menderita hipertensi sebesar 79 pada penderita diabetes Kissela dkk,2005. Studi National Health and Nutrition Examination Survey
NHANES tahun 1999-2006 terhadap 1166 penderita DM, mendapatkan sebanyak 71,9 sampelnya menderita hipertensi Kalyani dkk,2010.
Komplikasi Hipertensi juga sering dijumpai pada 40 - 60 penderita DM tipe 2 dewasa dan dapat disertai komplikasi lainnya seperti penyakit
jantung dan stroke Fitzsimmons,2007. Studi Bravata dkk 2003 pada 90 subjek yang mengalami hiperglikemia pada fase akut stroke mendapatkan
bahwa 67 sampelnya menderita hipertensi. Pada penelitian ini dijumpai sebanyak 50 subjek memiliki riwayat
merokok. Hasil ini mendukung studi GCNKSS dan studi NHANES yang mendapatkan riwayat merokok pada penderita diabetes yaitu masing-
masing sebesar 18 dan 10 Kissela dkk,2005;Kalyani dkk,2010. Penelitian ini mendapatkan sebanyak 25 orang 73,5 memiliki
riwayat dislipidemia. Hasil ini mendukung studi NHANES yang menjumpai riwayat dislipdemia sebanyak 59,6 pada penderita DM Kalyani
dkk,2010. Studi GCNKS mendapatkan riwayat dislipidemi lebih besar pada penderita DM dibanding populasi non DM yaitu 16 dibanding 8
Kissela,2005.
IV.2.2. Distribusi nilai Creatinine Clearance
menurut stage
GFR
Pada penelitian ini, sebanyak 16 orang 47,1 sampel menderita CKD. Hal ini mendukung hasil studi Nakayama dkk 2007 terhadap 79
orang penderita stroke iskemik dengan riwayat diabetes yang
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan 87,3 sampelnya menderita gangguan ginjal. Studi NHANES dari tahun 1999-2004 terhadap 6382 orang yang berusia diatas
55 tahun, dari 1021 sampel penderita CKD nilai GFR 60, sebanyak 12,82 diantaranya menderita stroke Ovbiagele,2008.
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan di 4 kota besar di Indonesia yang menyimpulkan bahwa diabetes
merupakan salah satu prediktor independen terhadap gangguan ginjal penurunan nilai GFR Prodjosudjadi dkk,2009.
Studi Rosamund dkk 2007 mendapatkan insidensi tertinggi CKD dijumpai pada populasi berusia 75 – 80 tahun sedangkan pada hasil
penelitian ini, CKD paling banyak dijumpai pada kelompok usia antara 51- 60 tahun.
Pada penelitian ini penderita CKD paling banyak dijumpai pada populasi yang menderita hipertensi selama
≤ 5 tahun dan antara 6-10 tahun. Hal ini mendukung studi De Leeuw dkk 2002 yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara tingginya level serum kreatinin dengan morbiditas peningkatan resiko kardiovaskuler pada pasien dengan riwayat
hipertensi. Hasil penelitian ini mendukung hasil studi Parikh 2006 yang
mendapatkan bahwa populasi tua diatas 65 tahun yang menderita CKD beresiko menderita gangguan kardiovaskuler seperti hipertensi 75
dibandingkan yang tidak menderita CKD 42,7.
Universitas Sumatera Utara
Studi dari American Heart Association menyimpulkan bahwa dijumpai peningkatan prevalensi menderita gangguan kardiovaskuler
sebesar 10-30 kali pada penderita CKD dibanding populasi yang normal Sarnak,2003. Studi Elsayed dkk 2007 juga mendapatkan bahwa CVD
secara independen berhubungan dengan menurunnya fungsi ginjal.
IV.2.3. Distribusi nilai HbA
1c
Pada penelitian ini nilai HbA
1c
10 paling banyak dijumpai pada kelompok subjek yang telah menderita DM selama 1-5 tahun dan
kelompok subjek 6-10 tahun yaitu masing-masing 6 orang 17,6. Sedangkan hasil studi NHANES tahun 1999-2006 menunjukkan rerata
nilai HbA
1c
sebesar 7,1± 0,06 pada populasi yang rata-rata menderita DM selama 13,8 tahun Kalyani dkk,2010.
IV.2.4. Distribusi skor BI