23 9.
Bila perusahaan mendapatkan penghasilan lebih dari dana yang dipinjamkannya dibandingkan dengan dana yang dibayarnya,
pengembalian ekuitas diperbesar. Menurut Agnes 2005:13, leverage diukur dari debt ratio merupakan
rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aset atau dengan rumus :
100 ×
= assets
Total debt
Total ratio
Debt
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi hasil persentasenya,
cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham. Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan
utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi
hutang-hutangnya dengan aset yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasio rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang.
2.1.5 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklarifikasikan besar dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara, antara lain total aset, log size, nilai
pasar saham. Karena semakin besar total aset, penjualan dan kapitalisasi pasar, maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Ketiga variabel tersebut digunakan
Universitas Sumatera Utara
24 untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar
perusahaan. Bagi investor, kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek arus kas dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi regulator atau
pemerintah akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima, serta efektivitas peran pemberian perlindungan terhadap masyarakat secara umum
Muliati, 2011. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap manajemen laba perusahaan. Perusahaan besar cenderung akan memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih
kecil. Tambahan dana tersebut dapat diperoleh dari penerbitan saham baru atau penambahan hutang. Motivasi untuk mendapatkan dana tersebut akan mendorong
pihak manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba, sehingga dengan pelaporan laba yang tinggi maka calon investor maupun kreditur akan tertarik
untuk menanamkan dananya Agusti dan Pramesti, 2014. Ukuran perusahaan diukur menggunakan nilai logaritma dari total aset, atau dengan rumus :
SIZE = Ln Total Aset
2.1.6 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen dapat
mensejajarkan kepentingan pemilik atau pemegang saham dengan kepentingan manajer sehingga dapat mengurangi konflik kepentingan yang dapat mendorong
manajer melakukan manipulasi Jensen dan Meckling, 1976. Oleh karena itu,
Universitas Sumatera Utara
25 dengan adanya kepemilikan manjerial, maka semakin rendah kecenderungan
manajer untuk melakukan manajemen laba. Pernyataan tersebut didukung oleh Jensen 1986 yang menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan
manajemen pada perusahaan akan dapat menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemengang saham, sehingga kinerja perusahaan akan semakin bagus.
Penelitian Christiawan dan Tarigan 2004 menyebutkan bahwa keadaan dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut
merangkap sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham
perusahaan oleh manajer. Adanya kepemilikan manajerial menjadi hal yang menarik jika dikaitkan dengan agency theory. Manajer yang sekaligus pemegang
saham akan meningkatkan nilai perusahaan, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan maka nilai kekayaannya sebagai individu pemegang saham akan ikut
meningkat. Dilihat dari segi agency theory, kepemilikan manajerial dianggap sebagai sebuah solusi atas permasalahan yang terjadi antara manajer dan
pemegang saham. Jika dilihat dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi dari manajer perusahaannya. Motivasi yang
berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda, seperti antara manajer yang juga sekaligus sebagai pemegang saham dan manajer yang tidak
sebagai pemegang saham. Dua hal tersebut akan mempengaruhi manajemen laba, sebab kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan
pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Dengan kata lain, presentase tertentu terhadap
Universitas Sumatera Utara
26 kepemilikan saham oleh pihak manajemen, cenderung mempengaruhi tindakan
manajemen laba.
2.2 Penelitian Terdahulu