Syarat Sahnya Perjanjian Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kredit Modal Kerja Dengan Jaminan Hak Tanggungan Pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan

B. Syarat Sahnya Perjanjian

Suatu perjanjian akan mengikat para pihak yang membuatnya apabila perjanjian tersebut dibuat secara sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk sahnya suatu persetujuan perjanjian diperlukan 4 syarat, sebagaimana tercantum pada Pasal 1320 KUH Perdata, yaitu : 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. Suatu hal tertentu; 4. Suatu sebab yang halal. ad. 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. Kesepakatan dalam perjanjian merupakan perwujudan dari kehendak para pihak dalam perjanjian mengenai apa yang mereka kehendaki untuk dilaksanakan, bagaimana cara melaksanakannya, kapan harus dilaksanakan, dan siapa yang harus melaksanakan. Kesepakatan merupakan kesesuaian, kecocokan, pertemuan kehendak dari yang mengadakan perjanjian atau pernyataan kehendak yang disetujui antara pihak-pihak. Adapun Unsur kesepakatan terdiri atas : a. Offerte penawaran adalah pernyataan pihak yang menawarkan b. Acceptasi penerimaan adalah pernyataan pihak yang menerima penawaran 12 Sebelum para pihak melakukan kesepakatan, maka salah satu pihak dalam perjanjian tersebut akan menyampaikan apa yang dikendakinya, dengan segala macam persyaratan yang mungkin dan diperkenankan oleh hukum untuk 12 Mariam Darus Badrulzaman, KUH Perdata Buku III, Bandung, Alumni, 2006, hal. 98 Universitas Sumatera Utara disepakati para pihak. Pernyataan kehendak yang disampaikan tersebut dikenal dengan nama penawaran. Jadi penawaran itu berisikan kehendak dari salah satu pihak dalam perjanjian, yang disampaikan kepada lawan pihaknya, untuk memperoleh persetujuan dari lawan pihaknya tersebut. Pihak lawan dari pihak yang melakukan penawaran selanjutnya harus menentukan apakah ia menerima tawaran yang disampaikan. Apabila ia menerima maka tercapailah kesepakatan tersebut. Sedangkan jika ia tidak menyetujui, maka dapat saja ia mengajukan tawaran balik, yang memuat ketentuan-ketentuan yang dianggap dapat ia penuhi atau yang sesuai dengan kehendaknya yang dapat diterima atau dilaksanakan olehnya. Dalam hal terjadi demikian maka kesepakatan belum tercapai. Keadaan tawar-menawar ini akan terus berlanjut hingga pada akhirnya para pihak mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh para pihak dalam perjanjian tersebut. Jadi kesepakatan itu penting diketahui karena merupakan awal terjadinya perjanjian. untuk mengetahui kapan kesepakatan itu terjadi ada beberapa macam teoriajaran yaitu: 1. Teori pernyataan, mengajarkan bahwa sepakat terjadi saat kehendak pihak yang menerima tawaran menyatakan bahwa ia menerima penawaran itu, misalnya saat menjatuhkan bolpoin untuk menyatakan menerima. Kelemahannya sangat teoritis karena dianggap terjadinya kesepakatan secara otomatis. 2. Teori pengiriman, mengajarkan bahwa sepakat terjadi pada saat kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang menerima tawaran. Universitas Sumatera Utara Kelemahannya adalah bagaimana hal itu bisa diketahui? Bisa saja walaupun sudah dikirim tetapi tidak diketahui oleh pihak yang menawarkan. 3. Teori pengetahuan, mengajarkan bahwa pihak yang menawarkan seharusnya sudah mengetahui bahwa tawarannya diterima. walaupun penerimaan itu belum diterimanya dan tidak diketahui secara langsung. Kelemahannya, bagaimana ia bisa mengetahui isi penerimaan itu apabila ia belum menerimanya. 4. Teori penerimaan, mengajarkan kesepakatan terjadi pada saat pihak yang menawarkan menerima langsung jawaban dari pihak lawan 13 Pernyataan kehendak itu dapat dilakukan secara tegas ataupun secara diam-diam. Jika dilakukan secara tegas dapat dilakukan secara tertulis, secara lisan ataupun dengan tanda. Pernyataan kehendak secara tegas yang dilakukan secara tertulis dapat dilakukan dengan akta di bawah tangan ataupun dengan akta autentik. Selanjutnya menurut Pasal 1321 KUH Perdata, kata sepakat harus diberikan secara bebas, dalam arti tidak ada paksaan, penipuan, dan kekhilafan. Masalah lain yang dikenal dalam KUH Perdata yakni yang disebut cacat kehendak kehendak yang timbul tidak murni dari yang bersangkutan. Tiga unsur cacat kehendak Pasal 1321 KUH Perdata 14 13 Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Bandung, Sinar Grafika, 2003, hal. 30-31. 14 Handri Raharjo, Hukum Perjanjian di Indonesia, Cet. 1, Yogyakarta, Pustaka Yustisia, 2009, hal. 51 Universitas Sumatera Utara 1. Kekhilafankekeliruankesesatandwaling Pasal 1322 KUH Perdata: Sesat dianggap ada apabila pernyataan sesuai dengan kemauan tapi kemauan itu didasarkan atas gambaran yang keliru baik mengenai orangnya disebut eror in persona atau objeknya disebut eror in subtantia. Cirinya, yakni tidak ada pengaruh dari pihak lain 2. Paksaandwang Pasal 1323-1327 KUH Perdata. Paksaan bukan karena kehendaknya sendiri,namun dipengaruhi orang lain. Paksaan telah terjadi bila perbuatan itu sedemikian rupa sehingga dapat menakutkan seseorang yang berpikiran sehat dan apabila perbuatan itu dapat menimbulkan ketakutan pada orang tersebut bahwa dirinya atau kekayaannya terancam dengan suatu kerugian yang terang dan nyata. Dengan demikian maka pengertian paksaan adalah kekerasan jasmani atau ancaman akan membuka rahasia dengan sesuatu yang diperbolehkan hukum yang menimbulkan ketakutan kepada seseorang sehingga ia membuat perjanjian. 3. Penipuanbedrog Pasal 1328 KUH Perdata pihak menipu dengan daya akalnya menanamkan suatu gambaran yang keliru tentang orangnya atau objeknya sehingga pihak lain bergerak untuk menyepakati. Perjanjian itu dapat dibatalkan, apabila terjadi ketiga hal yang disebut di atas. Dalam perkembangannya muncul unsur cacat kehendak yang keempat yaitu penyalahgunaan keadaanundue influence KUH Perdata tidak mengenal. Pada hakikatnya ajaran penyalahgunaan keadaan bertumpu pada kedua hal berikut, yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Penyalahgunaan keunggulan ekonomi; b. Penyalahgunaan keunggulan kejiwaan termasuk tentang psikologi, pengetahuan, dan pengalaman. Di dalam penyalahgunaan keadaan tidak terjadi ancaman fisik hanya terkadang salah satu pihak punya rasa ketergantungan, suatu hal darurat, tidak berpengalaman, atau tidak tahu. Jika hal ini dikaitkan dengan pelayanan kesehatan dalam hal informed consent Persetujuan Tindakan Kedokteran, maka kesepakatan para pihak untuk saling mengikatkan dirinya timbul jika pasien atau keluarga terdekat pasien setuju untuk dilakukannnya tindakan mediskedokteran, setelah sebelumnya dokter memberikan informasi atau penjelasan yang jelas mengenai apa saja yang berkaitan dengan tindakan mediskedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien sebagaimana tercantum pada Pasal 7 ayat 3 PERMENKES No 290 tahun 2008. ad.2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan Pada Pasal 1329 KUH Perdata menyebutkan bahwa setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan-perikatan jika ia oleh undang-undang tidak dinyatakan tak cakap. Pada Pasal 1330 KUH Perdata lebih lanjut dinyatakan bahwa yang tidak cakap membuat perjanjian adalah : a. Orang-orang yang belum dewasa; b. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan; c. Orang-orang perempuan wanita bersuami; d. Orang yang dilarang undang-undang untuk membuat perjanjian tertentu. Universitas Sumatera Utara e. Mengenai ketentuan yang ada pada nomor urut ketiga pada Pasal 1330 KUH Perdata yang ada di atas, berkenaan dengan kedudukan orang-orang perempuan wanita bersuami yang dianggap tidak cakap untuk membuat perjanjian telah dihapus, dengan keluarnya SEMA Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 1963 selanjutnya disebut SEMA No. 31963, yang menyatakan bahwa perempuan bersuami cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Serta keluarnya Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Selanjutnya disebut UUP No. 11974 yang menyatakan bahwa hak dan kedudukan suami-istri seimbang dan masing-masing pihak berhak melakukan perbuatan hukum, hal ini dapat dilihat pada Pasal 31 undang-undang tersebut. Mereka yang belum cukup umur menurut Pasal 1330 KUH Perdata adalah mereka yang belum genap 21 tahun dan belum menikah. Agar mereka yang belum dewasa dapat melakukan perbuatan hukum maka harus diwakili oleh waliperwalian Pasal 331-414 KUH Perdata. Perwalian adalah pengawasan atas orang anak-anak yang belum dewasa yang tidak ada di bawah kekuasaan orangtua sebagaimana diatur dalam undang-undang dan pengelolaan barang- barang dari anak yang belum dewasa 15 Mereka yang diletakkan di bawah pengampuan diatur dalam Pasal 433- 462 KUH Perdata tentang pengampuan. Pengampuan adalah keadaan dimana seseorang disebut curandus karena sifat-sifat pribadinya dianggap tidak cakap atau tidak di dalam segala hal cakap untuk bertindak sendiri pribadi di dalam 15 Ibid., hal. 53 Universitas Sumatera Utara lalu lintas hukum, karena orang tersebut curandus oleh putusan hakim dimasukkan ke dalam golongan orang yang tidak cakap bertindak dan lantas diberi seorang wakil menurut undang-undang yang disebut pengampu curatorcuratrice, sedangkan pengampuannya disebut curatele. Sifat-sifat pribadinya yang dianggap tidak cakap adalah Pasal 433 KUH Perdata : 1. Keadaan dungu; 2. Sakit ingatangilamata gelap dianggap tidak cakap melaksanakan sendiri hak dan kewajibannya; 3. Pemboros dan pemabuk ketidakcakapan bertindak terbatas pada perbuatan-perbuatan dalam bidang hukum harta kekayaan saja. 16 Pengampuan terjadi karena putusan hakim yang didasarkan adanya permohonan. Yang dapat mengajukan permohonan diatur di dalam Pasal 434-435 KUH Perdata yaitu, keluarga, diri sendiri, dan jaksa dari kejaksaan. 17 Akibat hukum dari perbuatan yang dilakukan oleh orang yang tidak cakap berbuat berdasar penentuan hukum ialah dapat dimintakan pembatalan Pasal 1331 ayat 1 KUH Perdata. 18 ad.3. Suatu hal tertentu Suatu hal tertentu disini berbicara tentang objek perjanjian Pasal 1332 sd 1334 KUH Perdata. Objek perjanjian yang dapat dikategorikan dalam Pasal tersebut yaitu : 16 Ibid., hal. 53-54 17 Juni Rahardjo, Hukum Administrasi Indonesia Pengetahuan Dasar, Yogyakarta, Atma Jaya, 1995, hal. 79. 18 Handri Raharjo, Op.Cit. Universitas Sumatera Utara a. Objek yang akan ada kecuali warisan, asalkan dapat ditentukan jenis dan dapat dihitung b. Objek yang dapat diperdagangkan barang-barang yang dipergunakan untuk kepentingan umum tidak dapat menjadi objek perjanjian 19 Suatu perjanjian harus mempunyai objek suatu barang yang paling sedikit ditentukan jenisnya, sedangkan mengenai jumlahnya dapat tidak ditentukan pada waktu dibuat perjanjian asalkan nanti dapat dihitung atau ditentukan jumlahnya Pasal 1333 KUH Perdata. ad.4. Suatu sebab yang halal Sebab yang dimaksud adalah isi perjanjian itu sendiri atau tujuan dari para pihak mengadakan perjanjian Pasal 1337 KUH Perdata. Halal adalah tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan 20 Syarat ini merupakan mekanisme netralisasi, yaitu sarana untuk menetralisir terhadap prinsip hukum perjanjian yang lain yaitu prinsip kebebasan berkontrak. Prinsip mana dalam KUH Perdata ada dalam Pasal 1338 ayat 1 yang pada intinya menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah memiliki kekuatan yang sama dengan undang-undang. Adanya suatu kekhawatiran terhadap azas kebebasan berkontrak ini bahwa akan menimbulkan perjanjian-perjanjian yang dibuat secara ceroboh, karenanya diperlukan suatu mekanisme kebebasan berkontrak ini tidak disalahgunakan. Sehingga diperlukan penerapan prinsip moral dalam suatu perjanjian. sehingga timbul syarat suatu sebab yang halal sebagai salah satu syarat sahnya perjanjian. Itu sebabnya suatu perjanjian dikatakan tidak 19 Mariam Darus Badrulzaman, Op.Cit., hal. 104-105 20 Handri Raharjo, Op.Cit., hal. 57. Universitas Sumatera Utara memiliki suatu sebab yang halal atau suatu sebab yang terlarang jika perjanjian tersebut antara lain melanggar prinsip kesusilaan atau ketetiban umum disamping melanggar perundang-undangan hal ini sebagaimana tercantum dalam Pasal 1337 KUH Perdata. “Syarat kesepakatan dan syarat kecakapan di atas biasa disebut syarat subjektif, yakni mengenai subjeknya, bila syarat ini tidak dipenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan untuk membatalkan perjanjian itu harus ada inisiatif minimal dari salah satu pihak yang merasa dirugikan untuk membatalk annya” 21 Batas waktu untuk membatalkannya 5 tahun Pasal 1454 KUH Perdata. Syarat suatu hal tertentu dan sebab yang halal disebut syarat objektif yaitu syarat mengenai objeknya, bila syarat ini tidak dipenuhi maka perjanjian batal demi hukum sejak semula dianggap tidak pernah ada perjanjian sehingga tidak perlu pembatalan 22

C. Asas-asas Hukum Perjanjian