5.4.4. Hubungan Jumlah Niasin Yang Dikonsumsi Dengan Tingkat nyeri
Dismenore Siswi Kelas X MAN 2 Model.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa siswi kelas X MAN 2 model mengalami dismenore terbanyak mempunyai tingkat konsumsi Niasin dalam kategori
cukup dengan tingkat nyeri dismenore ringan, yaitu sebanyak 48,7. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara jumlah Niasin dikonsumsi dengan tingkat nyeri dismenore
siswi kelas X MAN 2 model dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa Ho ditolak dimana p0,002 α 0,05, dimana ada hubungan yang signifikan
antara jumlah Niasin yang dikonsumsi dengan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 model. Artinya, jumlah Niasin yang dikonsumsi turut menentukan
tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas x man 2 model medan. Hal ini dapat dilihat dari pola makan siswi kelas X MAN 2 model yang setiap harinya mengkonsumsi lauk
pauk yang bergantian setiap harinya. Dimana sumber utama niasin yaitu daging, ayam, hati, ikan dan kacang tanah yang sering dikonsumsi siswi kelas x man 2 model
begitu juga dengan makanan jajanan yang dikonsumsi siswi kelas X MAN 2 Model juga mengandung niasin seperti kacang-kacangan dan sebagainya. Menurut Hill
2002, kalsium merupakan salah satu zat gizi yang dapat mengurangi kram saat menstruasi.
5.5. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tingkat nyeri Dismenore Siswi Kelas X
MAN 2 Model.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa siswi kelas X MAN 2 model mengalami dismenore terbanyak mempunyai tingkat aktivitas fisik dalam kategori
ringan sedang, yaitu sebanyak 50,0 . Berdasarkan hasil tabulasi silang antara
jumlah Niasin dikonsumsi dengan tingkat nyeri dismenore siswi kelas X MAN 2 Model dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa Ho diterima dimana
p0,34 α 0,05, dimana tidak ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 model. Artinya, aktivitas
fisik tidak turut menentukan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model medan. Sejalan dengan penelitian
Andersch 1982, yang menyatakan bahwa aktivitas fisik tidak berhubungan dengan nyeri haid yang meningkat, dimana faktor-
faktor resiko yang berhubungan dengan dismenore yaitu menstruasi pertama pada usia amat dini earlier age at menarche, periode menstruasi yang lama long
menstrual periods, aliran menstruasi yang hebat heavy menstrual flow dan merokok smoking.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Konsumsi Magnesium siswi kelas X MAN 2 Model Medan terbanyak adalah pada kategori cukup yaitu sebanyak 53,3 .
2. Terdapat 41,7 siswi kelas X MAN 2 Model Medan kurang mengonsumsi kalsium.
3. Hanya 35,0 siswi kelas X MAN 2 Model Medan mengonsumsi vitamin E dengan kategori cukup.
4. Konsumsi Niasin siswi kelas X MAN 2 Model Medan terbanyak adalah pada kategori cukup yaitu sebanyak 65,0 .
5. Aktivitas fisik siswi kelas X MAN 2 Model Medan terbanyak adalah aktivitas fisik kategori ringan sedang.
6. Tingkat nyeri dismenore siswi kelas X MAN 2 Model Medan terbanyak adalah tingkat nyeri dismenore dengan kategori ringan.
7. Ada hubungan yang signifikan antara konsumsi Magnesium dengan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model Medan. Artinya bahwa tingkat
konsumsi Magnesium turut menentukan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model Medan.
8. Ada hubungan yang signifikan antara konsumsi Kalsium dengan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model Medan. Artinya bahwa tingkat
konsumsi Kalsium turut menentukan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model Medan.