Model Agresor-Defender Model Spiral-Konflik

1.7.2.1 Model Agresor-Defender

Model Agresor-Defender menarik garis pembeda diantara kedua pihak yang berkonflik. Salah satu pihak, sang”Agresor”Penyerang, dianggap memiliki suatu tujuan atau sejumlah tujuan yang mengakibatkannya terlibat didalam konflik bersama lainnya, sang”defender”pihak yang bertahan Agresor biasanya mulai dengan taktik-taktik contentious yang ringan karena mengingat ongkos yang harus dikeluarkannya apabila terjadi eskalasi. Tetapi bila tidak berhasil, ia akan berpindah ketaktik-taktik yang lebih berat dan berlanjut ke eskalasi. Ini akan terus berlanjut sampai tujuannya tercapai atau sampai suatu titik dimana ongkos yang akan diantisipasi akan timbul bila eskalasi terus berlanjut diperkirakan melampaui nilai pencapaian tujuannya. Defender hanya semata-mata bereaksi. Ia akan semakin meningkatkan reaksinya sebagai respons terhadap eskalasi aggressor terhadapnya. Eskalasi terus berlanjut sampai sang aggressor menang atau mengehentikan upahnya. Istilah Agresor dan defender didalam model ini tidak dimaksudkan sebagai tindakan evaluatif. Dengan perkataan lain, istilah-istilah ini tidak menyiratkan bahwa salah satu pihak salah dan pihak lainnya benar didalam kontroversi yang terjadi. Agresor adalah pihak yang melihat adanya kesempatan untuk mengubah hal-hal yang searah dengan kepentingannya, sedangkan defender adalah pihak yang berusaha menolak perubahan tersebut.

1.7.2.2 Model Spiral-Konflik

Model Spiral-Konflik eskalasi ditemukan dalam bentuk tulisan yang dibuat oleh banyak ahli teori North,Brody Holsti,1964;Osgood,1962;Richardson,1967. Model ini menjelaskan bahwa eskalasi merupakan hasil dari suatu lingkaran setan antara aksi dan reaksi. Taktik- Universitas Sumatera Utara taktik contentious yang dilakukan oleh suatu pihak mendorong timbulnya respon contentious dari pihak lain. Respons ini memberikan sumbangan terhadap tindakan contentious lebih lanjut dari pihak yang bersangkutan. Ini membuat lingkaran konflik menjadi utuh dan kemudian mulai membentuk lingkaran berikutnya. Ada dua kelompok besar spiral-Konflik. Di dalam spiral bersifat balas-membalas retaliatory, masing-masing pihak menjatuhkan hukuman kepada pihak lain atas tindakan- tindakannya yang dianggap tidak menyenangkan aversif. Spiral-Konflik menghasilkan askalasi taktik ketika seperti sering terjadi-stiap reaksi lebih keras dan intens daripada reaksi sebelumnya. Hal ini juga memberikan sumbangan terhadap terjadinya eskalasi taktis, karena pada kenyataannya sekali taktik berat digunakan, maka ia akan digunakan secara berkelanjutan oleh kedua belah pihak. Bila saya memukul kamu seperti yang sering terjadi kamu akan membalas memukul saya, sehingga saya akan memukul kamu lagi dan seterusnya.

1.7.2.3 Model Perubahan Struktural