target kerja tidak tercapai. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Risnaningsih 1996, mengatakan indeks massa tubuh normal dapat memengaruhi meningkatkan
produktivitas kerja.
5.3. Pengaruh Kadar Hemoglobin terhadap Produktivitas Kerja pada Tenaga
Kerja Bongkar Muat di Sektor II Ujung Baru PT. Pelindo I Belawan
Hasil penelitian terhadap 108 orang responden terdapat responden dengan kadar hemoglobin normal dengan produktivitas baik sebanyak 57 orang dan produktivitas
tidak baik sebanyak 15 orang, sedangkan kadar hemoglobin tidak normal dengan dengan produktivitas kerja baik sebanyak 19 orang dan produktivitas tidak baik
sebanyak 17 orang. Berdasarkan perhitungan didapat p-value
= 0,009 α 0,05 atau Ho ditolak artinya ada hubungan yang bermakna antara kadar hemoglobin dengan produktivitas
kerja pada tenaga kerja bongkar muat di Sektor II Ujung Baru PT. Pelindo I Belawan. Supariasa dalam Riris 2009, mengatakan bahwa hemoglobin adalah parameter
yang digunakan secara luas untuk menetapkan angka kejadian anemia. Pemeriksaaan Hb dalam penilaian status gizi memberikan hasil yang lebih tepat dan objektif.
Anonymous 2006, mengatakan pekerja dengan kadar Hb rendah dibawah Hb normal maka hasil kerjanya lebih rendah dibanding pekerja dengan Hb normal
karena rendahnya Hb dalam darah memengaruhi jumlah oksigen yang dapat dibawa ke otot yang sangat memerlukan oksigen untuk merubah energi waktu bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Sampoerna 2004, rendahnya kadar Hb dalam tubuh sering disebut dengan anemia. Tanda dan gejala seseorang mengalami anemia adalah lesu, lemah, letih,
lelah dan lalai 5 L, sering mengeluh pusing, mata berkunang–kunang sedangkan gejala lebih lanjut adalah pucat pada kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak
tangan. Pada orang dewasa akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit dan produktivitas kerja menurun.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kadar hemoglobin normal dapat memengaruhi tingkat produktivitas kerja terlihat bahwa mayoritas responden dengan
kadar hemoglobin normal memiliki produktivitas baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriani 1999, mengatakan bahwa hemoglobin
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada tenaga kerja wanita yang bekerja di bagian potong perapihan di pabrik sepatu Tangerang.
Departemen Kesehatan 1996 dalam Merulalia 2010 mengatakan tenaga kerja yang diduga kekurangan zat besi tetapi belum menunjukkan gejala anemia
mempunyai produktivitas kerja 10 lebih rendah daripada tenaga kerja normal dan tenaga kerja yang menderita anemia mempunyai produktivitas kerja 20 lebih
rendah daripada tenaga kerja normal.
5.4. Pengaruh Iklim Kerja terhadap Produktivitas Kerja pada Tenaga Kerja