapat mengudang Pokja Provinsi dan Satker terkait; atau - Pokja Kab.Kota mendatangi Pokja Provinsi dan Satker terkait di Kota Provinsi. d Lakukan proses Eksternalisasi seperti pada Bagian-1, Proses-03, Point-2 dari pedoman ini. e Susun dan selesaikan Bab 3 dan Bab 4.

4. Kontribusi Pokja KabupatenKota dan Pokja Provinsi dalam rangka akses sumber pendanaan