Aktivitas Fisik Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore

4.3.4. Jumlah Niasin Yang Dikonsumsi Siswi Kelas X.

Pola makan siswi kelas X MAN 2 Model berdasarkan jumlah Niasin yang dikonsumsi dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.7. Distribusi Siswi Kelas X MAN 2 Model Berdasarkan Jumlah Niasin Yang Dikonsumsi. No. Tingkat Konsumsi Niasin n 1. Kurang 21 35,0 2. Cukup 39 65,0 Jumlah 60 100,0 Dari tabel 4.7. dapat diketahui bahwa konsumsi Niasin responden yang tergolong kurang sebanyak 21 orang 35,0 sedangkan konsumsi Niasin responden yang tergolong cukup sebanyak 39 orang 65,0, dimana rata-rata konsumsi niasin responden yaitu 19,4 mgd.

4.4. Aktivitas Fisik

Distribusi aktivitas fisik siswi kelas X MAN 2 Model dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. 4.8. Distribusi Aktivitas Fisik Siswi Kelas X MAN 2 Model Dapat Dilihat Dari Tabel Berikut ini. No. Aktivitas Fisik n 1. Ringan sedang 50 83,3 2. Sedang 10 16,7 Jumlah 60 100,0 Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden siswi MAN 2 Model kurang menggunakan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari, baik pada saat kegiatan disekolah maupun pada saat dirumah.

4.5. Tingkat Nyeri Dismenore

Distribusi tingkat nyeri dismenore siswi kelas X MAN 2 Model dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.9. Distribusi Siswi Kelas X MAN 2 Model Berdasarkan Tingkat Nyeri Dismenore No. Tingkat Nyeri Dismenore n 1. Ringan 28 46,7 2. Sedang 18 30,0 3. Berat 14 23,3 Jumlah 60 100,0 Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden siswi MAN 2 Model mengalami dismenore dengan tingkat nyeri Ringan yaitu sebanyak 28 orang 46,7. 4.6. Hubungan Pola Makan dengan Dismenore Hubungan pola makan dengan dismenore dapat dilihat dari hasil tabulasi silang antara jumlah Magnesium, jumlah Kalsium, jumlah Vitamin E dan jumlah Niasin yang dikonsumsi dengan tingkat Nyeri Dismenore.

4.6.1. Hubungan Jumlah Magnesium Yang Dikonsumsi Dengan Tingkat Nyeri Dismenore

Hubungan jumlah Magnesium yang dikonsumsi dengan dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.10. Distribusi Hubungan Jumlah Magnesium Yang Dikonsumsi Dengan Tingkat Nyeri Dismenore Pada Siswi Kelas X MAN 2 Model No. Jumlah Magnesium yang Dikonsumsi Tingkat nyeri dismenore Jumlah p Ringan Sedang Berat N n n n 1. Kurang 10 35,7 7 25,0 11 39,3 28 100,0 0,023 2. Cukup 18 56,2 11 34,4 3 9,4 32 100,0 Dari tabel 4.10 terlihat bahwa responden dengan konsumsi Magnesium dengan kateori kurang sebanyak 28 orang, mereka lebih banyak mempunyai tingkat nyeri dismenore kategori berat yaitu 11 orang 39,3, sedangkan responden dengan konsumsi Magnesium dengan kategori cukup yaitu sebanyak 32 orang, mereka lebih banyak mempunyai tingkat nyeri dismenore dengan kategori ringan yaitu 18 orang 56,2. Dari hasil statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh p0,023 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara jumlah Magnesium yang dikonsumsi dengan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model.

4.6.2. Hubungan Jumlah Kalsium Yang Dikonsumsi Dengan Tingkat Nyeri Dismenore

Hubungan jumlah kalsium yang dikonsumsi dengan dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.11. Distribusi Hubungan Jumlah Kalsium Yang Dikonsumsi Dengan Tingkat Nyeri Dismenore Pada Siswi Kelas X MAN 2 Model No. Jumlah Kalsium yang dikonsumsi Tingkat nyeri dismenore Jumlah P Ringan Sedang Berat n n n n 1. Kurang 8 32,0 7 28,0 10 40,0 25 100,0 0,028 2. Cukup 20 57,2 11 31,4 4 11,4 35 100,0 Dari tabel 4.11 terlihat bahwa responden dengan konsumsi Kalsium dengan kategri kurang sebanyak 35 orang, mereka lebih banyak mempunyai tingkat nyeri dismenore kategori berat yaitu 10 orang 40,0, sedangkan responden dengan konsumsi Kalsium dengan kategori cukup yaitu sebanyak 35 orang, mereka lebih banyak mempunyai tingkat nyeri dismenore dengan kategori ringan yaitu 20 orang 57,2. Dari hasil statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh p0,028 α0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara jumlah kalsium yang dikonsumsi dengan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model.

4.6.3. Hubungan Jumlah Vitamin E Yang Dikonsumsi Dengan Tingkat Nyeri Dismenore

Hubungan jumlah Vitamin E yang dikonsumsi dengan dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.12. Distribusi Hubungan Jumlah Vitamin E Yang Dikonsumsi Dengan Tingkat Nyeri Dismenore Pada Siswi Kelas X MAN 2 Model No. Jumlah Vitamin E yang dikonsumsi Tingkat nyeri dismenore Jumlah P Ringan Sedang Berat n n n n 1. Kurang 18 46,2 10 25,6 11 28,2 39 100,0 0,39 2. Ccukup 10 47,6 8 38,1 3 14,3 21 100,0 Dari tabel 4.12. terlihat bahwa responden mempunyai tingkat konsumsi Vitamin E kategori kurang yaitu sebanyak 39 orang, baik itu responden dengan tingkat nyeri dismenore ringan, sedang maupun berat. Dari hasil statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p0,397 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah Vitamin E yang dikonsumsi dengan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model.

4.6.4. Hubungan Jumlah Niasin mgd Yang Dikonsumsi Dengan Tingkat Nyeri Dismenore

Hubungan jumlah Niasin yang dikonsumsi dengan dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.13. Distribusi Hubungan Jumlah Niasin Yang Dikonsumsi Dengan Tingkat Nyeri Dismenore Pada Siswi kelas X MAN 2 Model No. Jumlah niasin yang dikonsumsi Tingkat nyeri dismenore Jumlah P Ringan Sedang Berat n n n n 1. Kurang 9 42,9 2 9,5 10 47,6 21 100,0 0,002 2. Cukup 19 48,7 16 41,0 4 10,3 39 100,0 Dari tabel 4.13 terlihat bahwa responden dengan konsumsi Niasin dengan kategori kurang sebanyak 21 orang, dimana mereka lebih banyak mempunyai tingkat nyeri dismenore kategori berat yaitu 10 orang 47,6, sedangkan responden dengan konsumsi Niasin dengan kategori cukup yaitu sebanyak 39 orang, mereka lebih banyak mempunyai tingkat nyeri dismenore dengan kategori ringan yaitu 19 orang 48,7. Dari hasil statistik dengan menggunakan uji chi-square di peroleh p0,002 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara jumlah Niasin yang dikonsumsi dengan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model.

4.7. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Dismenore

Hubungan aktivitas fisik dengan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X Man 2 Model dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.14. Distribusi Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tingkat Nyeri Dismenore Pada Siswi Kelas X MAN 2 Model No. Aktivit as fisik Tingkat nyeri dismenore Jumlah P Ringan Sedang Berat n n n n 1 Ringan sedang 25 50,0 15 30,0 10 20,0 50 100,0 0,34 2 Sedang 3 30,0 3 30,0 4 40,0 10 100,0 Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dari siswi kelas x MAN 2 Model mempunyai aktivitas ringan sedang yaitu sebanyak 50 orang, baik pada responden dengan tingkat nyeri dismenore ringan, sedang maupun berat. Dari hasil statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p0,34 0,05 yang bererti tidak ada hubungan yang signifikan antari aktivias fisik dengan tingkat nyeri dismenore pada siswi kelas X MAN 2 Model Medan.

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pola makan siswi kelas X MAN 2 Model 5.1.1. Pola Makan Berdasarkan Jumlah Magnesium Yang Dikonsumsi Siswi Kelas X MAN 2 Model Medan Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan formulir food recall 24 jam, dapat diketahui bahwa jumlah konsumsi magnesium pada siswi kelas X MAN 2 Model Medan yang terbanyak berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 53,3 . Rata-rata tingkat konsumsi magnesium siswi kelas X MAN 2 Model Medan dengan kategori cukup ialah sebesar 382,2 mg, dimana angka kecukupan Magnesium yang dianjurkan per orangperhari yaiu sebesar 360 mg, dan hampir semua siswi kelas X MAN 2 Model mengkonsumsi magnesium yang cukup. Pada umumnya siswi kelas X MAN 2 model selalu mengkonsumsi bahan makanan yang banyak mengandung magnesium tinggi, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, sereal yang merupakan sumber utama magnesium. Selain itu siswi X MAN 2 model juga banyak yang mengkonsumsi daging yang merupakan bahan makanan yang mengandung magnesium yang baik. Pada malam hari dan pagi hari siswi X MAN 2 Model Medan sering mengkonsumsi susu, dimana susu juga merupakan sumber magnesium yang baik. Pada saat istirahat disekolah siswi kelas X MAN 2 Model banyak menghabiskan waktu istirahat dengan bersantai sambil mengkonsumsi makanan jajanan seperti coklat beng-beng, roti coklat, kerupuk singkong, dimana makanan jajanan tersebut mengandung magnesium. Begitu juga saat berada dirumah maupun