95 mereka bermain sendiri. Artinya bahwa mereka memang berkomitmen
dalam menjalankan tugas, tapi kurang jujur. Namun untuk tahun ini sudah mulai kelihatan mereka selalu mau diajak berkoordinasi.”
Dalam melaksanakan pelaksanaan pengawasan hutan, Dinas Kehhutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak memang tidak bisa benar-
benar melepaskan hubungan dengan badan-badan terkait dikarenakan melihat cakupan geografis dan kawasan hutan di Kabupaten Siak yang
sangat luas tidak memungkinkan untuk Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak untuk melaksanakan pengawasan hutan sendiri. Oleh
karena itu, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak perlu untuk memiliki sikap komitmen, respon yang positif, serta kejujuran dalam
mengemban tugas yang diberikan untuk membangun kepercayaan satu sama lain ketika berkoordinasi dengan antarlembaga terkait
4.7 Struktur Organisasi
Struktur birokrasi yang dimiliki oleh para pelaksana kebijakan implementor turut mempengaruhi kemudahan dalam proses
implementasi kebijakan. Apabila pelaksana kebijakan memiliki struktur birokrasi yang panjang dan rumit maka akan mempersulit implementasi
kebijakan. Sebaliknya, jika implementor memiliki struktur birokrasi yang pendek dan jelas, maka akan lebih mengefektifkan proses implementasi
kebijakan. Struktur birokrasi menunjukkan kejelasan dalam standar prosedur pelaksanaan Standard Operating Procedures yang digunakan
pada saat proses implementasi berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
96 Struktur organisasi juga turut memberikan pengaruh yang besar
terhadap pelaksanaan suatu strategi. Struktur organisasi yang panjang cenderung memberikan pengaruh yang negatif terhadap pelaksanaan
strategi terutama dalam hal pengawasan. Penulis kemudian menanyakan tentang struktur organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Siak, Bapak Irwanto Susanto, S.Hut mengatakan: “Sruktur organisasi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak
ini sama sekali tidak rumit, karena hanya terdiri atas Kepala Dinas, Sekretaris yang membawahi 3 tiga sub bagian seperti Sub Bagian
Penyusun Program, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Umum Kepegawaian, kemudian ada kelompok jabatan fungsional. Dan terdapat
6 bidang seperti Bidang Perencanaan Pengendalian Hutan, Bidang Usaha Kehutanan, Bidang Perlindungan Rehabilitasi Hutan Lahan, Bidang
Bina Usaha Perkebunan, Bidang Bina Produksi Perkebunan, dan Bidang Pembinaan Pengawasan Hutan serta Unit Pelaksana Teknis Dinas
UPTD yang anggotanya gabungan dari pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunana Kabupaten Siak bersama jajaran satuan kerja perangkat
daerah terkait. Strategi yang telah dibuat di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak ini pun dilaksanakan oleh bidang masing-
masing sesuai dengan Standard Operating Procedures dan tugas pokok dan fungsi bidang masing-masing.”
Dalam struktur organisasi, penulis menanyakan tentang kendala yang
dihadapi oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dalam menjalankan strategi yang telah ditetapkan, Bapak Irwanto Susanto, S.Hut
mengatakan: “Kita belum menemukan kendala yang cukup berarti dengan melihat
struktur organisasi yang ada di dinas begitu panjang. Contohnya saja ketika mengeluarkan izin untuk membuka lahan atau koordinasi dengan
lembaga terkait, kita selalu berusaha untuk memberikan balasan yang cepat. Namun masalah yang sering dihadapi oleh Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Siak adalah lambatnya proses pendelegasian ijin oleh dinas-dinas terkait sehingga menyebabkan Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Siak akan semakin lama untuk melakukan proses lanjutan dari pengolahan data kepada proses pengimplementasian
strategi secara bersinergi.”
Universitas Sumatera Utara
97 Dilihat secara struktur organisasi, Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Siak memang benar memiliki suatu struktur organisasi yang relatif cukup panjang. Namun, apabila dilihat secara mekanisme kerja,
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak harus melewati beberapa bagian untuk dapat menghasilkan suatu perijinan dan kendala
yang paling serius ditemui adalah pada bagian tim teknis dari SKPD terkait. Terkait hal tersebut, maka penulis menanyakan tentang kendala
perizinan untuk berkoordinasi dengan SKPD terkait, Bapak Saibun Adelin, S.Hut mengatakan:
“Menurut saya, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak telah berupaya melakukan koordinasi yang baik dengan SKPD terkait. Namun
masih ada saja para pejabat dinas atau badan tertentu yang tidak memberikan respon yang cepat terkait permohonan izin untuk
berkoordinasi dalam melakukan pengawasan. Hal itu menyebabkan adanya beberapa pengawasan yang mengalami kekosongan dalam
pelaksanaannya akibat wilayah yang cukup luas. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak mengakui bahwa mereka masih kurang
melakukan pengawasan terhadap hutan apabila dilakukan dengan sendiri, maka sangat dibutuhkan koordinasi kerja terhadap dinas maupun badan
terkait untuk melaksanakan pengawasan hutan”
Universitas Sumatera Utara
98
BAB V ANALISIS DATA
Untuk menganalisis strategi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dalam upaya meningkatkan pengawasan hutan, penulis menggunakan teori
implementasi strategi yang dikemukakan oleh Edwards III. Dalam pandangan Edwards III, implementasi strategi dipengaruhi oleh 4 variabel yang saling
berhubungan satu sama lain. Keempat variabel tersebut adalah komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Dengan menganalisis strategi
menggunakan teori implementasi strategi Edwards III, maka akan dihasilkan suatu gambaran mengenai apakah strategi yang sudah dirumuskan dan dilaksanakan
oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak mampu untuk meningkatkan pengawasan hutan yang diimplementasikan. Dengan menggunakan
teori implementasi, maka dapat dihasilkan suatu analisa mengenai berbagai rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk mengeksekusi
strategi-strategi yang telah dirumuskan. Berbagai strategi telah dirumuskan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Siak guna untuk meningkatkan pengawasan hutan yang diimplementasikan. Strategi-strategi yang sudah dirumuskan oleh Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak juga telah diimplementasikan ke dalam berbagai program kerja dan kegiatan. Namun, pada tahap
pengimplementasian strategi, terdapat beberapa kendala yang sedikit banyaknya
Universitas Sumatera Utara
99 memberikan pengaruh bagi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak
selaku pelaksana implementor strategi, baik kendala yang berasal dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Berdasarkan apa yang telah
dikemukakan oleh penulis diatas bahwa dalam penelitian ini penulis melakukan analisis terhadap strategi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak
dengan menggunakan teori implementasi Edwards III, maka kegiatan analisis dilakukan dengan berpedoman pada keempat variabel implementasi yang
menghasilkan suatu analisa mengenai komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi yang terdapat di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Siak.
A. Komunikasi