BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang meliputi formulasi Orally Disintegrating Tablet ODT Metoklopramida HCl dan evaluasi
sediaan. 3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin pencetak tablet Erweka, disintegration tester tipe dayung Copley, dissolution tester Copley,
hardness tester Copley, friabilator Copley, spektrofotometer UV Shimadzu, stopwatch, neraca listrik Boeko, alat-alat gelas dan alat laboratorium lainnya.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoklopramida HCl IPCA, primogel Amishi Drugs Chemicals, menthol Shanghai, Mg
Stearat Faci Asia Pacific, maltodekstrin Sorini Agro Asia Corp., aspartam Changzou Kelong Chemicals
.
3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Pembuatan pereaksi
3.3.1.1 Air bebas karbondioksida
Akuades yang telah dididihkan kuat-kuat selama beberapa menit.Selama pendinginan dan penyimpanan harus terlindung dari udara Ditjen POM., 1979.
3.3.1.2 Natrium hidroksida 0,2 N
Dilarutkan 8,001 gram natrium hidroksida dalam air bebas karbondioksidasecukupnya hingga 1000 mL Ditjen POM., 1979.
Universitas Sumatera Utara
3.3.1.3 Kalium dihidrogen fosfat 0,2 M
Dilarutkan 27,218 gram kalium dihidorgen fosfat dalam air bebas karbondioksida dan encerkan hingga 1000 mL Ditjen POM., 1979.
3.3.1.4 Dapar fosfat pH 6,8
Dimasukkan 50 mL kalium dihidrogen fosfat 0,2 M ke dalam labu tentukur 200 mL, kemudian ditambahkan NaOH 0,2 N sebanyak 22,4 mL lalu
diencerkan dengan air bebas karbondioksidahingga 200 mL Ditjen POM., 1979.
3.3.2 Pembuatan ODT metoklopramida HCl Tabel 3.1
Komposisi formulasi ODT metoklopramida HCl Komposisi mg
Formula F1
F2 F3
F4 F5
F6 F7
Metoklopramida HCl
10 10
10 10
10 10
10 Primogel
25 -
25 25
25 25
25 Menthol
- 25
5 10
15 20
25 Maltodekstrin
156 156
151 146
141 136
131 Aspartam
5 5
5 5
5 5
5 Mg Stearat
4 4
4 4
4 4
4 Total
200 200
200 200
200 200
200 Keterangan dalam :
F1 = Primogel : Menthol 12,5 : 0
F2 = Primogel : Menthol 0 : 12,5
F3 = Primogel : Menthol 12,5 : 2,5
F4 = Primogel : Menthol 12,5 : 5
F5 = Primogel : Menthol 12,5 : 7,5
F6 = Primogel : Menthol 12,5 : 10
F7 = Primogel : Menthol 12,5 : 12,5
Cara pembuatan :
1. Digerus bahan yang berbentuk kristal seperti menthol menjadi partikel yang
halus dengan ayakan mesh 40.
Universitas Sumatera Utara
2. Ditimbang bahan-bahan yang sesuai dengan perbandingan yang tertera pada
Tabel 3.1. 3.
Dimasukkan bahan-bahan yang jumlahnya sedikit ke dalam botol kaca lalu dicampur dengan bahan-bahan lain yang jumlahnya lebih kurang sama yang
ada di dalam botol, begitu seterusnya sampai semua bahan tercampur lalu dibolak-balikkan sampai homogen.
4. Dilakukan uji preformulasi terhadap massa.
5. Dicetak massa menjadi tablet dengan diameter 9 mm dan berat 200 mg.
6. Disublimasi tablet di dalam oven pada suhu 70ºC selama 5 jam Bagul, et.al.,
2010. 7.
Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang sudah disublimasi. Formulasi tablet cepat hancur dibuat dengan metode sublimasi
menggunakan primogel dan menthol dengan perbandingan yang berbeda-beda. Adapun berbagai formula yang dirancang seperti yang ditunjukkan Tabel 3.1.
3.3.3 Uji preformulasi
Uji preformulasi dilakukan terhadap campuran massa tablet metoklopramida HCl yang meliputi sudut diam, waktu alir, dan indeks tap.
3.3.3.1 Waktu alir
Penetapan laju alir dilakukan dengan menggunakan corong.Seratus gram granul dimasukkan ke dalam corong yang telah dirangkai, permukaannya
diratakan.Penutup bawah corong dibuka dan secara serentak stopwatch dihidupkan.Stopwatch dihentikan jika seluru granul telah habis melewati corong
dan dicatat waktu alirnya.
Syarat : t
alir
10 detik Cartensen, 1977.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3.2 Sudut diam
Penetapan sudut diam dilakukan dengan menggunakan corong. Seratus gram granul dimasukkan ke dalam corong, permukaannya diratakan, lalu penutup
bawah corong dibuka dan dibiarkan granul mengalir melalui corong dan ditentukan besar sudut diamnya dengan rumus:
Tg θ = 2hD
Keterangan: θ = sudut diam
h = tinggi kerucut cm D = diameter cm
Syarat : 20
o
θ 40
o
Cartensen, 1977.
3.3.3.3 Indeks tap
Granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 mL dan diukur volume awalnya V1 lalu dihentakkan sehingga diperoleh volume akhirnya V2 yang
konstan. Indeks tap dihitung dengan rumus: I = V1-V2
V2 X 100
Keterangan: I = indeks tap V1 = volume sebelum hentakan
V2 = volume setelah hentakan
Syarat : I
≤ 20 Cartensen, 1977.
3.3.4 Analisa kuantitatif 3.3.4.1Pembuatan larutan induk baku I
Ditimbang 50 mg metoklopramida HCl, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL, ditambahkan dapar fosfat pH 6,8dan dikocok sampai homogen,
lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 6,8 sampai garis tanda sehinggga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 µgmL.
Universitas Sumatera Utara
3.3.4.2Pembuatan larutan induk baku II
Dipipet 5 mL LIB I dimasukkan ke dalam labu 50 mL, ditambahkan dapar fosfat pH 6,8 dan dikocok sampai homogen, lalu dicukupkan dengan dapar fosfat
pH 6,8sampai garis tanda sehinggga diperoleh larutan dengan konsentrasi 50 µgmL.
3.3.4.3 Penentuan kurva serapan metoklopramida HCl
Dipipet LIB II sebanyak 13 mL ke dalam labu tentukur 50 mL diencerkan dengan dapar fosfat pH 6,8 sampai garis tanda konsentrasi 13 µgmL, kemudian
diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm.
3.3.4.4 Pembuatan kurva kalibrasi metoklopramida HCl dalam dapar fosfat pH 6,8
Dipipet LIB II sebanyak 5,5 mL; 8,5 mL; 11 mL; 14 mL dan 17 mL dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, diencerkan dengan dapar fosfat pH
6,8 hingga garis tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 5,5 µgmL; 8,5 µgmL; 11 µgmL; 14 µgmL dan 17 µgmL. Masing-masing larutan kemudian diukur
serapannya dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang maksimum.Kurva kalibrasi antara jumlah serapan dengan konsentrasi
dibuat dari data yang diperoleh lalu dihitung persamaan regresi dan koefisien korelasinya.
3.4Evaluasi Tablet 3.4.1 Penetapan kadar metoklopramida HCl dalam tablet
Ditimbang seksama 20 tablet, kemudian digerus menjadi serbuk. Selanjutnya ditimbang sejumlah serbuk setara dengan 10 mg metoklopramida
HCl. Serbuk ini kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL, ditambahkan dapar fosfat pH 6,8 dan dikocok hingga larut dan diencerkan dengan
dapar fosfat pH 6,8 sampai garis tanda. Larutan disaring dengan membuang
Universitas Sumatera Utara
beberapa tetespertama filtrat. Dipipet 5 mL filtrat dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL lalu diencerkan dengan dapar fosfat pH 6,8 sampai garis tanda.
Larutan ini lalu diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang yang dianalisis. Tablet metoklopramida HCl
mengandung zat berkhasiat tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari hingga 110,0 dari yang tertera pada etiket United States Pharmacopeia, 2004.
3.4.2 Uji kekerasan tablet
Alat: Hardness Tester Copley Cara: Sebuah tablet diletakkan tegak lurus di antara anvil dan puch, tablet dijepit
dengan memutas sekrup pengatur hingga tanda lampu “stop” menyala, knop ditekan dan dicatat angka yang ditunjukkan jarum penunjuk skala pada saat tablet
pecah. Percobaan ini dilakukan untuk 6 tablet. Ketentuan umum: kekerasan tablet 0,1-3 kg Abu-Izza, 2004.
3.4.3 Uji friabilitas
Alat: Friabilator Erweka Cara: Ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu, dicatat beratnya a
gram. Tablet dimasukkan ke dalam alat friabilator, lalu alat dijalankan selama 4 menit 100 kali putaran.Setelah batas waktu yang telah ditentukan, tabet
dikeluarkan dan dibersihkan dari debu, lalu ditimbang beratnya b gram. Friabilitas F = a-b a x 100
Ketentuan umum: kehilangan berat ≤ 0,9 Sharma, 2013.
3.4.4 Uji waktu hancur
Alat: Disintegration tester Copley Cara: Pengujian dilakukan terhadap 6 tablet. Dimasukkan 1 tablet masing-masing
tabung dari keranjang, kemudian alat dijalankan. Digunakan air dengan suhu 37
o
±
Universitas Sumatera Utara
2
o
C sebagai media. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi, angkat keranjang dan amati keenam tablet. Semua tablet harus hancur sempurna.
Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang dari 16 tablet dari 18 tablet yang harus diuji harus sempurna.
Persyaratan: Waktu yang dibutuhkan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 1 menit Manivannan, 2009.
3.4.5 Uji keseragaman kandungan
Tablet yang dibuat yaitu tablet metoklopramida HCl dengan berat 200 mg dan mengandungmetoklopramida HCl 10 mg, berarti 50 jumlah zat
berkhasiatnya kurang dari 50 mg, karena itu penetapan keseragaman sediaan yang dilakukan dengan menetapkan keseragaman kandungan Ditjen POM., 1995,
yang dilakukan sebagai berikut: Satu tablet digerus lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL, ditambahkan
dapar fosfat pH 6,8 dan dikocok, kemudian ditambah dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda.Larutan disaring dengan membuang beberapa tetespertama filtrat.
Dipipet 5 mL filtrat dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL lalu diencerkan dengan dapar fosfat pH 6,8 sampai garis tanda.Larutan ini lalu diukur serapannya
dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang yang dianalisis.Uji dilakukan terhadap 10 tablet.
Tablet memenuhi persyaratan dalam keseragaman kandungan jika kadarnya terletak antara 85 hingga 115 dari yang tertera pada etiket dan
simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0. Jika tidak memenuhi persyaratan maka dilakukan uji 20 satuan tambahan, dan persyaratan dipenuhi jika
tidak lebih dari 1 satuan dari 30 yang terletak di luar rentang 85 hingga 115 dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang tertera pada dan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
satuan yang terletak di luar rentang 75 hingga 125 dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 30 satuan kurang dari atau sama dengan
7,8 Ditjen POM., 1995.
3.4.6 Uji disolusi obat
Alat: Dissolution Tester Veego Medium
: 900 mL dapar fosfat pH 6,8 Alat
: tipe 2 metode dayung Kecepatan putaran
: 50 rpm Waktu
: 15 menit Cara: satu tablet dimasukkan ke dalam wadah disolusi yang telah berisi 900 mL
medium disolusi dapar fosfat pH 6,8 yang bersuhu 37
o
± 0,5
o
C, lalu dayung diputar dengan kecepatan 50 rpm. Pada interval waktu 3, 6, 9, 12, dan 15 menit
larutan dipipet sebanyak 5 mLcuplikan dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL lalu diencerkan dengan dapar fosfat pH 6,8sampai garis tanda. Serapan diukur
pada panjang gelombang maksimum dengan menggunakan dapar fosfat pH 6,8sebagai blanko. Volume medium disolusi diusahakan tetap dengan
menambahkan dapar fosfat pH 6,8 dengan jumlah yang sama dengan yang diambil. Pengambilan cuplikan dilakukan pada posisi yang sama, yaitu
pertengahan antara permukaan medium disolusi dan bagian atas dari dayung tidak kurang dari 1 cm dari dinding wadah Ditjen POM., 1995.
Persyaratan: dalam waktu kurang dari 30 menit harus larut tidak kurang dari 75 Q C
14
H
22
ClN
3
O
2
, dari jumlah yang tertera pada etiket Ditjen POM., 1995. Interpretasi: Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali
Universitas Sumatera Utara
bila hasil pengujian memnuhi tahap S1 atau S2. Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan
dalam persentase kadar pada etiket, angka 5 dan 15 dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan
Q. Kriteria penerimaan zat aktif yang larut dengan disolusi dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kriteria penerimaan zat aktif yang larut dengan disolusi Ditjen POM.,
1995 Tahap
Jumlah yang diuji Kriteria Penerimaan S1
6 Rata-rata tidak kurang dari Q + 5
S2 6
Rata-rata dari 12 unit S1 + S2 adalah sama dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu
unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15.
S3 12
Rata-rata dari 24 unit S1 + S2 + S3 adalah sama dengan atau lebih besar dari Q tidak lebih
dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15 dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q-
25.
3.4.7 Uji waktu pembasahan
Kertas saring yang berbentuk lingkaran diletakkan ke dalam cawan petri berdiameter 9 cm yang telah berisi 9 mL larutan berwarna metilen biru 0,1 bv
dalam air suling. Satu tablet diletakkan perlahan-lahan di bagian bawah cawan petri tersebut, kemudian dicatat waktu pembasahan sempurna dari tablet. Waktu
pembasahan wetting time adalah waktu yang dibutuhkan untuk membuat permukaan atas dari tablet menyerap warna Bhowmik, et al., 2009.
3.4.8 Uji absorpsi air
Kertas saring yang berbentuk lingkaran diletakkan ke dalam cawan petri berdiameter 9 cm yang telah berisi 9 mL larutan berwarna metilen biru 0,1 bv
dalam air suling. Satu tablet diletakkan perlahan-lahan di bagian bawah cawan
Universitas Sumatera Utara
petri tersebut, dicatat waktu pembasahan sempurna dari tablet, lalu ditimbang berat tablet sebelum dan sesudah dibasahi.
R= 100 x wa-wb wb Keterangan: wa = berat tablet sebelum menyerap air
wb = berat tablet sesudah menyerap air
3.4.9 Uji waktu hancur di mulut
Uji ini menggunakan 7 sukarelawan untuk 7 kode formula tablet cepat hancur. Sebelum melakukan pengujian, setiap sukarelawan diharuskan mencuci
mulut terlebih dahulu, lalu diletakkan 1 tablet cepat hancur di atas lidah mereka dan biarkan tablet hingga tablet hancur sempurna. Waktu yang dibutuhkan agar
tablet hancur tanpa dikunyah dihitung, setelah itu tablet segera diludahkan. Titik akhir untuk waktu hancur di mulut adalah waktu dimana tablet yang diletakkan di
lidah menjadi hancur tidak utuh lagi.
3.5 Analisis Data Secara Statistik
Menurut Gandjar 2007, kadar zat aktif sebenarnya yang terkandung dalam sampel dapat diketahui menggunakan uji distribusi t. Data diterima atau
ditolak dihitung dengan menggunakan metode standar deviasi dengan rumus:
SD = �
∑ | ��− � | �−1
Keterangan: Xi = nilai dari masing-masing pengukuran � = rata-rata dari pengukuran
Untuk mencari t
hitung
digunakan rumus:
t
hitung
=
�− � ��
√� �
Universitas Sumatera Utara
Menurut Wibisono 2005, sebagai dasar penolakan data hasil uji analisis adalah t
hitung
≥ t
tabel
atau t
hitung
- t
tabel
. Untuk menentukan kadar zat aktif dalam sampel dengan taraf kepercayaan 99, α = 0,01, dk= n-1, dapat digunakan rumus:
Kadar sebenarnya : µ = � ± t α2;dk x SD√� .
Keterangan: x = interval kepercayaan kadar sampel � = kadar rata-rata sampel
SD = standar deviasi dk =
derajat kebebasan dk = n-1 α = taraf kepercayaan ; dan
n = jumlah perlakuan
3.5.1 Uji statistik terhadap evaluasi waktu hancur
Evaluasi dari ODT dan sediaan tablet metoklopramida HCl dibandingkan secara in vitro. Data dibandingkan menggunakan uji anova dengan signifikansi p
0,05. Analisis statistik dilakukan menggunakan program SPSS 18,0.
3.5.2 Uji statistik terhadap profil pelepasan obat
Profil pelepasan obat dari ODT dan sediaan tablet metoklopramida HCl dibandingkan secara in vitro. Data dibandingkan menggunakan uji anova dengan
signifikansi p 0,05. Analisa statistik dilakukan menggunakan program SPSS 18,0.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Preformulasi Granul Metoklopramida HCl
Uji preformulasi yang dilakukan meliputi sudut diam, waktu alir, dan indeks tap. Dari hasil uji yang dilakukan dapat diketahui sifat massa yang akan
dicetak menjadi tablet. Hasil uji preformulasi granul metoklopramida HCl dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil uji preformulasi granul metoklopramida HCl
Formula Waktu Alir
detik Sudut Diam
o
Indeks Tap F1
5,36±0,14 29,93±0,47
11,90±0,56 F2
5,15±0,11 29,43±0,20
11,77±0,42 F3
5,55±0,10 29,56±0,08
12,07±0,42 F4
5,52±0,07 29,52±0,28
11,58±0,46 F5
5,47±0,06 29,35±0,22
12,02±0,45 F6
5,44±0,08 29,37±0,22
12,10±0,08 F7
5,16±0,13 29,30±0,08
12,01±0,56 Syarat
10 20-40
≤20
4.1.1 Uji waktu alir
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa semua formulamenunjukkan hasil uji preformulasi waktu alir yang masih berada dalam
batas persyaratan uji waktu alir yaitu formula 1 sebesar 5,36 detik; formula 2 sebesar 5,15 detik; formula 3 sebesar 5,55 detik; formula 4 sebesar 5,52 detik;
formula 5 sebesar 5,47 detik; formula 6 sebesar 5,44 detik; formula 7 sebesar 5,16 detik. Hal ini memenuhi persyaratan uji preformulasi waktu alir yaitu waktu yang
diperlukan tidak lebih dari 10 detik Cartensen, 1977.
Universitas Sumatera Utara