38
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki atau mempelajari KBBI, 2007:1198. Pustaka adalah kitab, buku, buku primbon
KBBI, 2003:912. Tinjauan pustaka adalah hal-hal atau pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian itu sebagai bahan referensi yang mendukung
penelitian. Selain itu, tinjauan pustaka juga menjelaskan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti agar semakin jelas
permasalahan penelitian yang akan dijawab. Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada, sumber relevan yang
menjadi bahan referensi dalam penelitian ini adalah : Handojo 2003 dalam bukunya Autisma: petunjuk Praktis
dan Pedoman Materi untuk Mengajar Anak Normal, Autis dan Perilaku Lain. Beliau menjelaskan tentang jenis kelainan perilaku pada anak dan cara
penanganannya melalui petunjuk serta metode praktis yang beliau kembangkan selama memberikan terapi kepada anak kandungnya yang menyandang autistik.
Beliau menerapkan metode ABA Applied Behavior Analysis atau yang lebih dikenal dengan teori Lovaas. Selain metode, beliau juga menyusun materi-materi
yang harus diajarkan kepada anak autistik sehingga mereka dipersiapkan untuk masuk ke sekolah reguler atau normal.
Peeters 2004 dalam bukunya Autisme: Hubungan Pengetahuan Teoritis dan Intervensi Pendidikan bagi Penyandang Autisme. Peeters berusaha
menjelaskan hubungan antara suatu pemahaman teoretis tentang autistik dan konsekuensi-konsekuensinya terhadap pendidikan. Dalam bukunya, ia juga
menjelaskan tentang autistik itu sebagai gangguan perkembangan pervasif,
39
sehingga anak penyandang autistik ini mengalami kesulitan dalam masalah makna, komunikasi, interaksi sosial, serta masalah imajinasi. Buku ini ia
maksudkan untuk lebih besrsifat informatif daripada akademik. Oleh sebab itu dicantumkan berbagai referensi yang bersifat bibliografik untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut. Gustianingsih 2009 dalam disertasinya yang berjudul “Produksi dan
Komprehensi Bunyi Ujaran Bahasa Indonesia Anak Autistik: Kajian Neuropsikolinguistik”. Dalam disertasinya Beliau menjelaskan bahwa anak
autistik sering melakukan penyimpangan ujaran pada awal dan akhir kata. Hal ini menjelaskan bahwa anak autistik mengalami gangguan inisiasi dan mengalami
kesulitan untuk menuntaskan ujarannya. Anak autistik ini sering mengulang-ulang ujarannya sehingga ia tidak tuntas mengucapkan ujaran yang seharusnya.
Dardjowidjojo 2000 dalam penelitian longitudinalnya selama lima tahun terhadap cucunya Echa mendeskripsikan bahwa pemerolehan bahasa itu pada
hakikatnya sama di seluruh dunia, yaitu mulai dari pemerolehan fonologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Hanya saja perkembangan pemerolehan
bahasa itu tidak sama bagi setiap anak di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan bahwa pemerolehan bahasa itu tidak dapat terjadi hanya karena bekal kodrati
innate properties semata, melainkan selaras dengan faktor lingkungan. Rismawaty Sitorus 2010 dalam skripsinya yang berjudul ‘Kalimat Lisan
Bahasa Indonesia Anak Autistik pada Yayasan Tali Kasih Medan”. Ia menyimpulkan bahwa dalam mengujarkan kalimat lisan,anak autistik sering kali
mengalami pengulangan pada bagian awal kata dan akhir kata, yaitu pada kalimat lisan satu dan dua kata. Sedangkan kalimat tiga dan empat kata tidak pernah
40
muncul dalam kalimat lisan anak autistik. Dalam berbahasa Indonesia, anak autistik perlu diberi stimulus berulang-ulang agar merek dapat mengujerkan
kalimat lisan, walaupun kalimat yang diujarkan tidak sempurna seperti ujaran orang dewasa. Selain itu, perkembangan kognitif anak autistik sangat lambat
sehingga sulit untuk mengujarkan bahasa secara mandiri. Aswira Rastika 1992 dalam skripsinya dengan judul “Kemampuan
Berbahasa Lisan Siswa-Siswa Tunarungu di SLB Bagian B YPPLB Padang”. Dalam penelitiannya dijelaskan mengenai bagaimana kemampuan siswa-siswa
tunarungu itu dalam mengucapankan bunyi vokal, konsonan, diftong, suku kata, serta pengucapan kalimat sederhana berdasarkan pola penjenjangan pendidikan
siswa tunarungu. Latifah Ummi Nadrah Nasution 2000 dalam penelitiannya yang berjudul
“Verbal Repertoar Murid-Murid Yayasan Pendidikan Anak Cacat YPAC”. Dalam peneliannya dijelaskan mengenai perbendaharaan kata, dan
perbendaharaan kalimat murid-murid di YPAC. Selain itu, dipaparkan juga masalah kemampuan berbahasa serta kemampuan menulis murid-murid tersebut.
Berdasarkan penelitian terdahulu, maka peneliti mencoba meneliti masalah Kosa Kata Benda Bahasa Indonesia dalam Bahasa Lisan Anak
Autistik pada Yayasan Ananda Karsa Mandiri. Penelitian ini berbeda dari penelitian yang telah dilakukan sebelumya oleh Rismawaty Sitorus, Aswira
Rastika dan Latifah Ummi Nadrah Nasution karena pada kesempatan ini peneliti mencoba mengkaji masalah kosa kata benda konkret bahasa Indonesia dan bentuk
kosa kata yang paling banyak muncul dalam bahasa lisan anak autistik.
41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi
Lokasi adalah letak atau tempat KBBI, 2007:680. Lokasi penelitian ini adalah Yayasan Ananda Karsa Mandiri YAKARI yang berada di Jalan
Abdullah LubisSei Putih No.30 Medan.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan April– Mei 2011, tepatnya pada tanggal 1 April- 31 Mei 2011.
3.2 Sumber Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah tuturan berupa kosa kata benda konkret bahasa Indonesia pada anak autistik usia 3-4 tahun. Sebagai sumber
data dalam penelitian ini adalah anak autistik di YAKARI, yang berjumlah lima orang anak. Kelima anak tersebut kemudian disebut sebagai subjek penelitian.
Penelitian ini sendiri termasuk dalam penelitian studi kasus. Studi kasus yang akan dilakukan dalam pemerolehan data ini adalah studi kasus yang bersifat
eksploratif Verdenberg, 1983 dalam Gustianingsih, 2009:67. Eksploratif maksudnya penelitian lapangan dengan maksud menambah pengetahuan lebih
banyak KBBI, 2007:67. Sebuah penelitian studi kasus merupakan deskripsi dan