pada reaksi netralisasi radikal bebas yang mengawali proses oksidasi atau pada penghentian reaksi radikal berantai yang terjadi Silalahi,2006. Flavonoid
lebihkuatberperansebagaiantioksidanjikadibandingkandengantanin Crozier,2006.Ekstraketilasetatlebihkuatsebagaiantioksidandibandingkandengan
methanol halinididugakarenalebihbanyaknyakandungan flavonoid yang terdapatpadaekstraketilasetatdibandingkandengan methanol.
Dari literatur dapat diketahui bahwa jika nilai IC
50
yang dihasilkan kurang dari 50, maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki aktivitas antioksidan
yang sangat kuat. Oleh karena itu berdasarkan perhitungan yang diperoleh dapat dikatan bahwa senyawa antioksidan yang terdapat dalam ekstrak metanol dan etil
asetat daun pirdot sama-sama memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Tingkat kekuatan senyawa antioksidan menggunakan metode DPPH dapat
digolonganpadatabel 4.5 dibawahini:
Tabel 4.5 Penggolongantingkatkekuatanantioksidanmenggunakanmetode DPPH
Intensitas Nilai IC
50
Sangat kuat 50 mgL
Kuat 50-100 mgL
Sedang 101-150 mgL
Lemah 150 mgL
Ionita, 2005.
4.2.5 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol dan Etil Asetat Daun Pirdot
Pengujian aktivitas antibakteri bertujuan untuk mengetahui aktivitas bakteri terhadap sampel uji. Metode pengujian aktivitas antibakteri yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode difusi agar. Pada metode ini aktivitas bakteri terhadap sampel uji ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat
disekitar kertas cakram yang menandakan daerah pertumbuhan bakteri.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini menggunakan bakteri patogen yang berasal dari gram positif dan gram negatif. Bakteri patogen yang digunakan adalah Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, salmonella thypidan Escherichia coli. Berdasarkan Clinical and Laboratory Standars Institute 2012 bahwa suatu
senyawa memiliki aktivitas antibakteri dengan zona hambat ≤ 14 mm lemah
resistant, 15 hingga 19 mm sedang intermediate dan ≥ 20 mm kuat.
Hasil uji aktivitas antibakteri dari ekstrak metanol dan etil asetat dalammenghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus,Staphylococcus
epidermidis, salmonella thypi dan Escherichia colipada tabel 4.4 memperlihatkan bahwa ekstrak metanolmemiliki aktivitas antibakteri dengan kategori lemah pada
konsentrasi 50 dengan zona hambat masing-masing sebesar 11,8 mm; 11,3 mm; 12,3 dan 11,2 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus,Staphylococcus
epidermidis, salmonella thypi dan
Escherichia coli. Sedangkanekstraketilasetatmemilikiaktivitasantibakteridengankategorisedangpada
konsentrasi 50 dengan zona hambat masing-masing sebesar 14,8 mm dan 14,6 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis
dankategorilemahuntukbakteriSalmonella thypidanEschericia coli denganzonahambatmasing-masing 14 mm dan 12,3 mmpadakonsentrasiekstrak
50.Adanya perbedaan diameter zona hambat pada kedua bakteri menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sentivitas ekstrak pada mikroba uji tersebut. Senyawa
yang bersifat sebagai antimikroba dapat menyebabkan kerusakan pada dinding sel serta kerusakan pada membran sel berupa denaturasi protein dan lemak yang
menyusun membran sel.Ekstrak metanol dan etil asetat daun pirdotlebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri gram positif Staphylococcus aureusdan
Staphylococcus epidermidis dibandingkan dengan bakteri gram negatif Escherichia colidanSalmonella thypi.
Jawetz, et al 2005 menyatakan bahwa aktivitas antibakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi ekstrak dan jenis bakteri yang dihambat.
Penelitian ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak metanol dan etil asetat daun pirdotmaka jumlah senyawa antibakteri yang dilepas semakin besar,
dan dapat diketahui bahwa bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Salmonella thypi dan Escherichia coli memiliki hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
berbanding lurus satu sama lain. Hal ini dinyatakan bahwa bakteri gram positif yang membran luarnya terdiri dari lapisan peptidoglikan yang lebih banyak
dibandingkan gram negatif yang membran luarnya terdiri dari lipopolisakarida yaitu lipid, polisakarida dan protein, selain itu dinding sel bakteri gram positif
terdapat asam teikoat yang mengandung alkohol gliserol atau ribitol Pratiwi, 2008. Dinding sel bakteri gram negatif mengandung peptidoglikan jauh lebih
sedikit daripada gram positif sehingga permeabilitas bakteri gram positif lebih rendah dibandingkan permeabilitas bakteri gram negatif. Dengan permeabilitas
yang rendah maka zat aktif dari ekstrak metanol dan etil asetat daun pirdot akan mengalami kesulitan untuk menembus membran sel bakteri gram positif sehingga
efek bakterinya, kurang optimal peptidoglikan pada sel bakteri yang sedang tumbuh dan menyebabkan kematian sel.
Berdasarkan data hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun pirdot mempunyai aktivitas antibakteri lebih besar dibandingkan ekstrak metanol.
Halinididugakarena ekstrak etil asetat mempunyai kadar flavonoid yang lebih besar.Rohman 2006 melaporkan bahwa pelarut etilasetat sangat cocok untuk
mengekstraksi senyawa fenolik. Keefektifan antibakteri pada ekstrak etil asetat diduga berkaitan dengan sifat etil asetat yang semi polar sehingga banyak
komponen bioaktif yang larut di dalamnya terutama golongan isoflavon, flavon, flavanon, dan flavonol termetoksilasi yang tidak larut dalam pelarut polar yang
juga efektif sebagai antibakteri Monanche, 1996 . Flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri karena dapat membentuk kompleks dengan protein ekstra
seluler, protein terlarut, dan kompleks dengan dinding sel.Komponen ekstrak etil asetat yang mengandung percabangan gugus fenol maupun alkohol dapat
melarutkan fosfolipid. Kondisi asam oleh adanya fenol dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis, Escherichia coli dan Salmonella thypi Jawetz et al, 1996.Flavonoid bersifat polar sehingga lebih mudah menembus lapisan peptidoglikan yang juga
bersifat polar pada bakteri Gram positif dari pada lapisan lipid yang nonpolar. Disamping itu pada dinding sel Gram positif mengandung polisakarida asam
terikoat merupakan polimer yang larut dalam air, yang berfungsi sebagai transfor ion positif untuk keluar masuk. Sifat larut inilah yang menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
dinding sel Gram positif bersifat lebih polar. Aktivitas penghambatan ekstrak daun pirdot pada bakteri Gram positif menyebabkan terganggunya fungsi dinding
sel sebagai pemberi bentuk sel dan melindungi sel dari lisisosmotik. Dengan terganggunya dinding sel akan menyebabkan lisis pada sel Dewi, 2010.
Volk dan Wheeler 1998 dalam Prajitno 2007 menjelaskan bahwa senyawa flavonoid dapat merusak membran sitoplasma yang dapat menyebabkan
bocornya metabolit penting dan menonaktifkan sistem enzim bakteri. Kerusakan ini memungkinkan nukleotida dan asam amino merembes keluar dan mencegah
masuknya bahan-bahan aktif kedalam sel, keadaan ini dapat menyebabkan kematian bakteri. Pada perusakan membran sitoplasma, ion H
+
dari senyawa fenol dan turunannya flavonoid akan menyerang gugus polar gugus posfat sehingga
molekul fosfolipida akan terurai menjadi gliserol, asam karboksilat dan asam posfat. Hal ini mengakibatkan fosfolipida tidak mampu mempertahankan bentuk
membran sitoplasma akibatnya membran sitoplasma akan bocor dan bakteri akan mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak metanol daun pirdot memiliki senyawa metabolit sekunder yang lebih lengkap dibandingkan dengan ekstrak etil
asetat namun ekstrak etil asetat lebih memiliki potensi sebagai antibakteri dibandingkan dengan ekstrak metanol. Hal ini sesuai dengan penelitian Sine et al
2012 yang menyatakan bahwa tumbuhan obat yang memiliki kandungan flavonoid dan terpenoidsteroid yang tinggi akan efektif sebagai antibakteri.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan uji skrining fitokimia ekstrak metanol daun pirdot mengandung senyawa flavonoida, terpenoida, tanin dan saponin
sedangkan ekstrak etil asetat daun pirdot mengandung senyawa flavonoida dan terpenoida.
2. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak metanol dan etil asetat daun pirdot termasuk golongan antioksidan yang sangat kuat dimana kedua
ekstrak tersebut memiliki nilai IC
50
masing-masing sebesar 18,29 ppm dan 17,66 ppm.
3. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak metanol dikategorikan lemah terhadap bakteri S.aureus, S.epidermidis, S.thypi
dan E.coli pada konsentrasi 50 dengan zona hambat masing-masing sebesar 12,3 mm; 11,8 mm; 11,3 mm; dan 11,2 mm. Sedangkan untuk
eksrtak etil asetat dikategorikan sedang terhadap bakteri S.aureus dan S.thypi pada konsentrasi 50 dengan zona hambat masing-masing
sebesar 14,8 mmdan 14,6 mm dan kategori lemah terhadap bakteri S.thypi dan E.coli pada konsentrasi 50 dengan masing-masing zona
hambat sebesar 14 mm dan 12,3 mm
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut isolasi dan elusidasi struktur komponen kimia senyawa yang bersifat antioksidan dan antibakteri
dari daun Pirdot Saurauia vulcani Korth 2. Perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui aktivitas biologis lain dari
daun pirdot Saurauia vulcani Korth.
Universitas Sumatera Utara