2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Adopsi
Pada dasarnya, proses adopsi pasti melalui tahapan sebelum masyarakat mau menerimamenerapkan dengan keyakinannya sendiri, meskipun selang waktu antar
tahapan satu dengan lainnya itu tidak selalu sama tergantung sifat inovasi, karakteristik sasaran, keadaan lingkungan fisik maupun sosial, dan aktivitas
kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh. Inti dari setiap upaya pembangunan yang disampaikan melalui kegiatan penyuluh, pada dasarnya ditujukan untuk tercapainya
perubahan perilaku masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu hidup yang mencakup banyak aspek, baik aspek ekonomi, sosial, budaya, idiologi, politik
maupun pertahanan dan keamanan. Karena itu, pesan pembangunan yang disuluhkan haruslah mampu mendorong atau mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan
yang memiliki sifat pembaharuan Arip, 2009. Adopsi adalah keputusan yang diambil oleh seseorang untuk menerima motivasi dan
menggunakannya dalam praktek usahataninya. Proses adopsi merupakan perubahan kelakuan yang terjadi dalam diri petani melalui penyuluhan biasanya berjalan lambat.
Hal ini disebabkan karena dalam penyuluhan hal-hal yang disampaikan sebelum dapat diterima dan diadopsi oleh petani, memerlukan keyakinan dalam diri petani
bahwa hal-hal baru ini akan berguna. Bila dalam diri petani telah timbul keyakinan akan manfaat dari teknologi baru sehingga petani mau melaksanakannya Slamet,
2003.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Teori Produksi
Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami
bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output Soekartawi, 2002.
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan sejumlah faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi produk tersebut Sukirno, 2003. Analisis tentang biaya produksi akan meliputi biaya produksi total dan biaya
produksi variabel berubah-ubah. Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperolah produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya. Biaya
variabel biaya berubah-ubah adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Sedangkan biaya rata-rata
adalah biaya untuk memproduksi sejumlah produk tertentu dibagi dengan jumlah produk tersebut, baik itu biaya tetap ataupun biaya variabel. Biaya produksi adalah
sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi, atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai
maupun tidak tunai Moehar, 2002.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Pendapatan
Pendapatan adalah sumber utama dalam berbagai kegiatan yang dilakukan semua masyarakat. Semua kebutuhan akan barang maupun jasa dapat terpenuhi dengan
adanya pendapatan baik dalam bentuk uang maupun barang. Daya beli ataupun konsumsi seseorang tergantung dari pendapatan yang dibelanjakan. Apabila
pendapatan yang dibelanjakan berubah maka jumlah barang atau jasa yang diminta juga akan berubah Rahim dan Diah, 2008.
Menurut Rahim dan Diah 2008, pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendaptan
kotor atau penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotorpenerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi
biaya produksi. Menurut soekartawi 2002, biaya usahatani diklsifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Biaya tetap fixed cost adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun prodiksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besar biaya
ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. 2. Biaya tidak tetap variabel cost addalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi
oleh produksi yang diperoleh. Biaya usahatani atau disebut dengan total biaya merupakan penjumlahan dari biaya
tetap dan biaya tidak tetap, dengan rumus sebagai berikut: TC= FC + VC
Keterangan:
Universitas Sumatera Utara
TC = Total Biaya Rp FC = Biaya Tetap Rp
VC = Biaya Variabel Rp Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga
jual, pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut: TR = Y. PY
Keterangan: TR = Total Penerimaan Rp
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani PY = Harga Rp
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya sehingga dapat ditulis dengan rumus :
Pd = TR – TC
Keterangan: Pd = Pendapatan usahatani Rp
TR = Total penerimaan Rp TC = Total biaya Rp.
2.3.Penelitian Terdahulu
Nasution 2012, dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Penerapan Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT terhadap Pendapatan Padi Sawah
Studi Kasus Desa Pematang Setarak Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai” menyatakan bahwa variabel yang diamati adalah bagaimana
Universitas Sumatera Utara
dampak penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT terhadap pendapatan petani. Analisis data yang digunakan adalah uji beda rata-rata Compare
Means metode dependent sample t-testyaitu dua sampel yang berpasangan dengan
alat bantu SPSS 18. Penelitiannyamenyimpulkan bahwa tingkat adopsi teknologi pada petani adalah sangat berhasil dengan rata-rata skor 30,96. Kemudian terdapat
dampak positif penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT terhadap tingginya pendapatan petani.
Amril Hanapi Nasution 2015, dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Dampak Adopsi Teknologi Budidaya Jagung terhadap Pendapatan Petani Studi Kasus
Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun” menyatakan bahwa tingkat adopsi petani jagung terhadap teknologi budidaya jagung
sesuai anjuran di daerah penelitian adalah tinggi. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa ada perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah adopsi teknologi
budidaya jagung serta adopsi teknologi budidaya jagung sesuai anjuran berdampak positif terhadap pendapatan petani.
Citranty Akriana 2011, dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Tingkat Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT dengan Produktivitas Padi
Sawah Lahan Irigasi Kasus Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang” menyatakan bahwa tingkat adopsi teknologi Pengelolaan Tanaman
Terpadu PTT pada kegiatan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit,
penggunaan irigasi, pemanenan dan pasca panen di daerah penelitian adalah sedang. Penelitian juga menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
Universitas Sumatera Utara
tingkat adopsi teknologi dengan produktivitas padi sawah lahan irigasi di daerah penelitian.
Nuhfil Hanani AR 2013, Dalam penelitiannya berjudul “Tingkat Adopsi Sistem Usahatani Konservasi dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Pendapatan Petani Studi
Kasus Desa Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu” menyatakan bahwa tingkat adopsi sistem usahatani konservasi di Desa Sumber Brantas dan Desa Tulungrejo
masih relatif rendah. Adopsi sistem usahatani konservasi memiliki pengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95 dan positif terhadap pendapatan usahatani sayuran
dengan nilai koefisien regresi variabel sebesar Rp.4.473.000. Menunjukkan bahwa peningkatan 1 level tingkat adopsi akan menyebabkan peningkatan pendapatan petani
sayur sebesar Rp.4.473.000.
2.4. Kerangka Pemikiran