IV.2. PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nilai creatinine
clearance dan nilai glycohemoglobin dengan outcome fungsional penderita stroke iskemik dengan diabetes.
Pada penelitian ini penderita stroke iskemik akut yang didiagnosa dengan anamnese, pemeriksaan neurologis dan ditegakkan dengan
pemeriksaan CT scan termasuk untuk menilai volume lesi, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium termasuk kadar gula darah
puasa, 2 jam setelah makan, kadar serum creatinine dan pemeriksaan HbA
1c
di laboratorium Patologi Klinik. Jika diduga bahwa kadar glukosa plasma puasa pada saat masuk rumah sakit meningkat disebabkan oleh
stres karena stroke akut maka dlakukan pemeriksaan kadar gula puasa ulangan pada saat penderita akan keluar dari rumah sakit atau setelah
lewat fase akut stroke. Kemudian pada hari ke-14 akan dilakukan penilaian outcome fungsional melalui pemeriksaan NIHSS, Bl dan mRS.
IV.2.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Pada penelitian ini diamati sebanyak 34 orang sebagai subjek penelitian, dimana dijumpai sampel laki-laki lebih banyak dibanding
sampel perempuan yaitu 18 orang laki-laki 52,9 dan 16 orang perempuan 47,2. Penelitian ASNA di 28 Rumah sakit di seluruh
Indonesia mendapatkan penderita laki-laki lebih banyak dibanding
Universitas Sumatera Utara
perempuan Misbach,2007. Sedangkan penelitian Reeves dkk 2010 terhadap penderita stroke dengan DM pada 130.817 orang, mendapatkan
sebanyak 49 sampelnya adalah laki-laki. Pada penelitian ini, rentang usia subjek penelitian adalah 43 tahun
hingga 73 tahun dengan rerata usia adalah 58,38 tahun. Kelompok usia terbanyak adalah pada rentang 51 tahun sampai 60 tahun yaitu sebanyak
15 sampel 44,2. Sedangkan studi Reeves dkk 2010 mendapatkan usia terbanyak sampelnya pada rentang 70-80 tahun yaitu sebanyak
28,3. Greater Cincinatti Northern Kentucky Stroke Study GCNKSS mendapatkan bahwa resiko stroke tertinggi pada penderita DM dijumpai
pada rentang usia dibawah 55 tahun untuk etnis Afro-America dan dibawah 65 tahun untuk etnis kulit putih Kissela dkk,2005. Studi Stratton
dkk 2000 mendapatkan bahwa resiko untuk mendapatkan komplikasi pada pasien DM lebih besar dijumpai pada rentang usia 50 sampai 54
tahun. Dari status pernikahan, seluruh subjek penelitian ini sudah menikah
dan suku bangsa yang paling banyak ditemukan pada sampel adalah suku batak yaitu sebanyak 14 orang 41,1. Pada tingkat pendidikan,
sampel terbanyak adalah SLTA yaitu sebanyak 17 orang 34. Jenis pekerjaan yang paling banyak dijumpai adalah ibu rumah tangga yaitu
sebanyak 13 orang 38,2. Pada penelitian ini, sebanyak 27 sampel menderita hipertensi
79,4, Hal ini mendukung studi GCNKSS yang mendapatkan prevalensi
Universitas Sumatera Utara
menderita hipertensi sebesar 79 pada penderita diabetes Kissela dkk,2005. Studi National Health and Nutrition Examination Survey
NHANES tahun 1999-2006 terhadap 1166 penderita DM, mendapatkan sebanyak 71,9 sampelnya menderita hipertensi Kalyani dkk,2010.
Komplikasi Hipertensi juga sering dijumpai pada 40 - 60 penderita DM tipe 2 dewasa dan dapat disertai komplikasi lainnya seperti penyakit
jantung dan stroke Fitzsimmons,2007. Studi Bravata dkk 2003 pada 90 subjek yang mengalami hiperglikemia pada fase akut stroke mendapatkan
bahwa 67 sampelnya menderita hipertensi. Pada penelitian ini dijumpai sebanyak 50 subjek memiliki riwayat
merokok. Hasil ini mendukung studi GCNKSS dan studi NHANES yang mendapatkan riwayat merokok pada penderita diabetes yaitu masing-
masing sebesar 18 dan 10 Kissela dkk,2005;Kalyani dkk,2010. Penelitian ini mendapatkan sebanyak 25 orang 73,5 memiliki
riwayat dislipidemia. Hasil ini mendukung studi NHANES yang menjumpai riwayat dislipdemia sebanyak 59,6 pada penderita DM Kalyani
dkk,2010. Studi GCNKS mendapatkan riwayat dislipidemi lebih besar pada penderita DM dibanding populasi non DM yaitu 16 dibanding 8
Kissela,2005.
IV.2.2. Distribusi nilai Creatinine Clearance