Komunikasi Landasan Hukum Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak

85 dan Perkebunan Kabupaten Siak sampai saat ini masih terus berupaya untuk menangani berbagai masalah yang ada dengan cara memperbaiki kondisi internal dan eksternal dengan tujuan masalah-masalah baru baru yang mungkin akan muncul lagi seiring berjalannya kegiatan-kegiatan dalam melakukan pengawasan hutan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak. Berikut ini merupakan hasil wawancara tentang implementasi strategi dalam upaya meningkatkan pengawasan hutan dimana penulis menggunakan teori implementasi strategi yang dikemukakan oleh Edwards C. III. Dalam pendangan Edwards C. III, implementasi strategi dipengaruhi oleh 4 empat variabel yang saling berhubungan satu sama lain diantaranya komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Penulis menyajikan data dengan menggunakan teori implementasi strategi Edwards C. III, maka akan dihasilkan suatu sajian data mengenai apakah strategi yang sudah dirumuskan dan dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak mampu meningkatkan pengawasan hutan, antara lain:

4.5 Komunikasi

Komunikasi yang efektif antara pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, dan kelompok sasaran akan mempermudah pencapaian tujuan dari implementasi strategi atau kebijakan. Komunikasi meliputi transmisi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi. Dalam melihat keberhasilan komunikasi dalam proses implementasi, transmisi mengukur berdasarkan penyaluran komunikasi yang terjalin antara pembuat kebijakan kepada Universitas Sumatera Utara 86 pelaksana kebijakan. Dalam hal ini sangat dibutuhkan kejelasan informasi yang disampaikan oleh pembuat kebijakan agar pelaksana implementor dapat memiliki pengetahuan tentang tahap-tahap pelaksanaan kebijakan. Selain itu, hal ketiga yang sangat dibutuhkan adalah konsistensi infromasi yang disampaikan oleh pembuat kebijakan. Artinya, ketetapan pembuat kebijakan dalam menyampaikan informasi secara besar dan akurat kepada pelaksana strategi. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para informan tentu terkait dengan strategi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dalam upaya meningkatkan pengawasan hutan. Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan terkait dengan komunikasi dalam merumuskan strategi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dalam upaya meningkatkan pengawasan hutan lebih diarahkan kepada Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, karena beliau merupakan informan kunci yang mempunyai andil besar dalam merumuskan strategi di dalam Dinas tersebut. Hal pertama kali yang ditanyakan oleh penulis terkait dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai strategi apa saja yang telah dirumuskan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dalam upaya meningkatkan pengawasan hutan, Bapak Drs. H. Teten Effendi mengatakan: “Banyak strategi yang telah kami buat untuk meningkatkan pengawasan hutan di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak ini, terutama strategi yang berkaitan dengan upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak yang telah tercantum di Rencana Strategi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak Tahun 2011-2016. Strategi yang sudah kami buat untuk Universitas Sumatera Utara 87 meningkatkan pengawasan hutan yaitu: melakukan upaya rehabilitasi hutan dan konservasi lahan, meningkatkan pengamanan kawasan hutan dan hasil hutan, meningkatkan profesionalisme aparatur kehutanan, serta meningkatkan kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam upaya pengawasan hutan.” Untuk dapat menciptakan suatu komunikasi yang efektif, tentunya harus ada orang-orang yang berperan sebagai perumus strategi. Dalam hal ini, penulis menanyakan tentang siapa saja orang-orang yang terlibat secara langsung dalam proses perumusan strategi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, Bapak Drs. H. Teten Effendi mengatakan: “Orang-orang yang terlibat dalam merumuskan strategi disini tentunya saya sendiri selaku Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dan dibantu oleh Kepala-kepala Bidang dan Kepala Bagian. Artinya di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak maka semua pejabatnya sangat aktif terlibat dalammerumuskan strategi. Kemudian, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak adalah pembantuan teknis pemerintahan daerah. Kita membantu teknis di bidang kehutanan dan tentu saja melibatkan pejabat struktural atau pejabat daerah. Maka tentunya, kita juga mengambil dari kebutuhan masyarakat dan pasti ada timbal baliknya. Secara strategi kita merumuskan bagaimana keadaan masyarakat kita, bagaimana keadaan geografis kita, bagaimana keadaan hutan, dan berapa luas hutan yang berada di sekitar masyarakat serta berapa banyak desa yang berada di dekat hutan. Oleh karena itu, kita mengakomodir itu semua”. Suatu strategi dapat berjalan secara efektif apabila ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan dari strategi yang telah diciptakan dapat dipahami secara jelas oleh setiap individu yang terlibat dalam pencapaian tujuan dari strategi tersebut. Kejelasan mengenai ukuran dan tujuan strategi sangat perlu dikomunikasikan secara tepat oleh pembuat strategi dengan para pelaksana. Komunikasi yang terjalin dengan baik antara semua personil yang terlibat dalam pelaksanaan strategi akan mendorong kepada pencapaian tujuan secara lebih optimal. Dalam hal ini, penulis menanyakan mengenai bagaimana Universitas Sumatera Utara 88 proses komunikasi yang terjalin antara orang-orang yang berperan dalam merumuskan strategi dengan para pelaksana strategi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dan bagaimana proses komunikasi yang terjalin antara Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dengan Badan atau Lembaga yang berkoordinasi bahkan masyarakat itu sendiri dalam upaya meningkatkan pengawasan hutan, Bapak Ermansyi, SP, M.Si mengatakan: “Komunikasi antara pembuat strategi dengan para pelaksana strategi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak ini terjalin dengan sangat baik, dikarenakan strategi yang telah di buat dikomunikasikan secara langsung kepada seluruh pegawai sehingga mereka yang berperan sebagai pelaksana strategi dapat memahami dengan jelas dan akurat mengenai apa yang hendak dilaksanakan terkait dengan strategi yang sudah dibuat. Peran dari Kepala Bidang sangat dibutuhkan disini sebagai sumber informasi bagi para anggota bidang dan sebagai pengkoordinir kinerja dari bidang masing- masing.” Dan setelah mengetahui komunikasi dalam lingkungan internal di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak berjalan dengan cukup baik, maka selanjutnya penulis menanyakan tentang komunikasi yang dijalin Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak di lingkungan eksternal, beliau mengatakan: “Komunikasi yang kami lakukan dengan lingkungan eksternal untuk melakukan pengawasan hutan seperti misalnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Siak, Manggala Agni Daops Siak, serta Masyarakat itu sendiri sejauh ini cukup berhasil karena kawasan hutan yang berada di Kabupaten Siak ini sangat luas dan apabila terdapat kebakaran hutan di berbagai daerah yang ada di Kabupaten Siak dengan tenaga dan sarana-prasarana yang seadanya di dinas maka itu tidak dapat menyelesaikan masalah kebakaran hutan. Oleh karena itu, kami menjalin kerjasama dengan beberapa badan yang fokus terhadap penanganan masalah kebakaran hutan tersebut sehingga dalam hal memberikan informasi tentang kebakaran hutan kita masih sering menjalin komunikasi yang baik.” Universitas Sumatera Utara 89

4.6 Sumber Daya