57
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Latar Belakang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak
Perencanaan pembangunan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan secara terpadu bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dengan
memanfaatkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta memperhatikan perkembangannya. Untuk
maksud perencanaan tersebut sudah tentu diperlukan upaya yang tepat dalam mencapai hasil melalui pemahaman dan persoalan yang benar-benar nyata dan
pada akhirnya mampu untuk diatasi dengan baik dan tepat sasaran setelah memandang melalui pendekatan menyeluruh.
Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah yang baik tercermin dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Akuntabilitas merupakan
perwujudan kewajiban instansi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara berkala. Pembangunan berkelanjutan sustainable development merupakan suatu
proses pembangunan yang mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber daya manusia
dengan sumber daya alam pembangunan. Untuk itu dalam prosesnya pembangunan sektor kehutanan dan perkebunan mesti berlangsung secara
berkelanjutan, terus menerus dan kontinyu, di topang dengan pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
58 sumber daya manusia yang selalu tumbuh. Namun sebaliknya sumber daya alam
semakin dieksploitasi semakin menciut karena memiliki ambang batas. Keberadaan kawasan hutan di Kabupaten Siak, smapai dengan akhir tahun
2010 masih mencapai ketentuan minimal luas kawasan sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yaitu 30 dari luas
daratan. Sampai dengan akhir tahun 2010 luas kawasan hutan di Kabupaten Siak ± 324.865,03 Ha atau sebesar ± 37,97. Sementara luas lahan perkebunan yang ada
baik dikelola oleh Pemda, swasta, dan kebun rakyat seluas ± 245,375,23 Ha atau sebesar ± 28,68 dimana luas hutan dan lahan perkebunan mencapai 66,65 dari
total luas wilayah Kabupaten Siak, untuk itu diperlukan pengelolaan, perlindungan, dan pengamanan hutan dan lahan secara intensif, dan perencanaan
yang baik ke arah sinergitas pengelolaan hutan secara optimal. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui
renewable, wajib dikelola secara profesional, terencana dan terpadu sehingga sumber daya hutan sebagai salah satu modal dasar pembangunan dapat
dimanfaatkan secara optimal, lestari dan berkelanjutan, sehingga pada akhirnya dapat memberikan kontribusi bagi upaya pengentasan kemiskinan dan
pemberdayaan masyarakat disekitar kawasan. Dengan pengelolaan yang profesional, diharapkan sumber daya hutan yang akhir-akhir ini sangat rentan
terhadap degradasi, erosi, dan sedimentasi, dan dapat direhabilitasi dan ditingkatkan keberadaannya.
Universitas Sumatera Utara
59 Kerusakan kawasan hutan yang terjadi akhir-akhir ini ternyata sangat
merugikan bagi kelangsungan pembangunan masyarakat dan pembangunan wilayah serta kondisi lingkungan ekosistem penunjang kehidupan. Kerusakan
hutan merupakan akibat dari gangguan keamanan terhadap pengelolaan hutan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga kaidah Pengelolaan Hutan
Lestari PHL belum terlaksana dengan baik, adanya illegal logging, terjadinya kebakaran hutan, peralihan fungsi kawasan dan okupasi oleh masyarakat. Untuk
mengantisipasi kerusakan kawasan hutan tersebut, maka pemerintah dan masyarakat harus segera mempercepat pembangunan melalui upaya rehabilitasi
hutan dan lahan, reboisasi serta konservasi tanah. Program Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan GNRHLGerhan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003
sampai tahun 2008, perlu dijadikan pemicu trigger dan dilanjutkan untuk mempercepat pemulihan kualitas hutan dan lahan, agar dicapai tingkat kestabilan
fungsi dan kelestarian manfaatnya. Disamping sumber daya hutan di dalam kawasan hutan juga terdapat lahan
di luar kawasan hutan yang dimiliki oleh masyarakat Hutan Rakyat yang pengelolaannya dilakukan oleh perorangan maupun perusahaan baik perusahaan
swasta lainnya yang bergerak disektor kehutanan, juga termasuk modal utama dalam pembangunan kehutanan di Kabupaten Siak. Oleh karenanya, di dalam
pengelolaannya harus dilakukan dengan menerapkan 3 tiga prinsip yaitu ekologi, ekonomi, dan sosial budaya.
Terwujudnya upaya pengelolaan hutan secara lestari, merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah Pusat dan Daerah dan masyarakat serta mitra
Universitas Sumatera Utara
60 usahanya. Di era reformasi, semangat otonom yang dimiliki masing-masing
pemerintah kabupatenkota untuk membangun daerahnya, hendaknya tetap memperhatikan dan mempertimbangkan potensi sumber daya hutan dan lahan
yang ada di kabupatenkota masing-masing sehingga keberhasilan pembangunannya dapat optimal. Dengan demikian keberadaan sumber daya hutan
dan lahannya dapat dimanfaatkan secara optimal, lestari, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu,
pemanfaatam hutan dan lahan juga harus diarahkan pada upaya pemberdayaan dan pengembangan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan hutan yang
selama ini hanya tergantung pada eksploitasi potensi sumber daya hutan yang kurang memperhatikan kelestariannya.
Selanjutnya, disebutkan bahwa lahan perkebunan adalah lahan usaha pertanian yang luas, yang digunakan untuk menghasilkan komoditi perdagangan
pertanian dalam skala besar dan dipasarkan ke tempat yang jauh atau bukan untuk konsumsi lokal secara langsung setelah melalui pengolahan lanjutan hasil
perkebunan. Pembangunan sektor perkebunan sampai saat ini masih merupakan sektor
yang strategis dalam kerangka pembangunan ekonomi nasional, regional dan lokal. Berbgaai kontribusi yang nyata dari pembangunan sektor perkebunan antara
lain: 1
Produksi bahan mentah bagi proses produksi hilir;
Universitas Sumatera Utara
61 2
Penyerapan tenaga kerja, kapital dan meningkatkan kesejahteraan petani;
3 Terwujudnya keseimbangan lingkungan.
Dari data yang ada, sumbangan sektor perkebunan dari tahun ke tahun baik terhadap PDB dan PDRB cenderung meningkat, hal ini disebabkan karena
hasil-hasil produksi sektor perkebunan dari tahun ke tahun cenderung meningkat yang disebabkan oleh adanya pengembangan usaha di beberapa komoditi,
perluasan areal tanam serta kemampuan menyerap alih teknologi yang berkembang.
Sektor Perkebunan merupakan kegiatan agribisnis berbasis rakyat dan memberikan efek berantai multiplier effect bagi perekonomian masyarakat.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya luas lahan perkebunan mencapai sebesar ± 28,68 dari total luas wilayah Kabupaten Siak yang sebagian besar dikelola oleh
pemerintah daerah dan diperuntukan kepada masyarakat Kabupaten Siak. Dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat, pemerintah Kabupaten Siak telah melakukan pembangunan kebun kelapa sawit yang diperuntukkan kepada masyarakat tempatan seluas 8.627 Ha
yang tersebar pada 17 desa dalam 7 kecamatan di Kabupaten Siak.
Universitas Sumatera Utara
62
B. Visi dan Misi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak