Susun Rencana Kerja Tahunan Pokja Adopsi kedalam Perencanaan dan Penganggaran

Bagian 1 Proses 24

8. Lakukan Identifikasi Kesiapan Organisasi Pengelola

 Kumpulkan seluruh kegiatan infrastruktur pada tahun n+2 dan n+3 yang memerlukan lembaga pengelola dan masukkan ke dalam tabel PEMBENTUKAN DANATAU PENGUATAN ORGANISASI PENGELOLA. • Sebutkan lokasi kegiatan dan instansi pengelola saat ini serta sebutkan kondisi atau kendala dari pengelolaannya. • Berikan keterangan atau rekomendasi seperlunya tentang kondisi atau kendala dari pengelolaannya.

9. Susun Rencana Kerja Tahunan Pokja

• Susun dan sepakati Rencana Kerja Pokja tahun n+2 • Sepakati penanggungjawab dar masing-masing kegiatan yang dilakukan monitoring. Gunakan SE Mendagri No. 6604919SJ Tahun 2012 sebagai rujukan. • Rencana Kerja Monitoring dan Evaluasi setidaknya meliputi: a Rapat RutinReguler Koordinasi membahas tentang: b Pengawalan Penganggaran c Updating MPS Tahunan d Persiapan Konreg Tahun Depan kelurahan, kecamatan, kabupatenkotaprovinsinasional. e Persiapan Musrembang f Monitoring kelengkapan Kriteria Kesiapan Readiness Criteria g Pemasaran Program dan Kegiatan Daftar TungguFunding gap h Dst…..

10. Adopsi kedalam Perencanaan dan Penganggaran

10.1 Adopsi Program dan Kegiatan kepada dokumen perencanaan daerah 1. Bagi KabupatenKota dengan memiliki Kepala Pemerintahan yang baru Berikan advokasi kepada tim penyusun dokumen Rencana Jangka Menengah KabupatenKota agar Dokumen PPSP BPS, SSK dan MPS dapat diadopsi kedalam Dokumen KabupatenKota seperti Penyusunan RPJMD, RPI2JM, Renstra SKPD dsb. 2. Bagi KabupatenKota dengan Kepala Pemerintahan yang lama sudah memiliki dokumen Rencana Strategi Jangka Menengah, sehingga adopsi yang memungkinkan adalah di dalam rencana tahunan. Berikan advokasi kepada kepala SKPD terkait secara terus menerus agar program dan kegiatan yang sudah disusun didalam MPS dapat adopsi kedalam Renja SKPD. Revisi RPI2JM Tahunan dan RKP Daerah. 3. Perencanaan Umum Daerah • Jadikan Dokumen PPSP menjadi rujukan utama dalam penyususunan dokumen perencanaan umum daerah sector sanitasi. Perencanaan umum daerah dapat berupa: Masterplan, Outline Plan, RTRW, RDTRK dan Dokumen Manajemen Pengelolaan Sanitasi Sub-sektor air limbah, sub-sektor persampahan dan sub-sektor drainase. • Dari hasil perencanaan umum tersebut khususnya Manajemen Pengelolaan Sanitasi melalui studi yang mendalam akan memberikan gambaran secara mendetail hal-hal yang perlu Bagian 1 Proses 25 dilakukan untuk meningkatkan pelayanan sanitasi dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan target yang telah ditetapkan didalam dokumen MPS. • Apabila terjadi perbedaan –perbedaan antara dokumen MPS dengan dokumen perencanaan tersebut maka perlu dilakukan review terhadap dokumen MPS, menyesuaikan dengan dokumen perencanaandaerah tersebut. 10.2 Adopsi ke dalam Mekanisme Penganggaran Reguler Memorandum Program Sanitasi MPS tidak akan bermanfaat jika program dan kegiatan yang sudah disusun tidak teradopsi ke dalam mekanisme Penganggaran. Pokja Sanitasi harus mengetahui dan mengikuti proses penganggaran regular agar mengetahui waktu- waktu kritis yang dapat diintervensi sehingga program dan kegiatan di dalam MPS dapat diadopsi kedalam mekanisme penganggaran reguler. • Pelajari mekanisme penganggaran yang ada di daerah maupun dipusat baik dari segi proses maupun waktunya • Gunakan dokumen PPSP sebagai bahan Advokasi kepada TAPD agar sanitasi menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah. • Advokasi atau dorong kepala SKPD untuk memasukkan usulan program dan kegiatan MPS ke dalam Renja SKPD. • Lakukan Advokasi dan komunikasi kepada TAPD agar usulan program dan kegiatan MPS masuk kedalam Renja Pemerintah Daerah dan selanjutnya menjadi Rancangan KUA PPAS. • Siapkan Rangkuman eksekutif BPS, SSK, MPS dan Profil Program Sanitasi sebagai bahan advokasi kepada DPRD agar Rancangan KUA PPAS menjadi KUA PPAS dan akhirnya menjadi RKA SKPD. • Lakukan Pengawalan terus sehingga menjadi DPA SKPD.

11. Penilaian Sendiri Self Asessment