Pengujian Hipotesis METODE PENELITIAN

gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabelitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umumnya yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang, 2010: 104. 3. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terjadi varian gangguan berbeda dari suatu pengamatan, model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot. Jika sebuah varian sama, maka dikatakan homokedastisitas dan apabila varian berbeda, maka dikatakan terjadi heterokedastisitas. Alat untuk mengujinya terbagi dua yaitu, dengan analasis grafik dan analisis residual yang berupa statistic Situmorang, 2012 : 108

c. Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikansi Secara Simultan Serempak Uji-F Menguji signifikansi pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat dilakukan dengan uji-F. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Ho : b1=b2 = 0 , artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serk terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X1 dan X2 yaitu pelatihan dan Universitas Sumatera Utara pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan sebagai variabel terikat Y. b. Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan secara serk terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X1 dan X2 yaitu pelatihan dan pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan sebagai variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : H0 diterima jika Fhitung Ftabel pada α = 5 Ha diterima jika Fhitung Ftabel pada α = 5 2. Uji Signifikansi secara Parsial Uji-t Uji-t dilakukan menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual terhadap variabel teikat. a. Ho : b1 = b2 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X1 dan X2 yaitu pelatihan dan pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan sebagai variabel terikat Y. b. Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X1 dan X2 yaitu pelatihan dan pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan sebagai variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : Ho diterima jika thitung ttabel pada α = 5 Ha diterima jika thitung ttabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara 3. Koefisien Determinan R 2 Koefisien Determinan R 2 pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X1,X2 adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerapkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap veriabel terikat. Sebaliknya, jika R 2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X1,X2 terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Awal sejarahnya adanya listrik di Indonesia dimulai sejak penjajahan Belanda. Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia Jakarta sekarang , maka 30 tahun kemudian 1923 listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM OGEM perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Siibolga NV ANIWM Brastagi dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931 milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan Bilik 1936 dan Tanjung Tiram 1937. Pada tahun 1955 berdiri PLN Distribusi Cabang Sumatera Utara Sumatera Timur dan Tapanuli. Setelah dikeluarkannya SK Menteri PUTL. No. 16120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah menjadi Sumatera Utara, Aceh, Riau dan Sumatera Barat menjadi PLN esploitasi I. S ebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009DIRPLN66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar Berkedudukan di Tebing Tinggi. PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Universitas Sumatera Utara