Jendela Johari Pengungkapan diri

6. Topik. Seseorang lebih cenderung membuka dirinya tentang topik tertentu ketimbang topik yang lain. Contoh : bagaimana seseorang lebih mungkin mengungkapkan informasi tentang pekerjaan daripada tentang keuangan. 7. Jenis kelamin. Umumya wanita lebih terbuka daripada pria.

2.2.5.1 Jendela Johari

Joseph Lufh Harrington Ingham Cangara, 2004 memperkenalkan sebuah konsep yang bernama “Johari Window” sebuah kaca jendela yang terdiri atas empat bagian yaitu Open Area, Blind Area, Hidden Area, dan Unknown Area. Mengenal diri Tidak mengenal diri Diketahuiorang lain Tidak diketahui Orang lain Daerah terbuka Daerah buta Daerah tertutup Daerah gelap Gambar 2.1 Jendela Johari Sumber: Devito, 1986:28 Penjelasan dari empat daerah tersebut yaitu Devito, 1986 : 90 : 1. Daerah terbuka Open self Pada daerah terbuka ini mengenai informasi, prilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, gagasan dan sebagainya. Sebagai contoh, nama, warna kulit, dan jenis kelamin seseorang, sampai pada usia, keyakinan dan agama. Setiap individu membuka diri tergantung bagaimana situasi dan kepada siapa ia berbicara. 2. Daerah buta Blind Self Daerah buta ini menjelaskan tentang diri sendiri yang diketahui orang lain tetapi diri sendiri tidak mengetahuinya. Sebagai contoh bagaimana seseorang tidak mau mengakui kelemahannya dan bahkan tidak jarang menyangkal. Seorang perawat yang bertindak semaunya, marah, ketus, berkata kasar ia tidak pernah melihat dan menyadari bahwa perbuatannya merugikan orang lain. Universitas Sumatera Utara 3. Daerah Tersembunyi Hidden area Menjelaskan tentang hal yang diri sendiri ketahui dan tentang orang lain tetapi hanya disimpan untuk diri sendiri. Ini adalah daerah tempat diri sendiri merahasiakan segala sesuatu tentang diri sendiri dan tentang orang lain. Contoh ketika seorang pasien menyimpan masalahnya sendiri sehingga membuat perawat mengalami kesulitan. 4. Daerah gelap Unknown Area Merupakan bagian dari diri sendiri yang tidak diketahui baik dari di sendiri maupun oleh orang lain. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah

Manusia tidak terlepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan alat dalam berkomunikasi. Terjadinya komunikasi adalah konsekwensi hubungan sosial social relation.Hubungan sosial ini akan menciptakan interaksi sosial antar individu yang satu dengan lainnya dalam proses mendapatkan informasi Effendy, 2004:3. Oleh karena itu manusia harus selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Harold D. Lasswell berpendapat bahwa cara yang tepat untuk menjelaskan arti dari komunikasi adalah dengan menjawab beberapa pertanyaan, yang salah satu diantaranya adalah : What In Which Channel? atau dengan saluran apa?saluran yang biasanya disebut media, media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari komunikator sumber kepada komunikan penerima Cangara, 2009:19-25 Kegiatan berkomunikasi juga dilakukan antara perawat dan pasien. Bentuk komunikasi yang dilakukan disebut komunikasi antarpribadi. Dalam ilmu kesehatan,komunikasi antarpribadi ini disebut juga dengan Komunikasi Terapeutik. Komunikasi Terapeutik adalah bentuk khusus dari komunikasi yang digunakan dalam pengaturan perawatan kesehatan untuk mendukung, mendidik, dan secara efektif memberi kekuatan dalam mengatasi masalah sulit yang berhubungan dengan kesehatan Elizabeth, 2003:200 Komunikasi yang dilakukan perawat menjadi sangat penting mengingat perawat merupakan komponen tenaga kesehatan terbesar dibandingkan dengan proporsi profesi kesehatan lain,sehingga profesi perawat menempati urutan pertama secara kuantitas. Jumlah perawat diseluruh rumah sakit berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS Tahun 2000 sebanyak 107.029 orang. Sedangkan perawat yang bekerjadiPuskesmas berdasarkan Profil Kesehatan tahun 2009 berjumlah 52.753 orang. Angka tersebut terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Dan Rumah Sakit Umum Hkbp Balige

36 254 83

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

3 61 149

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioter

5 10 13

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis Untuk Memotivasi Pasien Penyakit Stroke di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta) Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (St

0 3 13

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Konselor terhadap KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Konselor terhadap ODHA di Klinik Vol

0 2 14

Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

0 1 11

Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

0 0 1

Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

0 0 9

Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

0 0 2

Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

0 1 23