Kerangka Pemikiran Kontribusi Buruh Tani (Aron) Perempuan Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Beganding Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

32 merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya dibandingkan faktor- faktor produksi lain. 5. Kurangnya perhatian dari pemerintah. Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya Irawan, 1999.

2.7. Kerangka Pemikiran

Ada banyak faktor yang membuat perempuan bekerja dah bahkan sering juga menjadi tulang punggung perekonomian dalam keluarga. Kehidupan perekonomian itu sendiri lah yang menjadi faktor pendorong paling besar perempuan harus berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Hal ini lah yang dialami oleh buruh tani aron perempuan di desa Beganding Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Harga kebutuhan-kebutuhan yang kian lama kian melonjak, ketidakcukupan pendapatan suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga, ditambah lagi rendahnya pendidikan yang mereka miliki akhirnya membuat para perempuan atau ibu rumah tangga di desa ini bekerja sebagai buruh tani aron. Aron sebagai lapangan kerja sektor informal merupakan salah satu lapangan kerja yang diminati karena pekerjaan ini tidak banyak menuntut persyaratan. Keinginan buruh aron perempuan tersebut untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan memperbaiki keadaan ekonomi serta kesejahteraan keluarga senantiasa tercermin dari upaya-upaya yang mereka lakukan untuk dapat menambah penghasilan keluarga. Tidak hanya bekerja sebagai buruh aron, mereka juga melakukan berbagai cara sebagai bentuk dari kontribusi mereka dalam meningkatkan penghasilan keluarga. Kontribusi buruh aron perempuan ini dapat dilihat berdasarkan Universitas Sumatera Utara 33 jam kerja, peningkatan aset finansial, pengelolaan keuangan keluarga, pemanfaatan pekarangan rumah, serta mencari alternatif sosial. Berdasarkan jam kerja, kontribusi buruh tani aron perempuan ini dapat dilihat dari usaha mereka mengatur waktu sedemikian rupa agar peran ganda yang mereka miliki, yaitu sebagai buruh aron dan juga sebagai ibu rumah tangga tetap dapat dijalankan dengan baik dan seimbang. Berdasarkan peningkatan aset finansial, kontribusi mereka dapat dilihat dari usaha-usaha yang mereka lakukan agar penghasilan keluarga mereka bertambah, yaitu dengan melakukan pekerjaan- pekerjaan lain pekerjaan sampingan selain dari pekerjaan mereka sebagai buruh aron. Berdasarkan pengelolaan keuangan keluarga, kontribusi mereka dapat dilihat dari upaya mereka untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan mereka untuk disimpan atau ditabung. Berdasarkan pemanfaatan pekarangan rumah, kontribusi mereka dapat dilihat dari usaha mereka menanami pekarangan rumah mereka dengan tanaman-tanaman yang bisa dijual untuk menambah penghasilan mereka, atau bisa dikonsumsi sendiri oleh keluarga mereka untuk menekan pengeluaran. Berdasarkan pencarian alternatif sosial, kontribusi mereka dapat dilihat dari usaha mereka mencari pinjaman uang, baik pada lembaga keuangan maupun sanak saudara untuk digunakan pada saat- saat yang mendesak. Seluruh upaya ini mereka lakukan agar kehidupan sosial dan ekonomi keluarga, seperti kebutuhan sandang, pangan, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, serta interaksi sosial dapat terpenuhi. Universitas Sumatera Utara 34 Untuk memperjelas alur pemikiran di atas dapat dilihat pada bagan berikut ini: Gambar: Bagan 2.1 BURUH ARON PEREMPUAN KONTRIBUSI 1. Jam kerja 2. Peningkatan aset finansial 3. Pengelolaan Keuangan Keluarga 4. Pemanfaatan pekarangan rumah 5. Mencari alternatif sosial KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA 1. Kebutuhan sandang 2. Kebutuhan pangan 3. Rumah Tempat Tinggal 4. Kesehatan 5. Pendidikan 6. Interaksi social Universitas Sumatera Utara 35

2.8. Definisi Konsep