b. Inhibitor Fungsi Membran sel
Biasanya merupakan senyawa yang bekerja langsung pada membran sel mikroorganisme, mempengaruhi permeabilitas dan menyebabkan kebocoran
senyawa-senyawa intraseluler. Dalam hal ini termasuk senyawa yang bersifat detergen seperti polimiksin dan amfoterisin B yang berikatan dengan sterl-sterol
dinding sel Chamber, 2007. Kerusakan membran sel akan mengakibatkan keluarnya berbagai komponen penting dalam sel bakteri yaitu protein, asam
nukleat dan lain-lain Setiabudi, 1995.
c. Inhibitor Sintesis Protein Sel
Unit ribosom pada bakteri adalah 30S dan 50S. Sintesis protein dihambat dengan mempengaruhi fungsi subunit ribosom 30S dan 50S sehingga menyebabkan
penghambatan sintesis protein yang reversibel dan mengakibatkan kematian sel. Obat bakteriostatik ini meliputi kloramfenikol, golongan tetrasiklin, eritromisin,
dan klindamisin Setiabudi, 1995.
d. Inhibitor Sintesis Asam nukleat
Antibakteri yang tergolong dalam kelompok ini adalah golongan kuinolon dan rifampin. Dalam hal ini, derivat rifampin akan berikatan dengan enzim
polimerisasi-RNA pada sub unit sehingga menghambat sintesis RNA oleh enzim tersebut. Sementara asam nalidiksat bekerja dnegan mengganggu sintesin DNA
Bilbiana, 1992.
e. Inhibitor Metabolisme Sel Bakteri
Dalam kelompok ini termasuk sulfonamida. Pada umumnya bakteri memerlukan para-aminobenzoat PABA untuk sintesis asam folat yang diperlukan dalam
sintesis purin. Sulfonamida memiliki struktur seperti PABA, sehingga penggunaan sulfonamida menghasilkan asam folat yang tidak berfungsi Bilbiana,
1992.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ratusan jenis tumbuhan telah diketahui berkhasiat sebagai obat dalam pengobatan tradisional. Bahkan tumbuh-tumbuhan tersebut telah digunakan secara turun-
temurun untuk mengobati berbagai macam penyakit mulai dari batuk, penyakit kulit, luka, gangguan pencernaan, ginjal, hepatitis, diabetes, hipertensi, hingga
kanker Hariana,2015. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan,
hewan, mineral, sediaan glenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ilmuan telah mengangkat pengobatan secara tradisional ke forum ilmiah. Dalam pengobatan secara
tradisional, sebagian besar ramuan berasal dari tumbuhan baik berupa akar, kulit, batang, kayu, daun, bunga, atau bijinya. Agar pengobatan tradisional dapat
dipertanggungjawabkan maka diperlukan penelitian ilmiah seperti penelitian bidang farmakologi, toksikologi, identifikasi dan isolasi zat kimia aktif yang
terdapat dalam tumbuhan Adiastuti, 2007.
Pirdot Saurauia vulcani Korth adalah salah satu tumbuhan liar di hutan Sumatera Utara. Berdasarkan data empiris rebusan daunpirdot oleh masyarakat
sekitar Tigarunggu, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan luka dengan cara diperasdan juga penyakit gula
diabetes militusdengan cara merebus daun pirdot ini.Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya Roking, 2007 telah meneliti daun Saurauia vulcani
Korthyang berasal dari daerah Pangaribuan yaitu identifikasi golongan senyawa dan uji aktivitas antioksidan. Diperoleh hasil bahwa ekstrak metanol daun pirdot
ini mengandung senyawa polifenol, flavonoid, triterpen, steroid, saponin dan tannin. Sementara itu, uji aktivitas antioksidan daun pirdot dengan menggunakan
pelarut methanol dan hasil fraksinasi etil asetat diperoleh IC
50
secara berturut-
Universitas Sumatera Utara