Pembuatan kurva kalibrasi metoklopramida HCl dalam pelarut dapar fosfat pH 6,8dilakukan pada rentang konsentrasi 0,00 –
17,00 μgmL. Dari hasil pengukuran diperoleh r = 0,99999, ini menunjukkan bahwaterdapat hubungan
yang linier antara serapan dan konsentrasi dan dari hasil pengukuran diperoleh persamaan regresi Y = 0.03632 X + 0.00087. Gambarkurva kalibrasi
metoklopramida HClbaku pembanding dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 59.
4.2.8 Penentuan kadarmetoklopramida HCldalam tablet
Berdasarkan hasil penentuan kadar metoklopramida HCldalam ODT untuk formula 1 sebesar 105,80 ± 0,15; formula 2 sebesar 108,23 ± 0,08; formula 3
sebesar 94,18 ± 0,92; formula 4 sebesar 97,76 ± 0,17; formula 5 sebesar 104,35 ± 1,34; formula 6 sebesar 105,24 ± 1,44; formula 7 sebesar 109,13 ±
0,62. Ternyata kadar yang diperoleh ini memenuhi persyaratan kadar yang tertera yaitu tablet metoklopramida HCl mengandung zat berkhasiat tidak kurang dari
90,0 dan tidak lebih dari hingga 110,0 dari yang tertera pada etiket United States Pharmacopeia, 2004.
Diagram hasil uji penetapan kadar dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9. Diagram batang hasil uji penetapan kadar
4.2.9 Keseragaman kandungan
105,8 108,23
94,18 97,76
104,35 105,24 109,13
85 90
95 100
105 110
115
F1 F2
F3 F4
F5 F6
F7
K ad
ar M
et ok
lop ram
id a
HC l
Formula
Universitas Sumatera Utara
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu keseragaman bobot dan keseragaman kandungan. Zat aktif dalamtablet
kurang dari 50 dari bobot satuan sediaan, maka pengujian dilakukandengan uji keseragaman kandungan.Dari hasil penentuan keseragaman kandungan
metoklopramida HCl dalam ODT untuk formula 1 sebesar 107,32 ± 0,30; formula 2 sebesar 109,67 ± 0,18; formula 3 sebesar 94,26 ± 0,37; formula 4
sebesar 98,37 ± 0,22; formula 5 sebesar 103,94 ± 0,69; formula 6 sebesar 105,93 ± 0,59; formula 7 sebesar 106,58 ±0,18. Hasil yang diperoleh
memenuhi persyaratan keseragaman kandungan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV 1995 yaitu antara 85 hingga 115 dari yang tertera pada etiket.
Diagram hasil uji keseragaman kandungan dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10. Diagram hasil uji keseragaman kandungan
4.2.10 Disolusi
Uji disolusi dari ke-7 formulasi ODT metoklopramida HCl dilakukan pada menit ke- 3, 6, 9, 12, 15. Hasil uji disolusi tablet ODT metoklopramida HCl dapat
dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil persen kumulatif rata-rata uji disolusi tablet
107,32 109,67
94,26 98,37
103,94 105,93
106,58
85 90
95 100
105 110
115
F1 F2
F3 F4
F5 F6
F7
K es
er agam
an K
an d
u n
gan
Formula
Universitas Sumatera Utara
Waktu menit
Persen kumulatif Serbuk
Metoklopramida HCl
F1 F2
F3 F4
F5 F6
F7
3 95.49
90.99 91.4
92.4 93.07
93.5 93.9
94.64 6
96.19 91.85 92.83 93.64 94.15 94.88
94.9 95.37
9 97.13
92.78 94.27 94.77 95.06 95.48 95.89 95.92 12
98.23 94.03 95.33 95.59 95.80 96.47 96.65 96.54
15 99.47
95.31 96.60 96.80 96.80 97.65 97.66 97.67
Gambar 4.11. Grafik hasil persen kumulatif rata-rata disolusi tablet
metoklopramida HCldari berbagai formula
Uji pelepasan obat secara in vitro dengan Dissolution Tester dari serbuk metoklopramida HCl dan semua formulasi ODT dapat dilihat pada Tabel
4.6.Dapat dilihat secara keseluruhan bahwa persentasi kumulatif formula ODT lebih rendah dibanding serbuk metoklopramida HCl. Hal ini terjadi mungkin
karena zat aktif membutuhkan waktu untuk dapat terlepas dari bahan pengisinya. Dapat dilihat juga formula 2 dan 7 memiliki bobot tablet yang paling rendah. Hal
20 40
60 80
100
3 6
9 12
15
K u
m u
lat if
Waktu menit
Profil Disolusi
Serbuk Formula 1
Formula 2 Formula 3
Formula 4 Formula 5
Formula 6 Formula 7
Universitas Sumatera Utara
tersebut dapat meningkatkan persentasi kumulatif karena bahan pengisi tablet lebih sedikit dibandingkan formula lainnya. Untuk mengetahui
apakahadaperbedaan bermakna dari profil disolusi pada semua formula maka dilakukan uji statistik ANOVA mengggunakan program SPSS 18,0 dengan p
0,05.
4.2.10.1 Hasil uji disolusi pada menit ke-3 berdasarkan uji statistik ANOVAdan duncan