S menuturkan kepada perawat lain ia hanya sekedar berbicara dan menjawab apa yang ditanyakan perawat tersebut, berbeda dengan perawat B. Ia
bahkan tak sungkan menceritakan identitas pribadinya, keluarganya dengan perawat B tersebut. Dari pembicaraan tersebut informan mengetahui ternyata
umur mereka tidak terpaut jauh sehingga informan merasakan pembicaraannya nyambung. Walaupun hanya sering berbicara dengan perawat B, informan S selalu
mempercayai apa yang dikatakan dan dibuat oleh semua perawat. Nasehat dan motivasi yang diterima S dari semua perawat di rumah sakit ini membuatnya
terpacu dan semangat untuk cepat sembuh, apalagi setelah S melakukan operasi ketiganya, perawat sangat memberikan perhatian kepadanya. Seringnya intensitas
perawat masuk ke ruangannya hanya untuk menanyakan apakah masi terasa sakit yang dirasakannya dan nasihat seperti jangan terlalu banyak bergerak walaupun
hanya di tempat tidur. S mengaku sangat puas atas komunikasi perawat yang selama ini terjalin.
Menurutnya, beberapa kali ia dirawat di rumah sakit lain, tetapi tidak pernah mendapatkan pelayanan yang paling baik selain disini. Keramahan serta perhatian
dari perawat menurutnya sangat penting dalam memacu semangatnya untuk cepat pulih. Inisiatif dari perawat juga dirasakan informan sangat baik di rumah sakit ini
seperti masuk ke ruangan walaupun tidak dipanggil sekedar menanyakan perlu bantuan atau tidak, bahkan selalu mengingatkan untuk jangan terlalu banyak
bergerak setelah operasi. S keluar dari Rumah Sakit Setiabudi pada tanggal 8 Februari 2014. Saat ia
keluar rumah sakit, ia diantar oleh seorang perawat wanita yang bernama A. A berkali-kali mengingatkan S untuk selalu latihan pada kakinya setelah satu bulan
pasca operasi seperti yang diajarkan terapisnya. Menurut S, ia merasa sangat puas atas perawatan yang ia dapatkan di rumah sakit ini. Menurutnya, keramahan serta
perhatian dari perawat sangat penting dalam memacu semangatnya untuk cepat pulih. Harapan S agar rumah sakit ini mempertahankan kualitasnya agar tidak
kalah saing dengan rumah sakit lain.
4.1.4.5 Komunikasi Antarpribadi yang dilakukan M
Perawat yang peneliti wawancarai terakhir bernama M, M merupakan salah satu perawat senior di Rumah Sakit Setiabudi ini. menurut M komunikasi
Universitas Sumatera Utara
yang perawat lakukan dengan pasien sudah terjalin sejak pasien itu masuk ke rumah sakit ini. Ketika pasien rawat inap masuk dan terkadang prosedurnya harus
masuk ke ruangan unit gawat darurat dahulu biasanya perawat langsung menjemput dan mengantarkannya ke ruangan, ketika itu pula proses komunikasi
antarpribadi dimulai. Dimulai dari perawat mempersiapkan diri dan penampilan, karena penampilan yang pertama kali dilihat oleh pasien dan pastinya perawat
selalu terlebih dahulu membaca riwayat pasien tersebut. Setelah membaca riwayat pasien, menurut M perawat memperkenalkan
diri untuk memberikan kenyamanan sehingga pasien merasa terbuka ketika perawat menanyakan keluhannya. Misalnya dengan menyebut selamat pagi
pakibu saya suster M yang dinas pagi hari ini. Setelah proses perkenalan, perawat biasanya menanyakan keluhan yang dirasakan pasien. Mengucapkan salam dan
perkenalan diri sangat penting dilakukan perawat seperti yang dikatakan M, karena setelah itu perawat akan menanyakan keluhan pasien, dengan lebih
mengenal perawat dan siapa yang diajaknya berbicara, pasien lebih terbuka menceritakan tentang keluhan penyakitnya,
Perawat biasanya menanyakan sudah berapa lama mengidap penyakit tersebut, melakukan pengobatan kemana dan menanyakan apa saja yang membuat
pasien merasa dekat dengannya. Perawat merupakan orang yang paling sering berinteraksi dengan pasien rawat inap. Selama pasien dirawat, kepada perawatlah
pasien meminta pertolongan dan bantuan. Menurut M, perawat sebisa mungkin untuk selalu cepat tanggap dalam menangani pasien, dan mendengarkan keluh
kesah pasien. walaupun terkadang pasien memanggil secara bersamaan. Seperti yang peneliti lihat di rumah sakit setiabudi ini perawat selalu cepat
datang ketika pasien memanggilnya. Perawat biasanya terlebih dahulu menanyakan apa yang bisa mereka bantu ketika pasien memanggil secara
bersamaan, kemudian mendahulukan yang lebih darurat dan penting. Perawat juga sering mendatangi kamar pasien hanya untuk menanyakan dan berkomunikasi
dengan pasien hal apa saja serta menjadi pendengar yang baik. Terkadang menurut M setelah dua kali bertemu biasanya pasien lebih
terbuka dan banyak berbicara, bahkan topik yang dibicarakan di luar masalah kesehatan ,bisa berupa pekerjaan, profesi, dan lebih sering membahas tentang
Universitas Sumatera Utara
keluarga dan anak. Terkadang dalam pembicaraan itu terdapat suatu kesamaan antara si perawat dan pasien. sehingga pembicaraan juga semakin nyaman
dirasakan. Perawat juga selalu memberikan motivasi dan nasihat kepada pasien, motivasi dilakukan untuk memberikan semangat kepada si pasien agar cepat
pulih, sedangkan nasihat berguna untuk mengingatkan pasien untuk tidak melakukan hal tertentu yang dapat menghambat kesembuhannya.
Motivasi yang sering diberikan kepada pasien berupa kata-kata yang dapat memacunya untuk cepat sembuh, semangat, karena terkadang pasien merasa putus
asa atas sakit yang dideritanya. Nasihat juga sering diberikan kepada pasien, salah satunya seperti yang peneliti dengar ketika perawat M masuk ke salah satu
ruangan rawat inap, pasien tersebut baru sehari melakukan operasi dengan bius spinal, perawat M mengingatkan untuk tidak mengangkat kepalanya selama
beberapa hari, kecuali untuk operasi di kaki yang dinjurkan untuk sesering mungkin menggerakkan bagian atas agar tidak kaku.
Menurut M terkadang terdapat perbedaan pendapat antara dirinya dan pasien. misalnya ketika dia menyarankan untuk makan udang ataupun telur
setelah operasi. Kebanyakan pasien tidak mau dan selama ini berpikiran kalau setelah operasi tidak boleh makan-makanan tersebut, padahal anggapan pasien ini
salah. Disaat inilah perawat menjelaskan dengan baik dan sopan. Dalam menangani pasien, perawat M juga menjelaskan apa saja yang
diberikannya kepada pasien, misalnya dalam hal memberikan obat, perawat M memberitahukan obat apa yang diberikan dan kegunaannya, begitu juga dengan
suntikan, apakah antibiotik atau suntikan jenis apa, agar pasien mengerti dan percaya kepada apapun yang dilakukan perawat terhadapnya.
Motivasi serta nasehat yang diberikan perawat bahkan sampai pasien dinyatakan sembuh dan meninggalkan rumah sakit. Pada tahap ini perawat
mengantarkan pasien sampai ke pintu lobi dan memberikan pesan agar si pasien rutin melakukan latihan dirumah, karena sebagian besar dari pasien rumah sakit
ini sakit pada bagian tulangnya, dan memberikan nasihat seperti untuk tidak banyak berjalan kepada pasien yang melakukan operasi pada kakinya.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dipaparkan diatas, untuk mempermudah menganalisis data yang didapat, maka peneliti mencoba
Universitas Sumatera Utara
mengklasifikasikan jawaban berdasarkan tujuan penelitian, berikut uraiannya : Keterangan
ST Z
N S
Rawat inap di Rumah Sakit
Setiabudi selama
sembilan hari delapan hari
sembilan hari tujuh hari
Alasan Memillih Rumah Sakit Setiabudi Dekat dengan
rumah Rekomendasi
kerabat √
√ √
Rekomendasi dokter
√ Harga
Murah Pelayanan
rumah sakit √
√ √
Hubungan Komunikasi antara Pasien dan Perawat Keterangan
ST Z
N S
Pertama kali bertemu
dengan perawat
Cemas,takut Cemas,takut
Cemas,takut Biasa saja
Topik yang dibicarakan
dengan perawat
Keluarga, pekerjaan
keduanya Keluarga,
anak, pekerjaan
perawat Keluarga,
pekerjaan perawat
Keluarga,peker jaan keduanya
hingga membahas hal
yang sedang terjadi saat ini.
Sikap perawat
terhadap pasien
Empati tinggi dan sangat
mendukung tetapi kurang
tanggap. Memberikan
semangat serta
dukungan. Memberikan
semangat walaupun ada
satu perawat yang bersikap
kurang ramah.
Inisiatif dan motivasi yang
tinggi.
Tabel 4.2 Klasifikasi Data
Universitas Sumatera Utara
4.2. Kesimpulan