Uji Heterokedastisitas Uji Asumsi Klasik

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov Untuk memastikan apakah data berdistribusi normal, maka dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorv-smirnov 1 sampel KS dengan melihat data residunya. Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Pendekatan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1.13348083 Most Extreme Differences Absolute .087 Positive .060 Negative -.087 Kolmogorov-Smirnov Z .601 Asymp. Sig. 2-tailed .863 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil penelitian, 2013 data diolah Situmorang 2012:107 memaparkan bahwa dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov Smirnov yaitu nilai value pada kolom Asymp. Sig lebih besar dari level of significant α = 5, maka tidak mengalami gangguan distribusi normal. Melalui Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,863 dan diatas nilai signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal. Nilai kolmogorov-smirnov Z adalah 0,601 dan lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiric atau dengan kata lain data dikatakan normal.

2. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dengan kata lain, heterokedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstan. Alat Universitas Sumatera Utara untuk menguji heterokedastisitas dapat dibagi dua yaitu dengan alat analisis grafik scatter plot atau dengan pendekatan statistik yang disebut sebagai Uji Glejser Situmorang, 2012:109. a. Uji Glejser Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikasi 0,05, maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. 2. Jika nilai signifikansi 0,05, maka mengalami gangguan heterokedastisitas. Tabel 4.8 Hasil Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .277 2.514 .110 .913 Pelatihan -.009 .055 -.028 -.168 .867 Pengembangan .044 .111 .066 .399 .691 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil penelitian, 2013 data diolah Pada Tabel 4.8 menunjukkan tidak adanya masalah heterokedastisitas, dimana hasil uji signifikan variabel pelatihan dan pengembangan menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat adanya heterokedastisitas dalam model regresi. b. Pendekatan Grafik Heterokedastisitas dapat juga dilihat melalui gambar scatterplot. Gambar scatterplot dapat mengindikasi ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas. Apabila grafik membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi Universitas Sumatera Utara mengalami gangguan heterokedastisitas. Jika grafik tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Sumber: Hasil pengolahan SPSS, 2013 data diolah Gambar 4.3 Scatter plot heterokedastisitas Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat titik-titik yang berpencar dan tidak membentuk pola. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah tidak terdapat gejala heterokedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi efektivitas kerja karyawan , berdasarkan masukan variabel pelatihan dan pengembangan.

3. Uji Multikolinearitas