Produktivitas adalah sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi
output dengan sumber daya yang digunakan input dikemukakan oleh Soeprihanto yang dikutip oleh Triton 2010. Berdasarkan pengertian di atas keluaran output dan
masukan input harus sudah nampak dalam bentuk nilai. Pada umumnya keluaran berupa fisik yaitu produk akhir yang dihasilkan dapat berupa satuan jumlah. Total
tenaga kerja yang dipekerjakan bisa berbentuk satuan waktu man-hours yakni berupa jam kerja yang dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan.
Rasio antara masukan dan keluaran yang merupakan produktivitas kerja, ini merupakan efisiensi kerja. Dimana masukan dan keluaran di sini masih bersifat
abstrak. Produktivitas tenaga kerja dapat diukur menurut sistem masukan fisik perorangan per-orang atau per-jam kerja menurut Sinungan 2000.
2.1.1. Faktor yang Memengaruhi Produktivitas Kerja
Suatu perusahaan didirikan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan salah satu modal dasar untuk mendapatkan keuntungan adalah dengan meningkatkan
tingkat produktivitas kerja semua tenaga kerja yang dipekerjakan. Apabila tingkat produktivitas kerja meningkat, maka biaya yang dikeluarkan untuk mengganti waktu
tenaga, material, bahan baku bahkan untuk peralatan akan semakin efisien. Dengan ada efisiensi di atas maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Soedirman
1986 dan Tarwaka 1991 dalam Tarwaka dkk 2004, mengungkapkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
banyak faktor yang memengaruhi tingkat tinggi-rendahnya produktivitas kerja seperti motivasi, kedisiplinan, etos kerja, ketrampilan dan pendidikan.
Manuaba yang dikutip oleh Tarwaka dkk 2004, juga mengemukakan bahwa tingkat peroduktivitas kerja dipengaruhi juga oleh faktor alat, cara kerja serta
lingkungan kerja. Untuk mendapatkan produktivitas kerja yang tinggi, maka faktor tersebut harus betul-betul serasi terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan
manusia pekerja. Suma’mur 2009, mengemukakan tingkat produktivitas kerja dipengaruhi oleh:
a. Riwayat kesehatan umum, terdapatnya penyakit infeksi dan infestasi parasit, penyakit endemis. Gangguan kesehatan atau penyakit yang menimpa tenaga kerja
biasanya diperburuk oleh faktor pekerjaan, lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
b. Penyakit akibat kerja, efek kronis pekerjaan dan lingkungan kerja menyebabkan kondisi kesehatan terganggu. Apabila pengurus perusahaan dan tenaga kerja tidak
memahami dan menindak lanjuti maka kondisi kesehatan semakin buruk dan tidak mampu bekerja seperti biasa.
c. Keadaan gizi pekerja, mencakup asupan dan pola makan sehari-hari. Misal seorang tenaga kerja bekerja sebagai pekerja berat membutuhkan asupan makanan
yang sesuai namun karena kurang asupan makanan maka berat badan menurun, merasa lemah tidak bertenaga, bekerja tidak maksimal. Keadaan ini disebut status
gizi buruk merupakan efek dari rendahnya status ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
d. Lingkungan kerja, sering tidak membantu untuk upaya mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. Suhu, kelembaban, ventilasi udara memberi kemudahan dan
kenyamanan kerja. Pencahayaan atau penerangan untuk memudahkan melakukan pekerjaan. Intensitas kebisingan tidak melebihi 85 dB tidak mengganggu
komunikasi dan alat pendengaran. Uap, gas, debu dan kondisi lingkungan sekitar tidak menjadi beban tambahan bagi tenaga kerja. Lingkungan kerja hendaknya
sesuai dengan NAB karena dapat mengurangi mutu hasil kerja, sangat negatif bagi kesehatan dan mengurangi tingkat produktivitas kerja. Lingkungan kerja dibagi
beberapa faktor yaitu kimia, fisik, biologis dan psikologi. e. Fasilitas dan kesejahteraan yang memadai akan mendorong pekerja untuk semakin
produktif karena akan memperoleh hasil yang lebih. Pada umumnya proses dari efek faktor yang memengaruhi tingkat produktivitas
kerja secara langsung bagi tenaga kerja disertai terhadap perusahaan. Tenaga kerja mengalami gangguan kesehatan seperti lemah tidak bertenaga, berat badan menurun,
sakit menyebabkan motivasi kerja berkurang, cepat lelah dan mangkir kerja sehingga target tidak tercapaitidak produktif.
Simanjuntak 1993, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi produktivitas kerja tenaga kerja yakni pelatihan untuk melengkapi tenaga kerja
dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja, mental dan kemampuan fisik mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
produktivitas kerja, hubungan antara atasan dan bawahan akan memengaruhi kegiatan
Universitas Sumatera Utara
yang akan dilakukan sehari-hari karena sikap dan perilaku yang saling menjalin mampu memengaruhi produktivitas kerja.
2.1.2. Pengukuran Produktivitas