Asimetri Informasi Tinjauan Pustaka .1 Teori Agensi

17

2.1.3 Asimetri Informasi

Pada suatu perusahaan sering terjadi asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemegang saham sebagai pengguna laporan keuangan yang menyebabkan pemegang saham tidak dapat mengamati seluruh kinerja dan prospek perusahaan secara sempurna. Asimetri informasi sebagai situasi yang terbentuk karena principal pemegang saham tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kinerja keuangan agent manajer, sehingga principal tidak pernah dapat menentukan kontribusi usha-usaha agent terhadap hasil-hasil perushaan sesungguhnya. Agency theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manjer agent dengan pemilik principal. Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer sebagai agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi, dan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi Nasution dan Doddy, 2007:125. Masalah keagenan muncul karena adanya perilaku oportunistik dari agent, yaitu perilaku manajemen untuk memaksimumkan kesejahteraan sendiri yang berlawanan dengan kepentingan principal. Manajer memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal. Universitas Sumatera Utara 18 Asimetri informasi sangat berkaitan erat dengan praktik manajemen laba. Asimetri informasi yang terjadi antara manajer dengan pemegang saham sebagai pengguna laporan keuangan menyebabkan pemegang saham tidak dapat mengamati seluruh kinerja dan prospek perusahaan secara sempurna. Dalam situasi dimana pemegang saham memiliki informasi yang lebih sedikit daripada manajer, manajer dapat memanfaatkan fleksibilitas yang dimilikinya tersebut untuk melakukan praktik manajemen laba. Scott 2009:105, menyatakan bahwa terdapat dua macam asimetri informasi, yaitu : a. Adverse Selection Adverse selection yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan dengan pihak luar. Mungkin terdapat fakta-fakta yang tidak disampaikan kepada principal. b. Moral Hazard Moral hazard yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh investor pemegang saham dan kreditor, sehingga manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak yang sebenarnya secara etika atau norma yang mungkin tidak layak dilakukan. Perbedaan antara harga bid dan harga ask adalah spread. Jadi bid ask spread merupakan selisih harga beli tertinggi bagi broker atau dealer bersedia Universitas Sumatera Utara 19 untuk membeli suatu saham dan harga jual dimana brokerdealer bersedia untuk menjual saham tersebut Restuwulan, 2013. Penggunaan bid ask spread sebagai proksi dari asimetri informasi dikarenakan dalam mekanisme pasar modal, pelaku pasar modal juga menghadapi masalah keagenan. Pembahasan lebih lanjut mengenai spread dikemukakan oleh Cohen,dkk, 2011:186 menyatakan bahwa riset mengenai kos transaksikos keagenan immediacy cost harus membedakan antara spread dealer dan spread pasar. Spread dealer untuk suatu saham merupakan perbedaan harga bid dan ask yang ditentukan oleh dealer secara individual, ketika dealer hendak memperdagangkan saham tersebut, sedangkan spread pasar untuk suatu saham merupakan perbedaan harga bid tertinggi dan ask terendah diantara beberapa dealer yang sama-sama melakukan transaksi untuk saham tersebut. Berdasarkan perbedaan tersebut, maka spread pasar dapat lebih kecil dibandingkan dengan spread dealer. Terdapat tiga komponen biaya dalam menetapkan bid ask spread Rahmawati, dkk., 2006:302 yaitu: 1. Biaya pemrosesan pemesanan order processing cost, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengatur transaksi, mencatat, serta melakukan pembukuan. 2. Biaya pemilikan saham inventory holding cost, merupakan biaya opportunities dan risiko saham yang berkaitan dengan pemilikan saham. 3. Biaya adverse selection, terjadi karena informasi terdistribusi secara asimetri antara partisipan pasar modal, oleh karena itu brokerdealer Universitas Sumatera Utara 20 menghadapi masalah adverse selection, karena ia melakukan transaksi dengan investor yang memiliki informasi superior. Menurut Siregar 2008:182, pengukuran asimetri informasi dihitung dengan menggunakan relative bid-ask spread yang dioperasionalkan, sebagai berilkut : SPREAD it = Ask it – Bid it {Ask it + Bid it 2} x 100 Keterangan : BIDASK it = Bid-ask spread Ask it = Harga ask tertinggi saham perusahaan i pada tahun t Bid it = Harga bid terendah saham perusahaan i pada tahun t

2.1.4 Leverage

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating Di Perusahaan Manufaktur Dalam Sektor Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 80 118

Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Return on Assets Terhadap Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating pada Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 36 97

Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 123

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

0 5 84

Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Return on Assets Terhadap Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating pada Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 7 97

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

PENGARUH KUALITAS AUDIT, ASIMETRI INFORMASI, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA: Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang

0 0 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS

0 0 17

PENGARUH PERSISTENSI LABA, ROA DAN CURRENT RASIO TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

1 9 23

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

0 0 13