33
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah penjelasan sementara yang harus diuji kebenarannya mengenai masalah yang sedang dipelajari, dimana suatu hipotesis selalu
dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian
terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.4.1 Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Manajemen Laba
Laporan keuangan diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dan bagaimana pihak manajemen perusahaan
bertanggung jawab pada pemilik. Dalam penyusunan laporan keuangan, manajer menggunakan dasar akrual, karena dianggap lebih rasional dan adil dalam
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil, namun disisi lain penggunaan dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen
dalam memilih metode akuntansi selama tidak menyimpang dari aturan standard akuntansi keuangan yang berlaku.
Salah satu informasi yang sangat penting dalam laporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan komponen informasi keuangan yang menjadi
pusat perhatian sekaligus dasar pengambilan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan.
Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Semakin banyak informais mengenai internal perusahaan yang dimiliki oleh
Universitas Sumatera Utara
34 manajer dari ada pemegang saham, maka manajer akan lebih banyak mempunyai
kesempatan untuk melakukan manajemen laba Wiryadi dan Sebrina, 2013. Dengan demikian, terdapat pengaruh positif antara asimetri informasi terhadap
praktik manajemen laba. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Asimetri informasi berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2.4.2 Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba
Menurut Fahmi 2013:72, leverage mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Leverage berpengaruh terhadap praktik manajemen laba,
ketika perusahaan mempunyai rasio leverage yang tinggi, maka perusahaan cenderung akan melakukan praktik manajemen laba, karena perusahaan terancam
tidak bisa memenuhi kewajibannya dengan membayar hutangnya tepat waktu. Dengan demikian, leverage dapat berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
Menurut Sawir 2005:13, leverage diukur dengan debt ratio yang merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara
total hutang dengan total aset. Wardani, Dini Tri dan Warsoda2011 menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Karena rasio ini
memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi hasil persentasenya, cenderung semakin
besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham. Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin
banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan
Universitas Sumatera Utara
35 pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang-
hutangnya dengan aset yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasio rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang. Didasari oleh uraian tersebut,
maka hipotesis penulis adalah sbegai berikut : H2 :
Leverage berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba