DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN PENUTUP

1.8.4 Sistematika Penulisan 23

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

2.1 Sejarah Serdang Bedagai 25 2.2 Sejarah Pemerintahan 30 2.3 Deskripsi desa Pagar Manik 34 2.3.1 Kondisi Geografis 34 2.3.2 Kondisi Demografis 36 2.3.3 Kondisi Sosial Ekonomi 38 2..3.4 Sarana dan Prasarana 39 2.4 Visi dan Misi desa Pagar Manik 40 2.4.1 Visi desa Pagar Manik 40 2.4.2 Misi desa Pagar Manik 41

BAB III :HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perkembangan Otonomi Daerah di Indonesia 42 3.2 Desentralisasi dan Potensi Konflik Horisontal 49 3.3 Kronologis terjadinya konflik dan factor-fktor yang menyebabkan konflik di desa Pagar Manik 54 3.4 Masalah-masalah yang dihadapi Serdang Bedagai khususnya Desa Pagar Manik pasca pemekaran wilayah 65 Universitas Sumatera Utara 3.4.1 Batas Wilayah 67 3.4.2 Aset Daerah dan Dana Bantuan Daerah 73 3.4.3 Status Pegawai Negeri Sipil 75 3.5 Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengatasi masalah-masalah pasca pemekaran daerah kabupaten Serdang Bedagai 77 3.5.1 Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengatasi masalah Batas Wilayah 77 3.5.2 Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengatasi masalah asset daerah dan dana Bantuan daerah 78 3.5.3 Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengatasi masalah Penyerahan Pegawai Negeri Sipil 80 3.6 Kondisi desa Pagar Manik Kecamatan Silnda Kabupaten Serdang Bedagai pasca pemekaran 81

BAB 1V : PENUTUP

4.1 Kesimpulan 85 4.2 Saran 87 DAFTAR PUSTAKA vi Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Terbitnya UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah dan dirubah dengan UU No 12 Tahun 2008, maka telah dilimphkannya kewenangan kepada daerah secara nyata, luas dan bertanggungjawab. Dalam pasal 4 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa dimungkinkan untuk melakukan pembentukan baik berupa pemekaran atau penggabungan, dengan memenuhi syarat administratif, teknis dan fisik kewilayahan. UU No 36 Tahun 2003 tentang pembentukan kabupaten Serdang Bedagai dan kabupaten Samosir merupakan implementasi dari otonomi daerah. Dampak negatif dari pemekaran daerah kabupaten Serdang Bedagai adalah: munculnya konflik batas wilayah, konflik dalam memperebutkan asset, penyerahan pegawai negeri sipil. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif , menggunakan dua tehnik pengumpulan data, yaitu: penelitian lapangan field research,dan penelitian dokumentasi dengan menghimpun data sekunder dari peraturan-peraturan. Dari penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Permasalahan batas wilayah disebabkan oleh warga masyarakat Sembilan desa termasuk desa Pagar Manik kecamatan Silinda kabupaten Serdang Bedagai menolak bergabung dengan Serdang Bedagai karena tidak sesuai aspirasi masyarakat, jarak yang jauh dengan ibukota kecamatan dan kabupaten serta isu terpisahnya dari kerabat adatnya. 2.Ketentuan pasal 15 ayat 1 huruf b UU No 36 tahun 2003 menyebutkan kabupaten induk harus menyerahkan asset daerah dan dana bantuan daerah, namun belum terlaksana. 3. Ketentuan pasal 15 ayat 1 huruf a UU No 36 Tahun 2003 menyatakan bahwa Deli Serdang harus menyerahkan PNS yang karena tugasnya dibutuhkan Serdang Bedagai, namun belum terlaksana. Tindakan yang ditempuh Pemerintah Serdang Bedagai adalah sebagai berkut: 1. Pemerintah telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di seluruh wilayah kabupaten Serdang Bedagai Undang-undang Nomor 36 Tahun 2003, dan melantik kepala desa di daerah konflik agar meredam keinginan masyarakat serta membangun fasilitas public agar lebih mudah melayani kepentingan masyarakat. 2. Ketentuan pasal 15 ayat 2 UU No 36 Tahun 2003 menyebutkan Serdang Bedagai dapat meminta fasilitas Gubernur Sumatera Utara dan Mendagri untk menyelesaikan masalah penyerahan Pegawai Negeri Sipil, namun belum menemukan hasil yang diharapkan sehingga pemerintah Serdang Bedagai tidak melaksanakan hak dan kewajiban PNS yang tidak ingin bergabung ke Serdang Bedagai tersebut. Kata Kunci: Otonomi Daerah, Konflik masyarakat, Pemekaran Daerah Universitas Sumatera Utara ABSTRACTION The publishing of UU No 32 Year 2004 about Area governance and altered by UU was No 12 Year 2008, hence have overflowed of kewenangan to area manifestly, wide and bertanggungjawab. In section 4 the code expressed by that enabled to do the good forming in the form of pemekaran or affiliation, by administrative up to standard, technical and region physical. UU No 36 Year 2003 about forming of regency of Serdang Bedagai and regency Samosir represent the implementation from area autonomy. Negative impact from pemekaran of area of regency of Serdang Bedagai was: regional boundary conflict appearance, conflict in fighting over asset, delivery of public servant civil. This research use the descriptive method qualitative , using two technics of data collecting, that is: field research field of research,dan of documentation research by mustering data sekunder from regulation. From research done hence got by a the following result 1. regional Boundary problems because of society citizen Nine countryside of was inclusive of countryside Fence the Head of subdistrict of Silinda of regency of Serdang Bedagai refuse to joint forces with the Serdang Bedagai because inappropriate society aspiration, distance which far capital of was subdistrict and regency and also its his separate issue from its custom consanquinity. 2.The Rule section 15 sentence 1 letter of b UU No 36 year 2003 mentioning mains regency have to deliver the asset of area and relief fund area, but uncommitt the 3. Rule section 15 sentence 1 letter of a UU No 36 Year 2003 expressing that Deli Serdang have to deliver the PNS which is because its duty was required by Serdang Bedagai, but uncommitt the. Action which was gone through by Government of Serdang Bedagai as followed: 1. Governmental have done the socialization to society of[is totality region of regency of Serdang Bedagai of Number Code 36 Year 2003, and constitute the countryside head conflict area of weakening society desire and also develop;build the facility public of easier serve the society importance. 2. Rule section 15 sentence 2 UU No 36 Year 2003 mentioning Serdang Bedagai can ask the facility of Governor of North Sumatra and Mendagri untk finish the problem of delivery of Public Servant Civil, but not yet found the result expected governmental so that Serdang Bedagai do not execute the rights and obligations of PNS which do not wish to join to the Serdang Bedagai. Keyword: Autonomous Area, Society Conflict, Expansion Area Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN