55
yang menyatakan bahwa aspek persyaratan yang sangat penting adalah hadiah yang selektif selective reward. Ini berarti bahwa bila kita ingin mencoba
memancing suatu responsi tertentu, maka kita tidak akan pernah memberi hadiah bagi yang berlawanan dengan responsi yang diharapkan itu.
4.1.1 Kosa Kata Benda Orang Kekerabatan dalam Bahasa Lisan Anak Autistik Usia 3-4 Tahun
Dalam pemerolehan kosa kata, kosa kata orang kekerabatan sudah dikuasai anak autistik usia 3-4 tahun. Kosa kata orang tersebut adalah, ama
‘mama’, papak ‘bapak’, ebam ‘abang’, tata ‘kakak’, aden ‘adik’. Contoh dalam percakapan:
7 Bu Guru:
ayo kita masuk kelas dada Mama dulu
“daa Mama” YS
: melambaikan tangan
Bu Guru : ayo katakan sayang
“daa Mama” YS
: ama “mama”
sambil melambaikan tangan Bu Guru:
pintar
8 Bu Guru:
AM sudah datang yah? kok sendiri, datang sama siapa?
AM :
papak ‘bapak’
56
Bu Guru: oh, Ibu kira sendirian
Dari percakapan 7 dan 8 diketahui bahwa anak autistik telah menguasai kosa kata orang kekerabatan terdekatnya, yaitu ama ‘mama’ dan papak ’bapak’.
Kosa kata ama ‘mama’ dan papak ’bapak’ muncul pada situasi yang sama, yaitu ketika anak baru tiba di sekolah. Mereka biasanya datang ke sekolah diantar oleh
orang tua mereka, begitu juga ketika pulang sekolah orang tua menjemput mereka kembali.
9 Abang :
pakai sepatunya, kita mau pulang Bu Guru:
ini sebelah kanan salam Ibu
hati-hati, pegangan sama Abang Jp
: ebam ‘abang’
Bu Guru: ia, pegang erat ya biar nggak jatuh
10 RF
: berlari keluar
Bu Guru: oh, sudah datang Kakak
tunggu, ini tasnya Siapa ini RF?
RF :
sibuk bermain di atas kereta
Bu Guru: siapa ini RF?
RF :
tata ‘kakak’ Bu Guru:
bagus
57
11 Bu Guru:
tunggu, jangan lari pelan-pelan nanti kena Adik
Fa :
aden ‘adik’ menunjuk adik
Bu Guru: ia, nanti kena adik
Dari percakapan 9, 10, dan 11 antara anak autistik dengan Guru di atas, dapat diketahui bahwa anak autistik telah menguasai kosa kata orang
kekerabatan yang mereka temui dalam satu keluarga. Kosa kata ini antara lain, ebam ‘abang’, tata ‘kakak’, aden ‘adik’. Kosa kata ini juga muncul dalam sebuah
situasi yang sama, yaitu ketika mereka dijemput dari sekolah Kakak dan Abang mereka, sedangkan Adik biasanya turut serta bersama orang tua mereka.
4.1.2 Kosa Kata Benda Bagian Tubuh Manusia dalam Bahasa Lisan Anak Autistik Usia 3-4 Tahun
Kosa kata bagian tubuh juga dikuasai anak autistik usia 3-4 tahun. Pada kosa kata bagian tubuh anak autistik menyebutkan pipi ‘pipi’, jiji ‘gigi’, matta
‘mata’, hitu ‘hidung’, mbut ‘rambut’, ngenganga ‘telinga’, tutu ‘kuku’, pεut
‘perut’, tana ‘tangan’.
Contoh percakapan dapat kita lihat seperti berikut ini: 12
Bu Guru: jangan dicoretin buku Ibu Bang
Ini, buku yang ini aja Fa
: menolak buku pemberian guru
58
Bu Guru: ayo baca doa dulu sebelum belajar
Fa :
asik mencoret buku Bu Guru Bu Guru:
cubit pipinya, nggak mau mendengarkan Ibu Fa
: aahhhh, pi
kesakitan memegang pipinya Bu Guru:
apa ini, pi-pi katakan pi-pi
Fa :
pipi ‘pipi’ Bu Guru:
pintar
Dalam percakapan 12, dapat kita lihat bahwa anak autistik telah menguasai kosa kata pipi ‘pipi’. Pada saat guru hendak memulai pelajaran, Fa
melihat buku beserta alat tulis guru yang berada di atas meja. Ia pun tertarik dan mencorat-coret buku tersebut. Namun, guru melarangnya dan berusaha
menggantikan dengan buku yang lain, tapi Fa pun menolak. Hingga akhirnya guru pun merasa gemas dan mencubit pipinya. Fa yang merasa kesakitan karena
pipinya dicubit, dengan spontan marah dan mengucapkan kata pi yang artinya ‘pipi’. Namun guru berusaha mengajarinya agar ucapannya benar dengan
mengatakan pi-pi secara perlahan hingga akhirnya Fa pun mengucapkannya dengan benar. Sebagai hadiah Guru memberinya imbalan berupa pujian.
13 Jp
: jijiji ‘gigi’
menujuk giginya kepada Bu Guru karena ada sisa permen yang mengganjal
59
Bu Guru: gi-gi, bukan jijiji
katakan gi-gi Jp
: jiji ‘gigi’
Bu Guru: anak pintar
sambil mencium pipi Jp sini Ibu bersihkan
Percakapan singkat 13 memperlihatkan bahwa kosa kata ‘gigi’ juga telah dikuasai oleh anak autistik. Walaupun kata yang diucapkan Jp berlebihan
sehingga seperti diulang, namun ia sudah paham mana yang dinamakan ‘gigi’ dengan mengucapkan jijiji ‘gigi’ yang berarti meminta pertolongan kepada guru
agar mau membersihkan sisa permen yang menempel di giginya. Karena ucapannya yang berlebihan, maka guru mengajarinya dengan mengucapkan gi-gi.
Jp pun meresponnya dengan ucapan jiji ‘gigi’. Pujian dan imbalan taktil berupa ciuman juga diberikan oleh Jp sebagai hadiah karena sudah mengucapkan kata
dengan benar walaupun belum fasih seperti ucapan orang dewasa. 14
Bu Guru: kita nyanyi yah AM
ikutin Ibu yah dua mata saya
apa ini AM? sambil menunjuk mata
60
AM :
matta ‘mata’ Bu Guru:
bagus hidung saya satu
Ini apa AM? menunjuk hidung
AM :
hitu ‘hidung’ Bu Guru:
pintar sekali Percakapan 14 menunjukkan jika anak autistik juga menunjukkan kosa
kata matta ‘mata’ dan hitu ‘hidung’. Kosa kata ini muncul saat guru berusaha mengajak AM menyanyikan lagu dua mata saya. Saat menyanyikan lagu itu, guru
berusaha mengajak AM agar mengenal nama anggota tubuh melalui lagu beserta gerakan. Selain itu guru juga berinteraksi melalui lagu dengan menanyakan
kembali nama anggota tubuh kepada AM. Karena sudah terbiasa menyanyikan lagu tersebut, AM dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan
benar. Dengan menyanyikan lagu yang bersifat edukatif seperti dua mata saya ternyata efektif dalam menambah kosa kata anak autistik. Karena mereka sangat
senang bernyanyi, jadi sedikit banyaknya mereka hafal dengan lagu yang biasa dinyanyikan.
15 Bu Guru:
ayo kita belajar yah YS, tunjuk rambut
YS :
menunjuk rambutnya
61
Bu Guru: bagus
Apa ini YS? menunjuk rambut
YS : mbut ‘rambut’
Bu Guru: pintar YS
16 Bu Guru: tunjuk telinga, RF
RF :
diam dan hanya melihat Bu Guru Bu Guru:
ayo RF, mana telinga? tunjuk telinga?
RF :
menunjuk telinganya Bu Guru:
pintar apa ini?
menunjuk telinga RF
: ngenganga ‘telinga’.
Kosa kata mbut ‘rambut’ juga sudah muncul dalam bahasa lisan anak autistik seperti yang terlihat pada percakapan 15. Saat guru menyuruh YS
menunjuk rambut, ia dapat melakukannya dengan benar dengan menunjuk rambutnya. Kemudian, saat guru menanyakan YS apa yang ditunjukknya
rambut, YS menyebutkan mbut ‘rambut’. Pada percakapan 16 juga
62
menunjukkan hal yang sama. Ketika guru menyuruh RF menunjuk telinga awalnya ia hanya diam. Namun, setelah guru mengulang kembali pertanyaan yang
sama, RF pun bisa menjawab dengan menunjuk telinganya. Kemudian, ketika guru menanyakan kepadanya apa ini telinga, RF juga dapat menjawabnya.
Dengan demikian, kosa kata bagian tubuh mbut ‘rambut’ dan ngenganga ‘telinga’ telah dikuasai anak autistik.
17 Bu Guru: kuku Abang panjang-panjang ini
tidak boleh kuku panjang yah AM
: tutu ‘kuku’ Aion
Bu Guru: iya, kuku AM panjang, nanti minta potong kuku sama
Mama ya Percakapan antara anak autistik dengan guru pada contoh 17
menunjukkan bahwa AM telah menguasai kosa kata tutu ‘kuku’. Hal ini terlihat dari percakapan singkat saat guru melihat kuku AM yang panjang dan berkata
“kuku Abang panjang-panjang ini, nggak boleh kuku panjang yah”. AM pun merespon dengan mengatakan tutu ‘kuku’ Aion, yang berarti kuku Arion.
18 Bu Guru:
Jp, tunjuk perut Jp
: menunjuuk perutnya
Bu Guru: bagus
apa ini Jp? menunjuk perut
63
Jp :
pεpε
Bu Guru: bukan
katakan pe-rut Jp
: pεut ‘perut’
Bu Guru: pintar Jp
Dari percakapan 18 menunjukkan bahwa anak autistik telah menguasai kata
pεut ‘perut’. Ketika guru menyueuh Jp menunjuk perut, ia dapat melakukannya dengan menunjuk perutnya. Selanjutnya, ketika guru menanyakan
dan menyuruhnya menyebutkan perut, Jp mengucapkannya pεpε sehingga guru
membantunya dengan mengucapkan kata pe-rut perlahan. Akhirnya Jp pun dapat mengucapkan kata perut dengan
pεut ‘perut’.
19 Bu Guru:
bersihkan dulu tangannya kotor habis makan permen tadi
YS :
i..i.. Bu Guru:
iya, sudah bersih sekarang tangannya YS
: tana ‘tangan’
Bu Guru: iya, bagus
mengelus pipi YS Contoh 19 memperlihatkan bahwa ketika guru membersihkan tangan YS
yang kotor karena permen, YS dapat mengucapkan kata tana ‘tangan’. Kemudian
64
guru pun memberinya pujian dan memberikan imbalan taktil dengan mengelus pipi YS.
4.1.3 Kosa Kata Benda Buah-Buahan dalam Bahasa Lisan Anak Autistik Usia 3-4 Tahun