Uji Heterokedastisitas Gambaran Umum Objek Penelitian

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji glesjer. Gejala heteroskedastisitas dapat diketahui dengan memperhatikan signifikansi masing-masing variabel penjelas. Bila variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi residual, maka dapat dipastikan model regresi memiliki masalah heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya t-1, Ghozali 2005. Pendeteksian autokorelasi pada kasus ini digunakan uji durbin watson. Jika nilai durbin watson berada diantara du dan 4-du maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi. Universitas Sumatera Utara

3.7.2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda multiple regression analysis. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari dua model. Pada model pertama, persamaan regresi akan diuji tanpa menyertakan variabel kontrol dan pada model kedua, persamaan regresi akan diuji dengan menyertakan variabel kontrol. Dimana : RISK it : Risiko kebangkrutan perusahaan i pada tahun t EC it : Kompensasi eksekutif perusahaan i pada tahun t DACC it : Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t SIZE it : Total aset perusahaan i pada tahun t DEBT it : Debt Ratio perusahaan i pada tahun t ROA it : Return on Assets perusahaan i pada tahun t β : Koefisien regresi ε it : error Universitas Sumatera Utara Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik t dan nilai statistik F. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 ditolak. Sebaliknya disebut tidak signifikan jika nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima, Ghozali 2006

1. Uji Koefisien Determinasi R2

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

2. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independen secara parsial dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5. Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan ketentuan berikut : Universitas Sumatera Utara  Jika nilai signifikansi kurang atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara parsial variabel kompensasi eksekutif dan manajemen laba berpengaruh terhadap risiko kebangkrutan.  Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara parsial variabel kompensasi eksekutif dan manajamen laba tidak berpengaruh terhadap risiko kebangkrutan.

3. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5. Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan ketentuan berikut :  Jika nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara bersama-sama variabel kompensasi eksekutif dan manajemen laba berpengaruh terhadap risiko kebangkrutan.  Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti secara bersama-sama variabel kompensasi eksekutif dan manajemen laba tidak berpengaruh terhadap risiko kebangkrutan. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Sedangkan pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling dari tahun 2008 sd 2010 dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai kriteria yang ditentukan. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 68 perusahaan yang datanya lengkap, sedangkan pengolahan data dilakukan secara pooling sehingga diperoleh 204 pengamatan. Ringkasan proses pemilihan sampel dan jenis sub-industri dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1 dan tabel 4.2, sedangkan nama perusahaan sampel dapat dilihat dalam lampiran 1. Tabel 4.1 Deskripsi Pemilihan Sampel Penelitian Keterangan Jumlah Konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2008-2010 127 Perusahaan dengan data tidak lengkap 59 Jumlah sampel 68 Total pengamatan periode 2008-2010 204 Sumber : Data Sekunder yang Diolah, 2012 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Deskripsi Jenis Sub-Industri Objek Penelitian No. Jenis Sub-Industri Jumlah Persentase 1 Cement 3 4.41 2 Ceramics, Glass, Porcelain 4 5.88 3 Metal and Allied Products 8 11.76 4 Chemicals 4 5.88 5 Plastics Packaging 6 8.82 6 Animal Feed 2 2.94 7 Wood Industries 8 Pulp Paper 3 4.41 9 Automotive and Components 6 8.82 10 Textile, Garment 8 11.76 11 Footwear 1 1.47 12 Cable 3 4.41 13 Electronics 1 1.47 14 Food and Beverages 6 8.82 15 Tobacco Manufactures 2 2.94 16 Pharmaceuticals 5 7.35 17 Cosmetics and Household 3 4.41 18 House ware 3 4.41 Sumber : Data Sekunder yang Diolah, 2012 Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa perusahaan–perusahaan yang tergabung dalam jenis sub-industri Textile and Garment dan Metal and Allied Products yang paling banyak digunakan sebagai sampel yaitu sebesar 11,76, diikuti oleh sampel perusahaan yang tergabung dalam jenis sub- industri Plastics Packaging, Automotive and Components, Food and Beverages yaitu masing-masing sebesar 8,82. Sedangkan untuk sampel perusahaan yang tergabung dalam jenis sub-industri Pharmaceuticals, Chemicals, dan Ceramics, Glass, Porcelain, masing-masing sebesar 7,35, 5,88, dan 5,88. Secara umum tidak ada sampel yang mendominasi, sehingga generalisasi penelitian ini mencakup keseluruhan sub-industri Universitas Sumatera Utara dalam industri manufaktur kecuali untuk sub-industri Wood Industries, dimana tidak terdapat perusahaan yang dapat dijadikan sampel.

4.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian