mengandung maksud bahwa perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya. Namun demikian, ketentuan itu ada
pengecualiannya sebagaimana diintridusir dalam Pasal 1317 KUH Perdata dinyatakan bahwa “dapat pula perjanjian diadakan untuk kepentingan pihak
ketiga, bila suatu perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri, atau suatu pemberian kepada orang lain, mengandung suatu syarat semacam itu.” Pasal ini
mengkonstruksikan bahwa seseorang dapat mengadakan perjanjiankontrak untuk kepentingan pihak ketiga, dengan adanya suatu syarat yang ditentukan. Sedangkan
di dalam Pasal 1318 KUH Perdata, tidak hanya mengatur perjanjian untuk diri sendiri, melainkan juga untuk kepentingan ahli warisnya dan untuk orang-orang
yang memperoleh hak daripadanya. Jika dibandingkan kedua pasal itu maka pasal 1317 KUH Perdata mengatur tentang perjanjian untuk pihak ketiga, sedangkan
dalam Pasal 1318 KUH Perdata untuk kepentingan dirinya sendiri, ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak dari yang membuatnya. Dengan demikian,
Pasal 1317 KUH Perdata mengatur tentang pengecualiannya, sedangkan Pasal 1318 KUH Perdata memiliki ruang lingkup yang luas.
30
D. Bentuk-Bentuk dan Fungsi Perjanjian
Fungsi perjanjian dapat dibedakan menjadi dua macam
31
, yaitu fungsi yurudis dan fungsi ekonomis. Fungsi yuridis perjanjian adalah dapat memberikan
kepastian hukum para pihak, sedangkan fungsi ekonomis adalah menggerakkan hak milik sumber daya dari nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai
30
Ibid.
31
Eghasyamgrint.Wordpress.Com20110521Fungsi Perjanjian, diakses tanggal 10 Oktober 2014
Universitas Sumatera Utara
yang lebih tinggi. Biaya dalam Pembuatan Perjanjian Biaya penelitian, meliputi biaya penentuan hak milik yang mana yang diinginkan dan biaya penentuan
bernegosiasi, Biaya negosiasi, meliputi biaya persiapan, biaya penulisan kontrak, dan biaya tawar-menawar dalam uraian yang rinci, Biaya monitoring, yaitu biaya
penyelidikan tentang objek, Biaya pelaksanaan, meliputi biaya persidnagan dan
arbitrase, Biaya kekeliruan hukum, yang merupakan biaya sosial.
E. Berakhirnya Perjanjian
Suatu perjanjian pada umumnya berakhir apabila tujuan itu telah tercapai, dimana masing-masing pihak telah memenuhi prestasi yang diperjanjikan
sebagaimana yang merupakan kehendak bersama dalam mengadakan perjanjian tersebut. Selain cara berakhirnya perjanjian seperti yang disebutkan di atas,
terdapat beberapa cara lain untuk mengakhiri perjanjian, yaitu :
32
1. Ditentukan dalam perjanjian oleh para pihak. Misalnya, dalam perjanjian
itu telah ditentukan batas berakhirnya perjanjian dalam waktu tertentu; 2.
Undang-undang menentukan batas berlakunya perjanjian. Misalnya, Pasal 1250 KUH Perdata yang menyatakan bahwa hak membeli kembali tidak
boleh diperjanjikan untuk suatu waktu tertentu yaitu tidak boleh lebih dari 5 tahun;
3. Para pihak atau undang-undang dapat menentukan bahwa dengan
terjadinya peristiwa tertentu maka perjanjian akan berakhir. Misalnya, apabila salah satu pihak meninggal dunia maka perjanjian akan menjadi
32
Gunawan Widjaja, Memahami Prinsip Keterbukaan dalam Hukum Perdata, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 387
Universitas Sumatera Utara
hapus Pasal 1603 KUH Perdata yang menyatakan bahwa hubungan kerja berakhir dengan meninggalnya si buruh;
4. Karena persetujuan para pihak;
5. Pernyataan penghentian pekerjaan dapat dikarenakan oleh kedua belah
pihak atau oleh salah satu pihak hanya pada perjanjian yang bersifat sementara;
6. Berakhirnya perjanjian karena putusan hakim;
7. Tujuan perjanjian sudah tercapai;
8.
Karena pembebasan utang.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program pembangunan nasional yang ditetapkan oleh pemerintah meliputi berbagai macam bidang yaitu bidang hukum, ekonomi, politik, agama,
pendidikan, sosial dan budaya, pembangunan daerah, SDA dan lingkungan hidup serta pertahanan dan keamanan. Program pembangunan ini merupakan landasan
dan pedoman bagi pemerintah dan penyelenggara negara lainnya dalam melaksanakan pembangunan lima tahun. Pembangunan ekonomi ini sangat
berpengaruh penting dalam upaya menciptakan suatu masyarakat dengan perekonomian yang baik. Ada 3 hal vital yang dapat mempengaruhi kesejahteraan
dan keberadaan suatu negara, yaitu masalah politik, masalah hukum dan masalah ekonomi. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Semakin meningkatnya ekonomi suatu negara maka akan meningkat pula kebutuhan hidup masyarakat yang tinggal dalam negara tersebut. Kebutuhan
konsumtif masyarakat baik kebutuhan primer, sekunder, bahkan tersier mau tidak mau harus mereka penuhi dan apabila mereka hanya mampu untuk memenuhi
kebutuhan primer saja, atau primer dan sekunder saja maka mereka akan mencari cara agar kebutuhan sekunder atau tersiernya bisa terpenuhi.
Perkembangan perekonomian yang pesat telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang danatau jasa yang akan
dikonsumsi. Barang danatau jasa tersebut pada umumnya merupakan barang danatau jasa yang sejenis maupun yang bersifat komplementer satu dengan yang
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Dengan banyaknya variasi produk yang sedemikian luasnya dan dengan dukungan kemajuan teknologi komunikasi dan informatika menyebabkan
perluasan ruang gerak arus transaksi barang atau jasa yang melintasi batas wilayah suatu negara. Manusia pada akhirnya dihadapkan pada jenis barang dan atau jasa
yang ditawarkan secara varitatif, baik yang berasal dari produk domestik maupun dari luar negeri.
1
Dalam perjalanannya manusia selalu berusaha untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya dan akan selalu melakukan bermacam-macam
kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Tidak bisa dielakkan lagi, untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan dana oleh kalangan usahawan
perseorangan maupun usahawan yang tergabung dalam suatu badan hukum di dalam mengembangkan usahanya maupun di dalam meningkatkan produknya,
sehingga dapat dicapai suatu keuntungan yang memuaskan maupun tingkat kebutuhan bagi kalangan lainnya.
2
Untuk mengembangkan usahanya, bank harus sesuai dengan fungsi perbankan dalam arti luas sebagaimana tertera dalam Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Ada dua makna yang dapat kita ambil yaitu bank bertugas
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat.
1
Gunawan Wijdaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2003, hal. 11
2
Richard Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hal. 95
Universitas Sumatera Utara
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Untuk menyediakan dana tersebut, saat ini semakin banyak orang yang
mendirikan suatu lembaga pembiayaan yang bergerak di bidang penyediaan dana ataupun barang yang akan dipergunakan oleh pihak lain di dalam
mengembangkan usahanya.
3
Salah satu kegiatan usaha yang dilakukan bank adalah pemberian kredit usaha yang disebut kemudian kredit. Dengan memperhatikan kegiatan usaha bank,
antara bank dan masyarakat yang mengambil kredit tersebut sangat berkepentingan untuk membuat suatu perjanjian kredit antara mereka.
Pada prinsipnya pemberian kredit dapat diberikan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan untuk itu. Selama proses pengajuan kredit modal kerja
antara kreditur dan debitur disepakati, maka lahirlah kewajiban pada diri kreditur untuk menyerahkan uang yang telah diperjanjikan kepada debitur. Dengan hak
untuk menerima kembali uang dari debitur pada waktunya, disertai dengan bunga yang telah disepakati oleh para pihak. Hak dan kewajiban debitur adalah timbal
balik dengan hak dan kewajiban kreditur, selama proses itu tidak menghadapi masalah, dalam arti selama kedua belah pihak melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan, maka persoalan tidak akan muncul. Persoalan baru muncul apabila debitur lalai mengembalikan uang
pinjaman pada saat yang telah ditentukan dan kreditur tidak mau mengambil
3
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
risiko sehingga diperlukan adanya jaminan, dimana kedudukan jaminan adalah sebagai perjanjian accessoir tambahan dari perjanjian pokok, yaitu perjanjian
utang piutang. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik memilih judul Tinjauan
Yuridis Terhadap Perjanjian Kredit Modal Kerja Dengan Jaminan Hak Tanggungan pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan.
B. Permasalahan
Dalam setiap penulisan skripsi tentulah ditemukan yang menjadi permasalahan yang merupakan titik tolak bagi pembahasan nantinya. Adapun
yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses perjanjian kredit modal kerja dengan jaminan hak
tanggungan pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan? 2.
Apa yang menjadi hak dan kewajiban PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan dan debitur setelah perjanjian kredit ditandatangani?
3. Apa yang menjadi masalah dalam perjanjian kredit modal kerja dengan
jaminan hak tanggungan pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan? 4.
Bagaimana penyelesaian terhadap masalah dalam perjanjian kredit modal kerja dengan jaminan hak tanggungan pada PT. Bank Sumut Cabang
Utama Medan? 5.
Apakah perjanjian kredit modal kerja pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan tidak bertentangan dengan Pasal 1320 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata?
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penulisan