99 memberikan pengaruh bagi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak
selaku pelaksana implementor strategi, baik kendala yang berasal dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Berdasarkan apa yang telah
dikemukakan oleh penulis diatas bahwa dalam penelitian ini penulis melakukan analisis terhadap strategi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak
dengan menggunakan teori implementasi Edwards III, maka kegiatan analisis dilakukan dengan berpedoman pada keempat variabel implementasi yang
menghasilkan suatu analisa mengenai komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi yang terdapat di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Siak.
A. Komunikasi
Komunikasi yang efektif antara pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, dan kelompok sasaran akan mempermudah pencapaian tujuan
dari implementasi strategi atau kebijakan. Komunikasi meliputi transmisi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi. Dalam melihat keberhasilan
komunikasi dalam proses implementasi, transmisi mengukur berdasarkan penyaluran komunikasi yang terjalin antara pembuat kebijakan kepada
pelaksana kebijakan. Dalam hal ini sangat dibutuhkan kejelasan informasi yang disampaikan oleh pembuat kebijakan agar pelaksana implementor
dapat memiliki pengetahuan tentang tahap-tahap pelaksanaan kebijakan. Selain itu, hal ketiga yang sangat dibutuhkan adalah konsistensi infromasi
yang disampaikan oleh pembuat kebijakan. Artinya, ketetapan pembuat
Universitas Sumatera Utara
100 kebijakan dalam menyampaikan informasi secara besar dan akurat kepada
pelaksana implementor strategi. Berdasarkan data hasil wawancara dengan Kepala Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, Bapak Drs. H. Teten Effendi yang membahas tentang proses komunikasi yang berlangsung di Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak terjalin dengan sangat baik. penyusunan strategi-strategi yang berkaitan dengan upaya meningkatkan
pengawasan hutan yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dirumuskan oleh Kepala Dinas bersama
dengan para Kepala Bidang. Dalam proses penyusunan strategi, maka strategi yang ditetapkan untuk dilaksanakan selalu disesuaikan dengan
kemampuan tiap bidang dan berorientasi pada peningkatan pengawasan hutan di Kabupaten Siak. Strategi yang telah ditetapkan maka
dikomunikasikan secara langsung kepada pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak melalui Kepala Bidang maupun Kepala
Bagian. Peran dari Kepala Bidang dan Kepala Bagian sangat dibutuhkan sebagai perpanjangan tangan dari Kepala Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Siak untuk menjalankan strategi-strategi yang telah ditetapkan untuk kemudian dilaksanakan sesuai dengan prosedur
yang berlaku dan sekaligus juga berperan sebagai pengawas bagi seluruh anggota bidang maupun bagian.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, penulis melihat bahwa proses
Universitas Sumatera Utara
101 komunikasi yang berlangsung antar pegawai Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Siak memang benar sudah terjalin dengan baik. Hal itu terllihat dari keberhasilan pegawai dalam menjalankan berbagai
program dan kegiatan sebagai bentuk pengimpelentasian dari strategi- stratego yang telah ditetapkan. Dilihat dari kondisi internal, Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dapat dikatakan sudah berhasil melakukan komunikasi yang efektif. Hal itu terbukti dari
kemampuan Kepala Dinas selaku pimpinan tertinggi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak untuk melakukan transmisi komunikasi
dengan baik yaitu dengan cara menyalurkan informasi kepada Kepala Bidang dan Kepala Bagian mengenai strategi yang akan dilaksanakan di
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak guna meningkatkan pengawasan hutan.
Dalam proses transmisi ini, Kepala Dinas juga telah menginformasikan secara jelas mengenai program, anggaran, prosedur,
dan hal lain yang dibutuhkan dalam pengimplementasian strategi peningkatan pengawasan hutan di Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Siak. Informasi yang telah diberikan oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak diterima dengan baik oleh
Kepala Bidang dan Kepala Bagian yang mana dalam hal ini mereka juga berperan sebagai koordinator bidangbagian dalam pengimplementasian
strategi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak.
Universitas Sumatera Utara
102 Dalam pelaksanaan strategi di Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Siak, Kepala Bidang dan Kepala Bagian mampu untuk mengkomunikasikan secara jelas mengenai informasi yang dimilikinya,
hal itu dapat dilihat dari terlaksananya berbagai program dan kegiatan sebagai bentuk pengimplementasian strategi guna meningkatkan
pengawasan hutan. Informasi yang diberikan oleh Kepala Dinas, Kepala Bidang, maupun Kepala Bagian kepada pegawai di Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Siak pun bersifat konsisten. Hal itu dikarenakan segala informasi terkait pengimplementasian strategi di Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Kabupaten Siak sudah memiliki prosedur dan program yang terinci jelas, sehingga informasi yang diberikan tidak berubah-ubah
dan mudah untuk dipahami serta dilaksanakan oleh para pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak.
Namun, proses komunikasi yang terjalin antara Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dengan lingkungan eksternal masih
kurang efektif. Dimana hal tersebut menjadi salah satu masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Dimana hal tersebut menjadi salah satu
masalah yang diangkat dalam penelitian ini yaitu dalam 5 lima tahun terakhir ini, Dinas Kehutanan dan Perkebunan belum melakukan
pengawasan hutan yang maksimal karena kurangnya koordinasi dengan badan-badan terkait. Oleh karena itu, kebakaran hutan pada tahun-tahun
sebelumnya sangat sulit diatasi karena tidak adanya komunikasi yang baik terjalin diantara badan-badan yang terkait sehingga baik Dinas Kehutanan
Universitas Sumatera Utara
103 dan Perkebunan maupun badan-badan terkait beroperasi untuk melakukan
pengawasan hutan pada wilayahnya masing-masing. Kemudian, masalah yang ditemukanberikutnya adalah masyarakat yang melakukan
perambahan hutan dengan cara tradisional seperti membakar hutan sekalipun masyarakat tersebut sudah memiliki izin atas hak kepemilikan
mereka. Namun, hal tersebut akan berdampak kepada kawasan hutan lainnya apabila api tidak terkontrol dengan baik. Sehingga akan berakibat
fatal pada hutan-hutan yang ada disekitarannya. Hal ini dikarenakan minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Siak terutama pada masyarakat yang berada dikawasan hutan sehingga masih terdapatnya usaha maupun kegiatan-
kegiatan masyarakat di Kabupaten Siak yang masih merambah hutan dengan cara tradisional secara tanpa memikirkan dampak buruk yang
ditimbulkan akibat pembakaran hutan yang bebas tersebut. Untuk meningkatkan komunikasi secara eksternal maka Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dalam 5 lima tahun terakhir ini telah menjalankan salah satu strateginya yaitu meningkatkan sosialisasi
kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Siak mengenai pengendalian dan pengawasan hutan yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Siak. Agar strategi tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak
memfasilitasi setiap kegiatan sosialisasi dengan menyediakan tenagajasa komunikasi untuk memberitahukan bahwa upaya pengendalian dan
Universitas Sumatera Utara
104 pengawasan hutan bukan hanya tugas daripada Dinas Kehutanan dan
Perkebunan namun juga tugas bersama dari berbagai elemen untuk mengantisipasi masalah kebakaran hutan dengan melakukan kegiatan
sosialisasi. Peningkatan komunikasi eksternal oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak tersebut diharapkan mampu untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat Kabupaten Siak tentang arti pentingnya suatu pengawasan hutan yang dilakukan secara bersama agar
dapat mecapai tujuan dari kepentingan bersama. Pada tahun 2016, pelaksanaan strategi sosialisasi cukup terbukti
mampu meningkatkan pengawasan hutan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak , dimana hal tersebut mampu
meningkatkan perhatian masyarakat Kabupaten Siak terhadap pengawasan hutan. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya masyarakat Kabupaten Siak
yang melaporkan kepada pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak apabila masyarakat menemukan titik-titik api atau
kebakaran hutan. Strategi sosialisasi yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak berjalan dengan cukup baik
karena strategi tersebut dilaksanakan ke dalam 2 dua bentuk sosialisasi yaitu baik formal maupun informal.
Kegiatan sosialisasi dalam bentuk formal yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dilakukan dengan
cara mengundang masyarakat dan kepala desa untuk mengikuti seminar maupun workshop dengan membagikan materi yang terkait dengan bahaya
Universitas Sumatera Utara
105 kebakaran hutan. Namun, kegiatan sosialisasi dalam bentuk formal ini
memiliki kelemahan yaitu kurangnya antusias masyarakat untuk mengikuti seminar maupun workshop tersebut disebabkan oleh mayoritas masyarakat
memiliki matapencaharian sebagai petani. Sehingga, masyarakat tidak memiliki waktu untuk mengikuti seminar maupun workshop. Namun,
melihat sedikitnya presensi masyarakat maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak tidak berhenti pada kegiatan sosialisasi dalam
bentuk formal saja. Kemudian, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak melakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk informal
diantaranya dengan menyebarkan selebaran, berbincang-bincang dengan masyarakat dari rumah ke rumah, di warung makan dan bahkan di ladang
masyarakat itu sendiri. Alhasil, masyarakat mulai memiliki kesadaran untuk menangani secara bersama terhadap masalah kebakaran hutan di
Kabupaten Siak.
B. Sumber Daya