2. Flavonoida
Ekstrak metanol dan etil asetat daun pirdot masing-masing dimasukkan kedalam 2 tabung reaksi. Tabung I ditetesi NaOH 10, jika terbentuk larutan warna biru
violet maka positif mengandung flavonoida. Tabung II ditambah serbuk Mg dan HCl pekat,jika terbentuk larutan warna jingga maka positif mengandung
flavonoida.
3. Tanin
Ekstrak metanol dan etil asetat daun pirdot masing-masing dimasukkan kedalam tabung reaksi,kemudian ditambah dengan FeCl
3
5. Jika terbentuk larutan warna biru kehitaman maka positif mengandung tanin.
4. Terpenoida
Ekstrak metanol dan etil asetat daun pirdot masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambah dengan CeSO
4
1 dalam H
2
SO
4
10. Jika terbentuk endapan warna merah kecoklatan maka positif mengandung terpenoida.
5. Saponin
Ekstrak metanol dan etil asetat daun pirdot masing-masing ditambah 10 ml aquades, kemudian dikocok kuat-kuat. Jika muncul busa yang stabil maka positif
mengandung saponin.
3.3.5 Uji aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol dan Etil Asetat Daun Pirdot
3.3.5.1 Pembuatan Larutan DPPH 0,3 mM
Larutan DPPH 0,3 mM dibuat dengan melarutkan 11.83 mg serbuk DPPH dengan etanol p.a dalam labu takar 100 ml, kemudian dihomogenkan.
3.3.5.2 Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak Metanol dan Etil Asetat Daun Pirdot
Dibuat larutan induk 1000 ppm dari ekstrak metanol dan etil asetat daun pirdot, dengan melarutkan 0,025 g ekstrak metanol dan etil asetat dengan pelarut etanol
p.a dalam labu takar 25 ml. Kemudian dari larutan induk 1000 ppm dibuat larutan 100 ppm. Kemudian dari larutan 100 ppm dibuat variasi konsentrasi 20 ppm, 40
ppm, 60 ppm, 80 ppm untuk diuji aktivitas antioksidannya.
Universitas Sumatera Utara
3.3.5.3 Uji Aktivitas Antioksidan a. Uji Aktivitas Antioksidan Larutan Blanko
Sebanyak 2,5 ml etanol p.a ditambahkan ke dalam 1 ml larutan DPPH 0,3 mM dalam tabung reaksi, dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit pada ruang
gelap. Kemudian diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 515 nm.
b. Uji Aktivitas Antioksidan Sampel
Sebanyak 2,5 ml ekstrak metanol daun pirdot 20 ppm dimasukkan ke dalam 1 ml larutan DPPH 0,3 mM dalam tabung reaksi,dihomogenkan dan dibiarkan dalam
ruang gelap selama 30 menit. Lalu diukur absorbansinya dengan panjang gelombang maksimum 515 nm. Dilakukan perlakuan yang sama untuk
konsentrasi 40,60 dan 80 ppm. Dilakukan perlakuan yang sama untuk ekstrak etil asetat.
3.3.6 Uji aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol dan Etil Asetat Daun Pirdot
3.3.6.1 Pembuatan Media Mueller Hinton Agar MHA
Sebanyak 19 g serbuk Mueller Hinton Agar dimasukkan dalam erlenmeyer lalu dilarutkan dengan 500 ml aquadest dan dipanaskan hingga semua larut dan
mendidih. Lalu disterilkan di autoklaf pada suhu 121 ̊ C selama 15 menit.
3.3.6.2 Pembuatan Media Nutrient Agar NA
Sebanyak 7 g nutrient agar dimasukkan dalam erlenmeyer lalu dilarutkan dalam 250 ml aquadest dan dipanaska hingga semua larut dan mendidih . Lalu disterilkan
di autoklaf pada suhu 121 ̊ C selama 15 menit.
3.3.6.3 Pembuatan Media Agar Miring dan Stok Kultur Bakteri
Kedalam tabung reaksi yang steril dimasukkan 3 ml media nutrient agar steril, didiamkan pada temperatur kamar sampai memadat pada posisi miring
membentuk sudut 30-45 ̊ C. Biakan bakteri Staphylococcus aureus dari strain
utama diambil dengan jarum ose steril lalu diinokulasikan pada permukaan media
Universitas Sumatera Utara
nutrient agar miring dengan cara menggores , kemudian diinkubasi pada suhu 35 ̊C
selama 18-24 jam. Hal yang sama juga dilakukan pada biakan bakteri Escherichia coli, Staphylococcus epidermidis dan Salmonella thypi.
3.3.6.4 Penyiapan Inokulum Bakteri
Sebanyak 3,25 g nutrient broth dilarutkan dengan 250 ml aquadest dalam erlenmeyer dan dipanaskan hingga semua larut dan mendidih
, kemudian disterilkan di autoklaf pada suhu 121
̊ C selama 15 menit dan didinginkan. Lalu koloni bakteri Staphylococcus aureus diambil dari stok kultur menggunakan
jarum ose steril kemudian disuspensikan ke dalam 10 ml media nutrient broth steril dalam tabung reaksi dan diinkubasikan pada suhu
35 ̊ C selama 3 jam,lalu
diukur panjang gelombang dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 540-600 nm. Hal yang sama dilakukan untuk koloni bakteri
Escherichia coli, Staphylococcus epidermidis dan Salmonella thypi.
3.3.6.5 Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak Metanol dan Etil Asetat Daun Pirdot
Ekstrak Metanol dan Etil Asetat dibuat dalam berbagai konsentrasi dengan menimbang ekstrak masing-masing sebanyak 100 mg,200 mg,300 mg,400 mg,500
mg, kemudian dilarutkan masing-masing dengan 1 ml DMSO. Konsentrasi ekstrak adalah 100 mgml,200 mgml,300 mgml,400 mgml dan 500 mgml.
3.3.6.6 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol dan Etil Asetat Daun Pirdot
Sebanyak 0,1 ml inokulum Staphylococcus aureus dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media Mueller Hinton Agar sebanyak 15 ml dengan
suhu 45-50 ̊ C dihomogenkan sampai media dan bakteri tercampur rata,kemudian
dibiarkan sampai media memadat. Dimasukkan kertas cakram yang telah direndam dengan ekstrak metanol dan etil asetat dengan berbagai variasi
konsentrasi kedalam cawan petri yang telah berisi bakteri , kemudian diinkubasi
dalam inkubator pada suhu 35 ̊ C selama 18-24 jam. Selanjutnya diukur diamater
zona hambat di sekitar kertas cakram dengan jangka sorong. Dilakukan perlakuan yang smaa terhadap bakteri Escherichia coli, Staphylococcus epidermidis dan
Salmonella thypi.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Bagan Penelitian 3.4.1 Ekstraksi Serbuk Daun Pirdot dengan Pelarut Metanol
Daun Pirdot Dikeringkan
Dihaluskan Serbuk Daun Pirdot
Ditimbang Sebanyak 200 gram
Dimaserasi dengan 2 liter metanol selama
2x24 jam
Disaring Dipekatkan
Ekstrak Pekat Metanol Daun Pirdot
Dilakukan perlakuan yang sama untuk ekstraksi serbuk daun pirdot dengan pelarut etil asetat.
3.4.2 Analisa Kadar Air
Hasil 2 gram serbuk daun pirdot
dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C-110
C selama 2 jam
didinginkan dalam desikator selama 30 menit ditimbang
diulangi pengeringan sampai diperoleh berat tetap
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol dan Etil Asetat Daun Pirdot
Ekstrak Metanol Daun Pirdot
Dimasukkan kedalam 5 tabung reaksi
Tabung I + Pereaksi
Wagner
Tabung II + Pereaksi
Maeyer
Tabung III + Pereaksi
Dragendroff
Tabung IV + Pereaksi
Bouchardat Tabung I
+ NaOH 10
Tabung II + logam Mg
+HCl
p
Ditambahkan FeCl
3
5 Ditambahkan
CeSO
4
1 dalam
H
2
SO
4
10 Ditambahkan
Aquades dan dikocok kuat-
kuat
Alkaloid Flavonoid
Tanin Terpenoid
Saponin
Dilakukan perlakuan yang sama untuk uji skrining fitokimia ekstrak etil asetat daun pirdot.
Universitas Sumatera Utara
3.4.4 Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Pirdot Saurauia vulcani
Korth 1. Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak Metanol Daun Pirdot
0,025 gram ekstrak metanol daun pirdot
dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml
Ditambahkan etanol p.a sampai garis batas Dihomogenkan
25 ml larutan 1000 ppm Dipipet sebanyak 5 ml
Dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml Ditambahkan etanol p.a hingga garis batas
Dihomogenkan 50 ml larutan 100 ppm
Dibuat variasi konsentrasi 20, 40, 60 dan 80 ppm
dipipet 5 ml dengan pipet
volum dipipet 10 ml
dengan pipet volume
dipipet 15 ml dengan pipet
volum dipipet 20 ml
dengan pipet volum
Dimasukkan ke dalam labu
takar 25 ml ditambahkan
etanol p.a hingga garis
batas dimasukkan
ke dalam labu takar 25 ml
ditambahkan etanol p.a
hingga garis batas
dimasukkan ke dalam labu
takar 25 ml ditambahkan
etanol p.a hingga garis
batas dimasukkan ke
dalam labu takar 25 ml
ditambahkan etanol p.a
hingga garis batas
dihomogenkan dihomogenkan
dihomogenkan dihomogenkan
25 ml larutan 20 ppm
25 ml larutan 40 ppm
25 ml larutan 60 ppm
25 ml larutan 80 ppm
Dilakukan perlakuan yang sama untuk pembuatan variasi konsentrasi dengan ekstrak
Universitas Sumatera Utara
etil asetat daun pirdot.
2. Pembuatan Larutan DPPH 0,3 Mm