Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

Berdasarkan tabel 2 di atas, maka jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 30 orang petani padi sawah metode SRI. Teknik ini merupakan bagian dari metode pengambilan sampel secara random atau acak Probability Sampling.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden, yaitu petani dengan menggunakan keusioner yang dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi atau dinas yang terkait dengan penelitian seperti BPS, Dinas Pertanian, Kantor Kepala Desa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang, Badan Penyuluh Pertanian, Ketua Gapoktan, buku-buku, literature, serta laporan penelitian yang mendukung penelitian ini.

3.4. Metode Analisis Data

Semua data yang diperoleh ditabulasi terlebih dahulu, kemudian dianalisis dengan metode analisis yang sesuai. Untuk Hipotesis 1 , dianalisis secara deskriftif dimana yang perlu dijelaskan adalah pengadopsian metodeSRI System of Rice Intensification dibantu dengan skoring dengan cara menjumlahkan dan mengukur data-data yang diperoleh. Pada tahap ini, ada dua tahapan yang harus dilakukan. Pertama, membuat keputusan tentang jenjang range skor untuk indeks yang disusun. Kedua, membuat keputusan mengenai skor yang akan diberikan pada setiap pertanyaan. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3. Pengukuran Adopsi Metode System of Rice Intensification SRI pada Petani Padi Sawah N o. Uraian Anjuran Pengukuran Skoring 1. Persiapan benih a. Benih yang digunakan berupa benih unggulvarietas unggul diperoleh dari toko saprodiUD, maupun dinas pertanian setempat. b. Benih sebelum disemai terlebih dahulu dilakukan peroses penyeleksian. c. Benih disemai pada petakan khusus dapat berupa nampanbakibesekplastik. d. Tanah pembenihan dijaga tetap lembab dan tidak tergenang air. 1. Mengikuti semua anjuran 2. Melakukan salah satu anjuran 3. Melakukan metode namun tidak sesuai anjuran 4. Tidak melakuan semua anjuran metode 4 3 2 1 2 Penanaman a. Bibit transplantasi lebih awalsaat dua daun telah muncul pada batang muda, berumur 8-15 hari. b. Bibit ditanam satu per satu tunggal, tidak secara berumpun satu tanaman untuk satu titik tanam. c. Benih ditanam dangkal atau tidak dalam terbenam. d. Saat menanam benih di sawah, benamkan benih dalam posisi horizontal agar ujung- ujung akar tidak menghadap ke atas. e. Jarak tanam lebar 25 cm x 25 cm, 30 cm x 30 cm atau 35 cm x 35 cm. 1. Mengikuti semua anjuran 2. Melakukan salah satu anjuran 3. Melakukan metode namun tidak sesuai anjuran 4. Tidak melakuan semua anjuran metode 4 3 2 1 3 Pemeliharaan tanaman a. Melakukan penyulaman saat penyiangan pertama dan kedua. b. Penyiangan tanaman dilakukan sebanyak 4 kali, saat tanaman berumur 10,20,30, dan 40 hari setelah tanam. c. Pnyemprotan mikroorganisme lokal MOL saat setelah penyiangan untuk mendapatkan keanekaragaman mikroba yang lebih baik. d. Pengelolaan air dengan cara menjaga volume air agar tidak menggenang dalam petakan, hanya dalam parit petakan, sehingga kondisi petakan tetap lembab. 1. Mengikuti semua anjuran 2. Melakukan salah satu anjuran 3. Melakukan metode namun tidak sesuai anjuran 4. Tidak melakuan semua anjuran metode 4 3 2 1 4 Pengolahan tanah a. Penyerakan serasah berupa jerami atau sisa tanaman kacangan sebelumnya secara merata pada area lahan sebelum 1. Mengikuti semua anjuran 2. Melakukan salah satu 4 Universitas Sumatera Utara dilakukannya pembajakan. b. Pembajakan tanah sebanyak 2 kali pembajakan dengan bajak kasar dan bajak halus c. Penyemprotan MOL dekomposer ke tanah beberapa saat setelah dilakukannya pembajakan pertama d. Dilakukan pendangiran minimal 2-3 kali pendangiran dengan pendangiran pertama dilakukan 10 atau 12 hari setelah transplantasi dan pendangiran ke dua setelah 14 hari. anjuran 3. Melakukan metode namun tidak sesuai anjuran 4. Tidak melakuan semua anjuran metode 3 2 1 5 Pemupukan a. Pemupukan menggunakan bahan organik berupa kompos dengan dosis 5 – 7 tonha. b. Pemberian kompos dilakukan seminggu sebelum bibit padi di tanam dan pada pengolahan tanah kedua c. Penyemprotan mikroorganisme lokal MOL untuk mendapatkan keanekaragaman mikroba yang lebih baik yang akan berguna dalam membantu memenuhi kebutuhan pemupukan. 1. Mengikuti semua anjuran 2. Melakukan salah satu anjuran 3. Melakukan metode namun tidak sesuai anjuran 4. Tidak melakuan semua anjuran metode 4 3 2 1 6 Pengendalian hama penyakit a. Mengupayakan terciptanya lingkungan yang alami guna meningkatkan volume musuh alami predator alami sebagai pengendali hama hayati. b. Penyemprotan dengan menggunakan pestisida nabati. 1. Mengikuti semua anjuran 2. Melakukan salah satu anjuran 3. Melakukan metode namun tidak sesuai anjuran 4. Tidak melakuan semua anjuran metode 4 3 2 1 7 Pemanenan a. Panen dilakukan setelah malai berumur 30 – 35 hari setelah berbunga merata dan 90 – 95 gabah dari malai tampak menguning. b. Penggunaan alat pemanenan baik alat sederhana seperti ani-ani, sabit maupun alat modern seperti combine harvester, dan reaper, stripper. c. Menentukan kelompok pemanen sebanyak 5 – 7 orang, dan bila menggunakan alat seperti thresher cukup 1 orang. 1. Mengikuti semua anjuran 2. Melakukan salah satu anjuran 3. Melakukan metode namun tidak sesuai anjuran 4. Tidak melakuan semua anjuran metode 4 3 2 1 Universitas Sumatera Utara Menurut Irianto, 2004 bahwa untuk mengukur range dari dua variabel maka digunakan rumus sebagai berikut: Range = 8 Jumlah skor tingkat adopsi System of Rice Intensification SRI 15-30 dengan range 5, maka dapat dikategorikan ke dalam 3 kriteria sebagai berikut: 4-11 : Tingkat adopsi petani rendah. 12-19 : Tingkat adopsi petani sedang. 20-28 : Tingkat adopsi petani tinggi. Untuk menguji Hipotesis2 , digunakan analisis uji beda rata-rata Compare Means atau biasa disebut uji t t-test dengan alat bantu SPSS. Karena berasal dari dua sampel yang samaberpasangan namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda, maka uji beda rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Dependent Sample t-test Paired Sample t-test dengan rumus sebagai berikut: Dimana: Rata-rata pendapatan sebelum adopsi metode SRI Universitas Sumatera Utara = Rata-rata pendapatan sesudah adopsi metode SRI = Variasi pendapatan sebelum adopsi metode SRI = Variasi pendapatan sesudah adopsi metode SRI = Jumlah pengamatan pertama = Jumlah pengamatan kedua Hipotesis yang diajukan adalah: : Tidak ada perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah adopsi metode SRI. : Ada perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah adopsi metode SRI. Taraf nyata dan nilai-nilai t-tabel adalah sebagai berikut: α = 10 = 0,1 t α = 0,05 dengan db = n-1 = 29 Dengan kriteria uji beda rata-rata sebagai berikut: a. Jika t- tabel ≤ t-hitung ≤ t-tabel maka diterima dan ditolak, artinya tidak ada perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah adopsi metode SRI. b. Jika t-hitung t-tabel atau t-hitung t-tabel maka ditolak dan diterima, artinya ada perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah adopsi metode SRI. Total biaya TC adalah jumlah dari biaya tetap FC dan biaya tidak tetap VC, maka untuk menghitung seluruh biaya TC, digunakan rumus: Pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut: Pd = TR – TC Universitas Sumatera Utara TR = Y. Py TC = FC + VC Dimana: Pd = Pendapatan usahatani Rpmusim tanamhektar TR = Total penerimaan total revenue Rpmusim tanamhektar TC = Total biaya total cost Rpmusim tanamhektar FC = Biaya tetap fixed cost Rpmusim tanamhektar VC = Biaya tidak tetap variable cost Rpmusim tanamhektar Y = Produksi yang diperoleh dalam usahatani tonmusim tanamhektar PY = Harga Y RpKg. Total Revenue TR diperoleh dari hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dalam satu kali musim tanam dengan harga jualKg padi yang diterima petani. Untuk menguji Hipotesis 3 , digunakan analisis deskriftif yaitu dengan cara melihat apakah pendapatan petani setelah adopsi metode System of Rice Intensification SRI mengalami kenaikan atau penurunan dibandingkan dengan pendapatan petani sebelum adopsi. Jika pendapatan petani mengalami kenaikan maka adopsi metode SRI berdampak positif terhadap pendapatan petani, namun jika pendapatan mengalami penurunan maka adopsi metode SRI berdampak negatif terhadap pendapatan petani. Untuk menguji Hipotesis 4 , untuk melihat hubungan antara masing-masing tingkat adopsi metode SRI dengan pendapatan petani padi sawah di daerah penelitian, maka digunakan analisis uji statistik uji Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 Universitas Sumatera Utara α=5. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa kuat hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat akan diketahui di dalam tabel Contingency coefficient. Secara manual, langkah-langkah menghitung nilai Chi-square adalah sebagai berikut: a. Menurut Singarimbun dan Effendi 2000, untuk menghitung nilai frekuensi teoritis, digunakan rumus sebagai berikut: Dimana: ft ax = Frekuensi teoritis pada kotak dengan baris a dan pada kolom x B a = Jumlah pada baris a K x = Jumlah pada kolom x T = Jumlah sampel total b. Menghitung nilai Chi-square, dengan rumus Singarimbun dan Effendi, 2000 : = Hipotesis yang diajukan adalah: H = Proporsi seluruh kategori bernilai sama atau tidak ada hubungan antara variabel variabel-variabelnya independen f = ft ax H 1 = Proporsi seluruh kategori tidak bernilai sama atau ada hubungan antara variabel variabel-variabelnya tidak independen f ≠ ft ax Kriteria pengambilan keputusan adalah: H diterima jika a;df= k-1b-1 H 1 diterima jika a;df = k=1b=1. Universitas Sumatera Utara 3.5.Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut: 1. Petani sampel adalah petani yang menerapkan penanaman padi sawah dengan metode SRI System of Rice Intensification 2. Metode SRI System Of Rice Intensifiacation adalah teknik budidaya tanaman padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 25 bahkan dibeberapa tempat mencapai lebih dari 100. 3. Adopsi dapat diartikan sebagai penerapan atau penggunaan suatu ide atau teknologi. Adopsi dapat juga diartikan sebagai penerapan atau penggunaan ide atau teknologi yang baru disampaikan lewat pesan komunikasi oleh penyuluh. 4. Tingkat adopsi adalah tingkat penerapan SRI sesuai anjuran dengan paramter sebagai berikut: 4-11 : Tingkat adopsi petani rendah. 12-19 : Tingkat adopsi petani sedang. 20-28 : Tingkat adopsi petani tinggi. 5. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan total dengan pengeluaran total usahatani. Universitas Sumatera Utara 6. Penerimaan total dalam penelitian adalah jumlah keseluruhan dari hasil perkalian jumlah produksi dengan harga per kilogram yang diterima petani, dinyatakan dengan rupiahmusim tanamhektar. 7. Biaya total pengeluaran total usahatani dalam penelitian adalah jumlah keseluruhan dari biaya yang dikeluarkan oleh petani selama melakukan usahatani, dinyatakan dengan rupiahmusim tanamhektar. 8. Metode SRI sesuai anjuran adalah metode yang disarankan oleh penyuluh kepada petani di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang agar diterapkanadopsi pada usahatani padi sawah mereka yang dibagi atas 7 komponen metode meliputi persiapan benih, penanaman, pemeliharaan tanaman, pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian hama penyakit dan pemanenan.

3.5.2. Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. 2. Sampel penelitian adalah petani padi sawah yang menerapkan metode SRI System of Rice Intensification di daerah penelitian. 3. Penelitian dilaksankan pada tahun 2015. 4. Musim tanam dalam penelitian ini adalah lamanya waktu yang ditentukan dalam usahatani padi sawah System of Rice Intensification SRI dalam satu kali masa panen, berkisar antara 120 – 130 hari atau ≥ 4 bulan. 5. Harga jual per Kg padi yang digunakan untuk menganalisis dampak adopsi terhadap pendapatan dan untuk menguji hubungan tingkat adopsi dengan Universitas Sumatera Utara meningkatnya pendapatan petani sesudah adopsi dalam penelitian ini adalah harga jual di tingkat petani harga berlaku yang diperoleh saat melakukan penelitian melalui kuisioner. 6. Tingkat Adopsi dalam penelitian ini adalah tingkat adopsi petani terhadap penerapan metode SRI System of Rice Intensification. 7. Adopsi metode SRI berdampak positif terhadap pendapatan petani adalah jika pendapatan petani mengalami kenaikan setelah adopsi. 8. Adopsi metode SRI berdampak negatif terhadap pendapatan petani adalah jika pendapatan petani mengalami penurunan setelah adopsi. 9. Tahun petani sebelum mengadopsi metode SRI adalah tahun 2012. 10. Tahun petani sesudah mengadopsi metode SRI adalah tahun 2015. Universitas Sumatera Utara BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1. Kondisi Geografis

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Usaha Tani Padi Sawah Sistem Sri (System Of Rice Intensification) Dengan Sistem Konvensional Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

12 168 47

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Analisis Adopsi Sri (System Of Rice Intensification) Dan Dampaknya Terhadap Efisiensi Usahatani Padi Di Kabupaten Solok Selatan.

0 7 103

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI (System of Rice Intensification) DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN GERIH KABUPATEN NGAWI.

0 4 142

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 7

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

1 1 38