Kosa Kata Benda Buah-Buahan dalam Bahasa Lisan Anak Autistik Usia 3-4 Tahun

64 guru pun memberinya pujian dan memberikan imbalan taktil dengan mengelus pipi YS.

4.1.3 Kosa Kata Benda Buah-Buahan dalam Bahasa Lisan Anak Autistik Usia 3-4 Tahun

Untuk kosa kata buah-buahan anak autistik sudah menguasai beberapa kosa kata, diantaranya apε ‘apel’, jεuk ‘jeruk’, pi ’pir’, nana ‘nanas’, mana ‘mangga’, agu ‘anggur’. Kosa kata ini mereka peroleh dari masukan yang diberikan oleh guru berupa media peraga yang bentuknya mirip seperti buah aslinya, yaitu bentuk seperti mainan plastik. Dengan media peraga ini diharapkan anak autistik dapat dengan mudah mengidentifikasi jenis buah yang dimaksudkan karena dapat disentuh dan kasat mata. Sehingga anak autistik mengetahui secara langsung hubungan antara bentuk dan nama buah. Berikut contoh dalam percakapan singkat: 20 Bu Guru: Jp, ambil apel berikan pada Ibu Jp : mengambil apel yang ada di atas meja tetapi tidak diberikan pada Bu Guru melainkan dipegangnya saja Bu Guru: ayo berikan Jp : memberikannya pada Bu Guru Bu Guru: ia, bagus Buah apa ini Jp? Jp : apεpε Bu Guru: bukan, tapi a-pel Katakan a-pel 65 Jp : apε ‘apel’ Bu Guru: ia pintar mengelus rambut Jp Terlihat dari percakapan 20 bahwa anak autistik telah menguasai kosa kata benda buah-buahan, yaitu apε ‘apel’. Ketika guru menyuruh Jp mengambil benda peraga yang mirip dengan buah ‘apel’ dan memberikan kepada guru ia hanya mengambilnya tanpa menyerahkan kepada guru. Kemudian, ketika guru menyuruhnya kembali, ia melakukannya dengan benar dan mendapat pujian dari guru. Selanjutnya, guru menanyakan apa nama buah yang dimaksud, Jp menjawabnya kurang tepat karena kata yang diucapkannya berlebihan. Namun, guru mencoba untuk membenarkan ucapannya dengan mengajarinya perlahan. Akhirnya Jp pun dapat mengucapkan kata itu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. 21 Bu Guru: AM, perhatikan ibu pandangan ke depan ayo samakan bentuk menyuruh AM menyamakan bentuk buah yang ada di tangannya dengan yang di atas meja AM : melakukan perintah Bu Guru dengan meletakkan jeruk yang ada di tangan Bu Guru berdampingan dengan jeruk yang ada di atas meja dan begitu juga dengan buah pir yang 66 ditangan Bu Guru ia letakkan di sebelah buah pir yang di atas meja Bu Guru: pintar nah, buah apa ini AM? menunjuk buah jeruk AM : jεuk ‘jeruk’ Bu Guru: bagus Kalau ini buah apa? menunjuk buah pir AM : pi ‘pir’ Bu Guru: iya, bagus AM anak pintar Percakapan 21 memperlihatkan bahwa guru mencoba untuk melatih kemampuan berpikir AM dengan menyuruhnya menyamakan bentuk antara jeruk dan pir yang ada di tangannya dengan yang ada di atas meja. Hal ini bertujuan untuk melatih sejauh mana kemampuan anak mengenali benda dari segi bentuk dan warna yang sama maka ia merupakan satu jenis yang sama jeruk dan pir. Ketika guru menyuruh AM menyamakan bentuk buah yang ada di tangannya dengan di atas meja, AM dapat melakukannya dengan baik. Begitu juga ketika ditanyakan jenis buah yang pertama jeruk AM dapat menjawabnya dengan benar, yaitu jεuk ‘jeruk’. Ketika di tanya jenis buah yang kedua pun pir ia dapat menjawabnya dengan benar dengan mengucapkan kata pi ‘pir’. Dengan demikian, dari contoh di atas dapat diketahui bahwa anak autistik telah menguasai kosa kata jεuk ‘jeruk’ dan pi ‘pir’. 67 22 Bu Guru: mengambil buah nanas dan meletakkannya di atas meja RF : berdiri dan berusaha menjauh dari buah nanas yang ada di atas meja Bu Guru: oh, takut ya Bang menyingkirkan buah nanas yanga ada di atas meja RF : na ‘nanas’ Bu Guru: bukan na, tapi na-nas katakan na-nas RF : nana ‘nanas’ Bu Guru: iya, bagus mengelus kepala RF Dalam percakapan 22 antara guru dengan anak autistik dapat dilihat bahwa secara tidak sengaja ketika guru meletakkan buah nanas di atas meja, RF berdiri menjauh karena takut dengan buah itu. Kemudian, saat guru menjauhkan buah itu darinya ia mengucapkan kata na ‘ nanas’ namun ucapannya belum tepat. Guru berusaha membetulkan ucapannya dengan mengajari RF mengucapkan kata ‘na-nas’. Selanjutnya RF mengucapkan nana ‘nanas’ dan guru memberinya pujian serta imbalan taktil berupa mengelus kepala RF karena sudah melakukannya dengan benar. 23 AM : ahhh,,, Bu Guru: ayo, tulis Ibu kasi nanas nanti kalau tidak menurut 68 AM : tida ‘tidak’ mana ‘mangga’, tu ’itu’ ‘mangga yang itu’ Bu Guru: mangga yang ini mengambil mangga dan menunjukkannya pada AM ia, tulis dulu nanti ibu kasih mangganya Contoh 23 memperlihatkan bahwa kata mana ‘mangga telah dikuasai oleh anak autistik. Pada percakapan singkat di atas terlihat ketika AM marah ketika hendak disuruh menulis oleh guru. Ketika itu, guru menakutinya akan memberikan nanas jika ia tidak menurut mengingat ia takut kepada nanas karena menurutnya bentuknya menyeramkan. Namun, AM merespon dengan mengatakan tida ‘tidak’. Selanjutnya, ia mengatakan mana ‘mangga’, tu ‘itu’, yang berarti ‘mangga yang itu’. Dari responnya diperoleh kata mana ‘mangga’ yang merupakan kosa kata benda buah-buahan. 24 Bu Guru: ayo, berikan anggurnya pada Ibu Fa, ayo berikan sudah cukup mainnya Fa : memberikan anggur ke tangan Bu Guru Bu Guru: buah apa ini, Fa? Fa : agu ‘anggur’ Bu Guru: ia, bagus anak pintar 69 anak autistik cenderung merasa bosan ketika sedang belajar. Untuk menyiasati hal ini biasanya guru memberikan mainan kepada mereka untuk mengisi rasa bosan tersebut. Namun, pemberian mainan ini terbatas dan hanya sebentar saja. Dari contoh 24 menunjukkan bahwa ketika guru meminta kembali mainan kepada Fa, ia memberikannya dan meletakkan di tangan guru. Ketika guru menanyakan buah apa itu, ia mengerti dan menjawabnya dengan agu ‘anggur’. Dengan demikian, kata agu ‘anggur’ telah dikuasai oleh anak autistik dan termasuk dalam kosa kata benda buah-buahan.

4.1.4 Kosa Kata Benda Hewan dalam Bahasa Lisan Anak Autistik Usia 3-4 Tahun