Penilaian Sendiri Self Asessment

Bagian 1 Proses 14 Instrumen Instrumen Perencanaan Sanitasi Untuk mempermudah Pokja Kab.Kota dalam menyusun kegiatan, menghitung volume dan perkiraan biaya infrastruktur yang diperlukan untuk menjawab Tujuan, Sasaran, Isu Strategis dan Permasalahan mendesak yang ada. Instrumen SIDLACOM Untuk mempermudah Pokja Kab.Kota dalam menyusun kegiatan “INFRASTRUKTUR” yang lengkap dan berurutan maka telah disiapkan “Indikasi Kegiatan Sanitasi” berdasarkan kaidah SIDLACOM. Kegiatan yang ada didalam daftar tersebut hanya merupakan kegiatan indikatif dan bersifat terbuka dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan situasi dan kondisi daerah, sehingga Pokja Kab.Kota harus melakukan kajian dan penyesuaian terhadap kondisi dan situasi dari masing-masing Kab.Kota yang bersangkutan.

7. Penilaian Sendiri Self Asessment

Lakukan Penilaian Sendiri atau Self Asessment terhadap Bab-2 yang telah disusun diunggah atau di-upload kedalam ppsp.nawasis.info dan pastikan hasil penilaian sendiri telah memenuhi syarat kelulusan. Bagian 1 Proses 15 Proses-03 Konsolidasi Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Dokumen Referensi Terkait : Petunjuk Teknis-02 Petunjuk Teknis-03 Pelaksana : Pokja KabupatenKota Lama Kegiatan : 5 minggu Tujuan: 1 Mendapatkan kesepahaman dan kesamaan persepsi tentang program, kegiatan dan indikasi pendanaan sanitasi kepada stakesholder terkait di tingkat Kab.Kota, Provinsi dan Pusat. 2 Membangun kesepahaman dan dukungan terhadap program, kegiatan dan pendanaan pembangunan sanitasi dari berbagi pemangku kepentingan baik pemerintah maupun non-pemerintah di tingkat KabupatenKota, Provinsi dan Pusat, kemudian meng-alokasikan anggaranya untuk pembangunan sanitasi didaerah. Output: 1 Teridentifikasinya program, kegiatan dan besaran pendanaan yang diperlukan untuk mencapai sasaran. 2 Terbangunnya komitmen program, kegiatan dan indikasi sumber pendanaan pembangunan sanitasi di tingkat KabupatenKota. 3 Dibahasnya daftar program, kegiatan dan indikasi sumber serta besaran pendanaan pembangunan sanitasi di tingkat Provinsi dan Pusat. 4 Tersusunnya deskripsi programkegiatan yang belum ada sumber pendanaan funding gap. Disepakatinya daftar Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi. 5 Teridentifikasinya sumber pendanaan indikatif dari APBD, APBD Provinsi, APBN, maupun sumber lainnya. 6 Teridentifikasi program, kegiatan dan indikasi besaran pendanaan yang belum ada sumber pendanaan funding gap. 7 Dituliskannya inputmasukan untuk MPS , khususnya “Bab 3, Bab 4 dan Lampiran C”. Deskripsi Program, kegiatan dan Penganggaran telah disusun didalam dokumen SSK dan dilakukan review di MPS untuk memastikan bahwa progam dan kegiatan yang telah disusun termasuk lokasi dan volume kegiatan dapat menjawab permasalahan dan sasaran yang sudah ditetapkan didalam SSK. Sesuai dengan undang-undang maka Sanitasi merupakan urusan wajib daerah sehingga prioritas utama pendanaan sanitasi adalah APBD KabupatenKota, bila APBD Kab.Kota tidak mampu maka prioritas berikutnya adalah APBD Provinsi sesuai dengan Tupoksinya, bila KabupatenKota dan Provinsi tidak Proses-01 Persiapan Proses-03 Konsolidasi Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Proses-05 Finalisasi Dokumen Kab.Kota Proses-02 Review SSK Penetapan Program Prioritas Proses-04 Rencana Implementasi Proses-06 Tindak Lanjut Bagian 1 Proses 16 Tiga tujuan dari proses internalisasi ini adalah: 1 Tersosialisasikannya program dan kegiatan serta anggaran sanitasi kepada stakesholder terkait di tingkat Kab.Kota 2 Dukungan dari pemerintah Kab.Kota untuk meng-alokasikan anggarannya untuk program-program sanitasi. 3 Teradopsinya program dan kegiatan kedalam dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan daerah. mampu maka prioritas berikutnya adalah bantuan dari Pusat. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bantuan atau parisipasi dari pihak-pihak lain seperti dari CSR, Swasta, BUMD, LSM dsb. Untuk rencana implementasi dari program dan kegiatan dapat didanai dari berbagai sumber pendanaan baik pemerintah APBD Kab.Kota, APBD Prov. dan APBN Murni dan PHLN maupun non-pemerintah. Sedangkan untuk mendapatkan dukungan dari stakesholder terkait Program, kegiatan dan penganggaran dari pemerintah KabupatenKota maka perlu dilakukan Internalisasi oleh Pokja Sanitasi KabupatenKota. Keterbatasan anggaran pemerintah untuk pendanaan sanitasi menyebabkan adanya “gap”pendanaan yang harus dicarikan solusi dengan meng-akses sumber-sumber non-pemerintah untuk menutup “funding gap” tersebut agar target dan sasaran pengembanganpelayanan sanitasi dapat tercapai sesuai yang diharapkan sehingga diperlukan akses sumber pendanaan non-pemerintah. Langkah-langkah pelaksanaan 1. Periksa kembali daftar program dan kegiatan yang telah disusun pada Lampiran C lembar kerja Rekapitulasi Program, Kegiatan dan Indikasi pendanaan dan pisahkan sesuai indikasi sumber pendanaan.

2. Lakukan proses internalisasi terhadap Program dan Kegiatan yang telah disusun