Ibu berusia 49 tahun yang bertubuh berisi ini kemudian menuruti saran saudaranya untuk melakukan pengobatan di rumah sakit ini. Ia menuturkan awal
ia datang kerumah sakit ini ia bertemu dengan dua orang perawat perempuan dan mengantarkannya keruang rawat inap, setelah masuk ke ruangan rawat inap
perawat mengucapkan salam, memperkenalkan nama dan menanyakan keluhan yang dirasakan informan Z dan menanyakan singkat mengenai penyakit beliau.
Kemudian setelah bertemu dokter yang menanganinya, dokter menyarankan untuk dilakukannya operasi pergantian tempurung lutut. Ia pun
melakukan operasi itu sudah empat hari yang lalu. Awalnya ia merasa takut tapi sejak awal ia dirawat dan perawat selalu menenangkan, Ibu N pun merasa tenang
dan semangat. Selama ia disini Ibu N banyak mengenal perawat yang melayaninya. Ibu N pun menyebutkan nama-nama perawat yang ia ingat selama
dirawat disini sebanyak tujuh orang, yaitu M, D, T, A, R, H dan L. Sedangkan yang lain ia tidak begitu ingat namanya.
Ibu yang bertempat tinggal di Jalan Prona ini menuturkan ia sering berkomunikasi dengan perawat saat perawat masuk ke ruangannya, mungkin
karena ia suka mengobrol dan suka bertanya. Terkadang ia merasa sungkan karena terlalu banyak bertanya, tetapi perawat tetap melayaninya dengan baik dan sopan.
Selama peneliti mewawancarai, ibu yang sangat ramah dan penuh canda tawa ini sangat bersahabat, Ibu N menuturkan ia sering bertukar pikiran dengan
perawat. Perawat juga sering bertanya kepadanya, diluar masalah kesehatannya. Begitu juga beliau, sering menanyakan kembali mengenai perawat yang diajaknya
berbicara. Seperti dengan perawat R yang ternyata rumahnya berdekatan dengan tempat tinggal ibu N.
Ibu N ini mempunyai seorang anak yang baru menyelesaikan Sekolah Menengah Atas dan ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah keperawatan,
sehingga informan N sangat sering menanyakan bagaimana mengenai sekolah keperawatan kepada perawat di Rumah Sakit Setiabudi.
4.1.3.4 Karakteristik Informan Empat S
Setelah mewawancarai informan ketiga, peneliti mewawancara informan keempat bernama S. Informan S berumur 25 tahun ini merupakan pasien terlama
Universitas Sumatera Utara
yang mendapatkan perawatan rawat inap, karena ini ketiga kalinya ia melakukan operasi di Rumah Sakit Setiabudi Medan. Pria yang berasal dari Medan dan kerja
di Kota Palembang ini mengalami kecelakaan di Palembang beberapa tahun yang lalu sehingga tulang pada pahanya patah. Ia kemudian dibawa ke salah satu rumah
sakit di Palembang dan mendapatkan perawatan. Ternyata kakinya bukan membaik, justru terjadi pembengkakan sehingga semakin susah berjalan.
Pria berdarah Jawa ini kemudian diberitahu oleh saudaranya bahwa ada rumah sakit ortopedi yang bagus di Medan. Sehingga ia pun dibawa ke rumah
sakit ini dan melakukan perawatan, ternyata setelah melakukan pemeriksaan tulang pada pahanya yang sebelumnya mendapatkan perawatan di rumah sakit di
Palembang malah terkena infeksi. Informan yang peneliti wawancara di ruangan kelas II tempat ia dirawat ini sangat mengenal perawat di rumah sakit setiabudi
ini, bahkan setelah ia melakukan operasi pertamanya ia selalu berkomunikasi via telepon kepada salah satu perawat laki laki di rumah sakit ini yang bernama B
untuk memberikan kabar tentang perkembangan kesehatannya. Operasi pertama yang ia lakukan di Rumah Sakit Setiabudi Medan ini
pada bulan Juni dan operasi keduanya pada bulan September. Sedangkan pada saat ini merupakan operasi ketiganya. Sehingga pria ini sangat banyak mengenal
perawat di rumah sakit ini. Menurutnya, komunikasi yang dilakukan perawat terhadapnya sangat baik, lebih baik dari rumah sakit lain yang ia pernah rasakan.
S mengatakan awal ia datang untuk melakukan operasi ketiganya, ia disambut oleh perawat H dan perawat I yang memang sudah kenal sejak awal ia
operasi pertama kali di rumah sakit tersebut. Setelah masuk ke ruangan rawat inap perawat tersebut menanyakan perkembangan kakinya dan menanyakan apakah
informan ini rajin melakukan terapi dirumah. S merasa sangat dekat hubungannya dengan perawat karena sering
bertemu. Ia juga menyebutkan nama-nama perawat yang ia ingat. S menyebutkan lima nama perawat dengan ciri-cirinya. Ia menuturkan sering berbicara dengan
perawat, terkadang perawat menanyakan soal kerjaannya, keluarganya, ia pun balik bertanya mengenai diri si perawat sampai terkadang membahas masalah apa
saja yang sedang menjadi berita di televisi. Tetapi menurutnya, Ia paling sering berkomunikasi dengan perawat B, mungkin karena sesama laki-laki dan sudah
Universitas Sumatera Utara
mengenal sejak ia operasi pertama kali di rumah sakit ini. Bahkan sampai diluar rumah sakit ia tetap menjalin baik hubungan itu melalui telepon. Ia juga
menuturkan perawat-perawat di Rumah Sakit Setiabudi Medan sangat ramah, bahkan tidak ada yang bersifat buruk atau kasar dalam berkomunikasi dengan
pasien. 4.1.3.5 Karakteristik Informan LimaM
Informan kelima yang peneliti wawancara adalah informan tambahan yaitu perawat senior Rumah Sakit Setiabudi Medan.Peneliti melakukan wawancara di
ruang perawat dan perawat yang lain menyambut dengan sangat ramah dan terbuka. Ia bekerja sejak awal berdirinya rumah sakit ini, sehingga ia termasuk
perawat senior. Meskipun begitu, ia tidak keberatan untuk selalu berdiskusi dengan perawat lainnya terutama dengan perawat baru untuk memberikan
pelayanan yang terbaik. Sebelum bekerja di rumah sakit ini, M bekerja di salah satu rumah sakit
swasta lain. Sudah lebih 10 tahun ia bekerja menjadi seorang perawat. Menurutnya, menjadi perawat merupakan cita citanya sejak awal, sehingga setelah
lulus SMA ia pun melanjutkan ke sekolah khusus keperawatan. Menurutnya, menjadi perawat adalah profesi yang mulia dan
menyenangkan, setiap hari berinteraksi dengan orang lain, serta membantu dan menolong mereka. Banyak sekali pengalaman ia menghadapi pasien-pasien di
rumah sakit selama 10 tahun. Menurutnya, terkadang terdapat perbedaan pendapat antara dirinya dan pasien. Misalnya ketika perawat menyarankan untuk makan
udang ataupun telur setelah operasi. Kebanyakan dari pasien tidak mau dan selama ini berpikiran kalau setelah operasi tidak boleh makan makanan tersebut,
padahal anggapan pasien ini salah. Disaat itulah perawat menjelaskan dengan baik dan sopan agar pasien mengerti.
Perawat M yang berdarah Batak ini sangat mengerti bahwa komunikasi perawat sangat penting dalam pelayanan di rumah sakit dimulai dari masuknya
pasien ke rumah sakit ini dan bertemu dengan perawat. Pada awal pertemuan ini perawat mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu membaca status dan riwayat
kesehatan pasien dan memperhatikan penampilan perawat. Informan ini juga mengatakan salam dan perkenalan diri juga sangat
Universitas Sumatera Utara
penting dilakukan agar pasien terbuka dan mengenal perawat yang berbicara dengannya sehingga dapat mengungkapkan keluhannya penyakitnya. Menurut
wanita berambut panjang ini, komunikasi tidak hanya masalah kesehatan saja tetapi juga bisa menyangkut apa saja agar pasien mau merespon dan senang
berbicara dengan perawat. Komunikasi dengan pasien bisa menanyakan keluarga, tempat tinggal, pekerjaan atau apapun yang berkaitan dengan diri si pasien.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai profil informan diatas, maka peneliti mencoba mengklasifikasikannya ke dalam tabel untuk mempermudah
membandingkan karakteristik dari setiap informan. Berikut ini merupakan tabel karakteristik setiap informan :
No. Keterangan ST Z
N S
M 1.
Jenis kelamin
Pria Wanita
Wanita Pria
Wanita
2. Umur
31 tahun 56 tahun
49 tahun 25 tahun
35 tahun 3.
Suku Batak
Minang Jawa
Batak Batak
4. Pendidikan SMA
SMA SMA
Sarjana Sarjana
5. Pekerjaan
Karyawan Ibu Rumah
Tangga Ibu
Rumah Tangga
Karyawan Perawat
6. Masa
perawatan 10 hari
delapan hari
delapan hari
enam hari
7. Kelas
perawatan Kelas III
VIP VIP
Kelas II
8. Jenis
Penyakit Patah
Tulang Kaki
Kanker Payudara
Operasi Tempurung
Lutut Operasi
Pasang Pen
Tabel 4.1 Karakteristik Informan 4.1.4 Hubungan Komunikasi Antarpribadi Pasien dengan Perawat
4.1.4.1 Komunikasi Antarpribadi yang dilakukan S.T