2.2.3 Terpenoid
Terpenoid adalah senyawa alam yang terbentuk dengan proses biosintesis, terdistribusi luas dalam dunia tumbuhan dan hewan. Terpenoid ditemui tidak saja
pada tumbuhan tingkat tinggi namun juga pada terumbu karang dan mikroba. Struktur terpenoid dibangun oleh molekul isoprena, CH
2
=CCH
3
-CH=CH
2
, kerangka terpenoid terbentuk dari dua atau lebih banyak satuan unit isoprena C
5
. Terpenoid yang disebut juga isoprenoid, diklasifikasikan atas jumlah unit isoprena
yang membangunnya, dengan demikian ada yang terdiri atas dua C
10
, tiga C
15
, empat C
20
, enam C
30
, atau delapan C
40
isoprena. Terpenoid dapat juga dikelompokkan menjadi monoterpen, seskuiterpen, diterpen, triterpen dan
tetraterpen. Senyawa terpenoid berkisar dari senyawa volatil, yaitu komponen minyak atsiri, yang merupakan mono dan seskuiterpen C
10
dan C
15
, senyawa yang kurang volatil, yakni diterpen C
20
, sampai senyawa nonvolatil seperti triterpenoid dan sterol C
30
seperti karatenoid Sirait, 2007. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa terpenoid dapat
menghambat pertumbuhan dengan mengganggu proses terbentuknya membran dan atau dinding sel,membran atau dinding sel tidak terbentuk atau terbentuk
tidak sempurna Ajizah, 2004. Berbagai macam aktivitas fisiologi yang menarik ditunjukkan oleh beberapa
triterpenoid, dan senyawa ini merupakan komponen aktif dalam tumbuhan obat yang telah digunakan untuk penyakit termasuk diabetes, gangguan menstruasi,
patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria. Beberapa senyawa mungkin mempunyai nilai ekologi bagi tumbuhan yang mengandungnya karena
senyawa ini bekerja sebagai antifungi, insektisida atau antipemangsa. Akan tetapi senyawa lain menstimulasi serangga bertelur. Beberapa senyawa menunjukkan
sifat antibakteri dan antivirus Robinson, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum biosintesa terpenoida terjadinya dengan 3 tahap reaksi dasar yaitu: 1.
Pembentukan isoprena aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat. Asam asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A Ko-A melakukan kondensasi
jenis Claisen menghasilkan Asetoasetil Ko-A. Senyawa ini dengan Asetil Ko-A melakukan kondensasi jenis Aldol menghasilkan rantai karbon bercabang
sebagaimana ditemukan pada asam mevalonat yang terlihat pada gambar 2.4 Pinder,1960.
CH
3
COOH
Asam asetat
CoA-SH
CH
3
-C-SHCoA O
CH
3
-C-SCoA O
CH
3
-C-SCoA O
+ CH
3
-C-CH
2
-C-SCoA +
CoA-SH O
O
Asetoasetil Ko-A
CH
3
-C-CH
2
-C-SCoA O
O
Asetoasetil Ko-A
+ CH
3
-C-SCoA O
CH
3
-C-CH
2
-C-SCoA OH
O
CH
3
-C-SCoA O
CH
3
-C-CH
2
-C-SCoA OH
O
CH
2
-C-SCoA O
H-OH CH
3
-C-CH
2
-C-SCoA OH
O
CH
2
-C-SCoA O
+ CoA-SH
CH
3
-C-CH
2
-C-SCoA OH
O
O CH
3
-C-CH
2
-CH
2
-OH OH
O
O H
2
O [H]
Asam Mevalonat CH
2
-C-OH CH
2
-C-OH
Gambar 2.4 Pembentukan Asam Mevalonat Pinder, 1960 2. Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprena akan membentuk mono-,
seskui-, di-, sester-, dan poli- terpenoida.
Setelah asam mevalonat terbentuk, reaksi-reaksi berikutnya adalah fosforilasi, eliminasi asam posfat, dan dekarboksilasi menghasilkan Isopentenil Pirofosfat
IPP. Selanjutnya berisomerisasi menjadi Dimetil Alil Pirofosfat DMAPP oleh enzim isomerase. IPP inilah yang bergabung dari kepala ke ekor dengan DMAPP.
Universitas Sumatera Utara
Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron dari ikatan rangkap IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh
penyingkiran ion pirofosfat mengasilkan Geranil Pirofosfat GPP yaitu senyawa antarsemua senyawa monoterpenoida. Penggabungan selanjutnya antara satu unit
IPP dan GPP dengan mekanisme yang sama menghasilkan Farnesil Pirofosfat FPP yang merupakan senyawa antara bagi semua senyawa seskuiterpenoida.
Senyawa diterpenoida diturunkan dari Geranil – Geranil Pirofosfat GGPP yang berasal dari kondensasi antara satu unit IPP dan GPP dengan mekanisme yang
sama terlihat pada gambar 2.5 Pinder, 1960.
+ CH
3
-C-CH
2
-CH
2
-OH
OH
CH
2
-C-OH
O
Asam Mevalonat
CH
3
-C-CH
2
-C-O
OP
CH
2
-CH2-OPP
O
ATP
3 Tahap
dekarboksilasi
CH
2
=C-CH
2
-CH
2
-OPP
CH
2
Isopentenil Piroposfat
IPP
CH
3
-C-CH
2
-CH
2
-OPP
CH
2
CH
3
-C-CH
2
-CH
2
-OPP
CH
2
Enzim Isomerase
CH
3
-C=CH-CH
2
-OPP
CH
3
Dimetil Alil Pirofosfat DMAPP
OPP IPP
OPP DMAPP
+
OPP
Geraniol Pirofosfat GPP
OPP
GPP
OPP IPP
+
OPP IPP
Farsenil Pirofosfat TPP
Geranil-Geranil Pirofosfat GGPP
OPP OPP
Gambar 2.5 Pembentukan Geranil-Geranil Pirofosfat GPP Pinder,1960
Universitas Sumatera Utara
3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C
15
atau unit C
20
menghasilkan triterpenoida dan steroida.
Triterpenoida C
30
dan tetraterpenoida C
40
berasal dari dimerisasi C
15
atau C
20
dan bukan dari polimerisasi terus-menerus dari unit C
5
. Yang banyak diketahui ialah dimerisasi FPP menjadi skualena yang merupakan triterpenoida dasar dan
sumber dari triterpenoida lainnya dan steroida yang terlihat pada gambar 2.6. Siklisasi dari skualena menghasilkan tetrasiklis triterpenoida lanosterol Pinder,
1960.
Farsenil Pirofosfat TPP OPP
Skualen
Gambar 2.6 Pembentukan Skualen Triterpenoida Dasar Pinder, 1960
2.2.4 Saponin