Komprehensibilitas Landasan Teori .1 Psikolinguistik

36 pula. Jenis ikan secara spesifik telah ia kuasai pula seperti lele karena ikan jenis ini terdapat di kolam di halaman rumah Dardjowidjojo, 2000:254. Dengan demikian, kosa kata benda yang diperolehnya telah ia kuasai dengan baik dari segi pengucapan yang mirip dengan orang dewasa dan maknanya. Selain itu, masukan kosa kata ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti kosa kata ikan lele yang kebetulan dipelihara di kolam rumahnya. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa untuk kosa kata ikan ini akan berkembang apa bila seandainya ada jenis-jenis ikan lain yang dipelihara, seperti gurame, nila, mas koki, dan sebagainya.

1.2.6 Komprehensibilitas

Dalam pemerolehan kosa kata, masukan merupakan faktor yang sangat penting. Manusia tidak akan dapat menguasai bahasa bila tidak ada masukan kebahasaan padanya. Untuk itu, masukan memberikan rangsangan kepada seseorang untuk selajutnya dapat berbahasa. Komprehensibilitas merupakan elemen bahasa yang dikuasai terlebih dahulu oleh anak sebelum anak bisa memproduksi apa pun yang bermakna telah banyak dinyatakan oleh para ahli. Altman dalam Dardjowidjojo, 2000:75 menyatakan bahwa sejak tujuh bulan dalam kandungan, janin memiliki sistem pendengaran yang telah berfungsi. Setelah bayi lahir akan mendapatkan masukan dari orang-orang sekitar, dia mengembangkan komprehensinya terlebih dahulu. Bahkan komprehensi ini dikatakan lima kali lipat daripada produksinya Dardjowidjojo, 2000:75. 37 Para ahli seperti Hirsk-Pasek dan Golinkoff dalam Dardjowidjojo, 2000:76 menjelaskan alasan komprehensi dikuasai anak lebih awal, yaitu: 1. Dalam komprehensi, anak hanya perlu mengenali recognise masukan yang datang dan tidak perlu memanggil ulang recall apa pun yang telah masuk, 2. Komprehensi memerlukan hanya pengudaraan paket informasi yang masuk, 3. Pada komprehensi memerlukan pengaktifan pilihan-pilihan leksikal tetapi bentuk leksikal itu telah dipilih oleh pembicara. Kemampuan anak untuk memberikan respon terhadap bunyi ujaran yang didengarnya menunjukkan adanya komprehensi yang dipahami anak. Hal ini juga terjadi pada penelitian longitudinal Dardjowidjojo terhadap cucunya Echa dalam memberikan respon waktu diajak main “ciluup baa” dan mengerti kalau dipanggil namanya. Selaras dengan bertambahnya kemampuan ujaran, komprehensi anak pun berjalan cepat. Sejak umur 1;4 tahun Echa sudah dapat memahami boleh dikatakan semua yang diucapkan kepadanya. Dia sudah dapat membedakan bahwa sesuatu adalah berbeda dari sesuatu yang lain. Misalnya, jika di tunjuk gambar anjing, dan orang tuanya mengatakan ikan, dia akan berkata utan ‘bukan’. Hal ini menunjukkan bahwa selain komprehensinya berkembang dengan pesat, ia juga telah memahami bentuk itu berbeda dari yang dimaksudkan, atau dengan kata lain ada korelasi yang ajeg antara bentuk dan referen walaupun ia hanya sebatas memberikan penyangkalan Dardjowidjojo, 2000:89. 38

2.3 Tinjauan Pustaka