159
5.3.4. Pemanfaatan Pekarangan Rumah
Tidak banyak melakukan aktivitas kecuali bertani atau berladang, gambaran tersebut hampir terjadi di seluruh desa-desa di Indonesia. Pada umumnya dengan
hanya bertopang pada pendapatan bertani, kerap masyarakat di pedesaan tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup mereka. Banyak cara yang akhirnya mereka
lakukan demi menambah penghasilan dan memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga mereka. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk
ditanami tanaman yang bisa digunakan untuk konsumsi keluarga dan bisa juga untuk dijual. Ini lah juga salah satu cara yang dilakukan oleh beberapa buruh aron
perempuan di desa Beganding dalam usaha menambah pendapatan rumah tangga mereka. Seperti yang dilakukan oleh 3 orang informan kunci berikut, yaitu informan
kunci I, informan kunci VI, dan informan kunci VIII, dimana mereka mengoptimalkan lahan pekarangan rumah mereka untuk ditanami tanaman seperti
sayur-sayuran, cabe, bawang, dan lain sebagainya. Hal ini diungkapkan informan kunci VI dalam wawancara:
“Ini lah nak, pekarangan belakang rumah ini lah bibik tanami cabe sama jipang. Walaupun enggak lebar-lebar kali pekarangan bibik ini
tapi ya lumayan lah untuk dimakan sendiri, kalau banyak ya bibik titip ke warung-warung gitu biar di jual. Nambah-
nambah uang saku.” Asyanta, 42 th
Begitu juga informan kunci VIII mengungkapkan dalam wawancara: “Bibik ada nanam bawang di belakang rumah. Lumayan lah nak, bisa
bibik jual kan buat nambah-nambah uang saku. Biasanya bisa dapat
Universitas Sumatera Utara
160
5kg sampai 7kg itu. Kalau dijual ya lebih juga Rp.100.000.” Masrita, 40 th
5.3.5. Kontribusi Berdasarkan Pencarian Alternatif Sosial
Tidak bisa dipungkiri bahwa masalah kesulitan ekonomi kemiskinan kerap menjadi masalah terbesar yang dialami kaum buruh, khususnya buruh tani yang
hidup di pedesaan. Intensitas tekanan-tekanan sosial dan ekonomi serta kemiskinan yang membawa akibat pada kesulitan-kesulitan rumah tangga buruh tani di pedesaan
dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dissebabkan oleh faktor-faktor yang cukup kompleks. Karena faktor-faktor penyebab kemiskinan di kalangan buruh tani
ini cukup kompleks, maka upaya-upaya mengatasinya tentu saja bukan pekerjaan yang mudah bagi mereka. Hal tersebut menuntut para buruh tani, terlebih buruh tani
perempuan yang lebih dominan dalam mengatur keuangan rumah tangga, untuk melakukan berbagai bentuk usaha yang dapat menambah penghasilan rumah tangga
dan memperbaiki kehidupan sosial dan ekonomi keluarga mereka. Namun ternyata hal-hal tersebut masih belum juga bisa membantu kehidupan keluarga buruh tani
tersebut. Kebutuhan hidup yang semakin lama akan semakin bertambah, harga kebutuhan-kebutuhan yang semakin hari juga semakin melonjak, sementara tingkat
pendapatan berjalan di tempat, membuat seolah-olah kehidupan kaum buruh tani di pedesaan ini tidak bisa lepas dari yang namanya kemiskinan.
Hal ini lah yang juga dirasakan dan dialami oleh kaum buruh tani pada umumnya, dan kaum buruh tani perempuan pada khususnya di desa Beganding.
Segala bentuk usaha yang mereka lakukan, mereka akui nyatanya belum bisa membawa mereka keluar dari garis kemiskinan. Dari hasil penelitian ditemukan
Universitas Sumatera Utara
161
bahwa terdapat alternatif lain yang akhirnya harus mereka lakukan sebagai usaha untuk membantu kesulitan keuangan keluarga demi memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari maupun kebutuhan mendesak yang terjadi sewaktu-waktu. Mereka mencari alternatif sosial, dimana dalam hal ini buruh aron-buruh aron perempuan
tersebut akhirnya harus meminjam uang. Peminjaman uang ini mereka lakukan pada sanak keluarga atau sanak saudara mereka, maupun di lembaga keuangan, seperti
koperasi kredit atau yang lebih dikenal dengan Credit Union CU. Di balik alasan mereka menyisihakn penghasilan untuk disimpan di CU demi masa mendatang,
ternyata alasan lain mereka melakukan penyimpanan uang di CU adalah agar mereka juga dapat melakukan peminjaman uang. Alasan ini dikemukakan oleh seluruh
informan kunci yang menyimpang uang di CU yang ada di desa Beganding, yaitu informan kunci II, III, IV, V, VII, VIII, IX, dan informan kunci X. Seperti yang
dituturkan informan kunci II daalam wawancara: “Bibik ikut gabung jadi anggota CU nak, CU. Rudang Mayang. Iuran
wajibnya Rp. 30.000 per bulan. Ya bisa dibilang nabung lah itu ya, untuk jaga-jaga siapa tau ada keperluan mendadak, butuh biaya besar. Di CU
pun kan bibik jadi bisa juga minjam uang.” Dewi, 30 th
Hal serupa juga diungkapkan oleh informan kunci IV dalam wawancara: “Bibik Cuma kerja jadi aron nak, enggak ada kerjaan lain, kerjaan
sampingan gitu. Jadi ya harus hati-hati lah menggunakan uang dari penghasilan bibik sama dari penghasilan bapak biar bisa makan, bisa
cukup kebutuhan sehari-hari. Bibik pun ikut CU nak, CU. Merdeka biar bisa nabung, terus kalau lagi betul-betul enggak punya uang bibik bisa
minjam ke CU itu....” Verawita, 45 th
Universitas Sumatera Utara
162
Selain melakukan peminjaman uang di Credit Union CU, terdapat juga informan kunci yang juga memilih meminjam uang pada sanak keluarga atau sanak saudara
mereka. Seperti yang dilakukan oleh informan kunci I dan informan kunci IV. Dalam wawancara, informan kunci IV mengatakan bahwa:
“..... Kadang-kadang juga bibik minjam ke keluarga kalau enggak besar-
besar kali yang mau dipinjam.” Verawita, 45 th.
Sebelum mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan atau ke tempat lain, ada baiknya untuk mencari pinjaman ke orang-orang terdekat. Keluarga adalah tempat
yang paling tempat untuk mendapatkan pinjaman. Terdapat banyak keringnan yang bisa didapatkan dengan meminjam kepada keluarga. Pertama, proses pinjam
meminjam ini jelas aman karena dilakukan oleh orang yang saling mengenal dekat. Kedua, tidak memerlukan barang berharga sebagai jaminan. Sebagai gantinya harus
menjaga kepercayaan mereka dengan baik yaitu akan melunasi pinjaman itu hingga tuntas. Ketiga, tidak ada biaya tambahan seperti biaya administrasi dan bunga.
Sehingga akan mendapatkan uang pinjaman utuh sesuai jumlah pinjaman dan mengembalikannya juga sesuai dengan jumlah pinjaman. Keempat, bisa membayar
pinjaman itu dengan satu kali lunas ataupun mencicilnya. Ketika terlambat dalam mengembalikan pinjaman seperti yang sudah dijanjikan, keluarga akan
memakluminya karena memang kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengembalikan pinjaman. Jika meminjam ke lembaga keuangan, terlambat
membayar angsuran sudah jelas akan dikenai biaya tambahan yaitu denda. Denda keterlambatan ini akan dimasukkan ke dalam total pinjaman yang membuat jumlah
pinjaman akan semakin membengkak https:www.taralite.comartikelpostdua- tempat-pinjam-uang-tanpa-jaminan-yang-cepat.
Universitas Sumatera Utara
163
5.4. Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga