105 kebakaran hutan. Namun, kegiatan sosialisasi dalam bentuk formal ini
memiliki kelemahan yaitu kurangnya antusias masyarakat untuk mengikuti seminar maupun workshop tersebut disebabkan oleh mayoritas masyarakat
memiliki matapencaharian sebagai petani. Sehingga, masyarakat tidak memiliki waktu untuk mengikuti seminar maupun workshop. Namun,
melihat sedikitnya presensi masyarakat maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak tidak berhenti pada kegiatan sosialisasi dalam
bentuk formal saja. Kemudian, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak melakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk informal
diantaranya dengan menyebarkan selebaran, berbincang-bincang dengan masyarakat dari rumah ke rumah, di warung makan dan bahkan di ladang
masyarakat itu sendiri. Alhasil, masyarakat mulai memiliki kesadaran untuk menangani secara bersama terhadap masalah kebakaran hutan di
Kabupaten Siak.
B. Sumber Daya
Implementasi kebijakan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang sangat berkompetensi dan sumber daya finansial, dimana
kedua hal tersebut akan menjaga kelancaran suatu kebijakan akan diimplementasikan. Dalam implementasi kebijakan, sumber daya
merupakan faktor penting karena menjaga agar kebijakan tersebut dapat berjalan secara efektif. Walaupun isi kebijakan telah dikomunikasikan
secara jelas dan tepat, namun apabila para pelaksana strategi masih
Universitas Sumatera Utara
106 memiliki kekurangan dari segi sumber daya, maka kebijakan tidak akan
bisa terlaksana dengan efektif. Komponen sumber daya ini meliputi jumlah staf, keahlian dari para pelaksana, informasi yang relevan dan
cukup untuk mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan sumber- sumber terkait dalam pelaksanaan program, adanya kewenangan yang
menjamin bahwa program dapat diarahkan kepada sebagaimana yang diharapkan, serta adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat dipakai
untuk melakukan kegiatan program seperti dana, sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Siak, Bapak Drs. H. Teten Effendi yang membahas mengenai sumber daya yang dimiliki Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Siak dalam pelaksanaan strategi menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang dibutuhkan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Siak telah terpenuhi dimana kegiatan pengawasan hutan yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak
sesuai dengan Standard Operating Procedures yang berlaku. Sehingga Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak tidak menetapkan
ketentuan bagi para pegawainya agar memiliki latar belakang pendidikan yang benar-benar sesuai untuk menangani pelaksanaan pengawasan hutan.
Namun, hal yang menjadi masalah adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak memiliki personil dengan jumlah yang sangat
terbatas untuk bekerja di dalam tim teknis, sehingga Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak sangat bergantung pada bantuan personi dari
Universitas Sumatera Utara
107 Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait untuk dapat memenuhi kebutuhan
para pelaksana strategi. Implementasi kebijakan sangat membutuhkan sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan agar pada akhirnya segala hal yang menjadi tujuan dan
sasaran dapat tercapai secara maksimal. Dalam hal sumber daya manusia, hal yang menjadi sorotan utama adalah kualitas dan kuantitas para
pelaksana strategi dalam mengimplementasikan suatu kebijakan. Dari segi kualitas sumber daya manusia dinilai berdasarkan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh para pelaksana strategi. Sedangkan kuantitas menentukan sumber daya manusia berdasarkan jumlah para
pelaksana strategi dalam pelaksanaan kebijakan. Sumber daya pelaksana startegi dalam segi kualitas sangat berkaitan erat dengan pendidikan dan
pengalaman dikarenakan kemampuan dan keterampilan pada dasarnya diperoleh melalui pendidikan yang ditempuh dan pegalaman yang pernah
dilalui. Untuk dapat meningkatkan pengawasan hutan secara maksimal,
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak seharusnya memiliki tenaga kerja yang berkemampuan dan terampil di bidang pengawasan
hutan. Hal ini dimaksudkan agar masalah pengawasan hutan dapat ditangani dengan orang-orang yang ahli di bidangnya sehingga akan
memberikan hasil yang maksimal. Selama 5 lima tahun terakhir, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak memang telah menjalankan
Universitas Sumatera Utara
108 beberapa strategi guna meningkatkan pengawasan hutan di Kabupaten
Siak. Strategi dijalankan oleh para pegawai di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak yang memiliki latar belakang pendidikan
yang berbeda yang diantara mereka masih banyak yang berasak dari latar belakang yag jauh dari ruang lingkup kehutanan. Pelaksanaan strategi di
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak tetap berjalan dengan lancar meskipun para pegawai berasal dari latar belakang pendidikan yang
berbeda. Untuk meningkatkan sumber daya dari segi kualitas para pegawai
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak aktif mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan diklat yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak selalu mengikutsertakan para pegawai secara bergantian untuk mengikuti
kegiatan diklat yang bertujuan agar para pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
semakin baik dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian hutan di Kabupaten Siak. Kegitatan diklat memang cukup membantu para pegawai
untuk meningkatkan kualitas dirinya masing-masing. Namun, jika kesempatan diklat tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya maka
pelaksanaan pengawasan hutan tidak akan tercapai tujuan yang diharapkan. Dalam konteks mengimplementasikan strategi dibutuhkan
tenaga-tenaga pelaksana strategi dengan kapabilitas yang baik, tujuannya
Universitas Sumatera Utara
109 agar strategi yang sudah diciptakan sedemikian rupa dapat terlaksana
secara maksimal dan mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Mengenai masalah keterbatasan jumlah peronil yang bekerja
sebagai tim teknis di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak sekalipun memiliki Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD, namun
cakupan wilayah kebakaran hutan di Kabupaten Siak sangat luas serta memiliki sarana dan prasaran yang kurang memadai, maka dalam 5 lima
tahun terakhir ini kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak kurang optimal, karena seharusnya Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Siak melepaskan ketergantungan kepada badan-badan yang terkait dalam menyelesaikan masalah kebakaran hutan secara bersama di
Kabupaten Siak diantaranya Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Siak, Manggala Agni Daerah Operasional Siak, Polisi
Hutan dan Kejaksaan. Berdasarkan data, sebenarnya yang menjadi inti masalahnya terletak pada keterbatasan personil tim teknis adalah tidak
meratanya pembagian personil tim tekni untuk tiap-tiap daerah yang rawan kebakaran hutan serta ketika sedang cuaca ekstrim.
Dari data yang diperolah, personil yang terlibat dalam melaksanakan pengawasan hutan adalah polisi kehutanan dan para
pegawai dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak yang terbatas. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabapaten Siak sebenarnya
dapat mengatasi kekurangan para pelaksana strategi dengan memanfaatkan koordinas dengan badan-badan terkait seperti Badan Penanggulan
Universitas Sumatera Utara
110 Bencana Daerah BPBD yang mana memang diinstruksikan untuk
membantu dinas dalam menangani masalah kebakaran hutan dan juga terdapan Manggala Agni yang selama ini juga telah bekerjasama dengan
dinas dalam mengawasi dan mengendalikan hutan. Hal tersebut dikarenakan baik Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD dan
Manggala Agni memang memiliki tugas dan fungsi yang sama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dalam melaksanakan
pengawasan serta pengendalian kebakaran hutan. BPBD dan Manggala Agni juga memiliki tenaga kerja yang telah terpenuhi dengan baik dari
segi kualitas dan kuantitas dalam hal pengawasan dan pengendalian hutan sehingga hal itu dapat membantu Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Siak melaksanakan strategi nya dengan lebih baik lagi dan mampu menghasilkan kinerja yang benar-benar optimal.
Dalam mengimplementasikan suatu kebijakan dibutuhkan sumber daya informasi yakni berupa kepatuhan yang tinggi dari para implementor
untuk mampu melaksanakan kebijakan dengan berpedoman pada peraturan dan prosedur yang berlaku. Ada 2 dua bentuk sumber daya
informasi mengenai prosedur pelaksanaan suatu kebijakanprogram dan kepatuhan para pelaksana strategi pada peraturan yang mendasari
pelaksanaan suatu kebijakan. Seperti yang telah diuraikan pada bagian analisis mengenai komunikasi di atas bahwa strategi yang telah disusun
guna meningkatkan kinerja pegawai dalam pengawasan hutan di Kabupaten Siak dikomunikasikan secara langsung kepada seluruh pegawai
Universitas Sumatera Utara
111 melalui Kepala Bidang dan Kepala Bagian. Dalam proses penyaluran
informasi inilah disampaikan berbagai informasi yang menyangkut strategi yang akan dilaksanakan di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Siak beserta prosedur pelaksanaan strategi untuk tiap bidang dan bagian di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak.
Dari informasi yang diperoleh penulis, mengatakan bahwa seluruh pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak melaksanakan
segala bentuk kegiatan pengawasan hutan berdasarkan peraturan yang berlaku. Hal tersebut memang benar adanya yang dapat dilihat dari
terlaksananya berbagai program dan kegiatan di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak sebagai bentuk dari implementasi strategi
dalam meningkatkan pengawasan hutan. Hal ini juga di dukung oleh komentar positif dari masyarakat yang melihat kinerja dari Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dimana mereka merasa puas terhadap pengawasan hutan yang dilakukan dari tahun ke tahun sehingga
kasus kebakaran hutan yang terjadi sudah dapat diminimalisir dengan optimal. Disisi lain, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak
belum pernah melakukan penyimpangan selama melakukan pengawasan hutan baik di lingkungan internal maupun eksternal dan tidak memiliki
masalah dengan hukum yang menunjukkan bahwa para pegawai Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak terhadap peraturan dan
prosedur yang berlaku selama melaksanakan pengawasan hutan.
Universitas Sumatera Utara
112 Implementasi kebijakan dapat berjalan dengan lancar apabila di
dukung dengan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan para implementor seperti dana, sarana, dan prasarana. Dalam melaksanakan
kegiatan pelaksanaan pengawasan hutan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupate Siak mendapatkan dana dari APBD Kabupaten
Siak. Begitu pula untuk dapat mengimplementasikan strategi, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak sudah menetapkan anggaran
yang dibutuhkan tiap bidang dan bagian selama proses pelaksanaan strategi. Hal ini dimaksudkan agar segala program dan kegiatan guna
meningkatkan pengawasan hutan di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
Salah satu strategi yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak adalah peningkatan sarana dan prasarana
bagi upaya pelaksanaan pengawasan hutan. Strategi ini diimplementasikan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak melalui program
pengadaan peralatan dan perlengkapan sarana dan prasarana dengan menjalin kerjasama kepada beberapa badan yang terkait seperti Manggala
Agni dan BPBD yang memiliki tugas pokok dan fungsi sama dengan dinas. Dengan demikian, dengan menjalin kerjasama dengan Manggala
Agni dan BPBP maka sarana dan prasarana yang tidak lengkap di dinas untuk melaksanakan pengawasan hutan dapat dipenuhi dengan sumber
daya yang ada di badan-badan tersebut guna untuk meningkatkan pelaksanaan pengawasan hutan. Dengan adanya sarana dan prasaran
Universitas Sumatera Utara
113 pendukung selama proses implementasi strategi berlangsung, maka setiap
implementor akan lebih mudah melaksanakan berbagai program dan kegiatan dari tiap strategi yang ada.
C. Disposisi