Garis Kemiskinan Faktor Penyebab Kemiskinan

29 fasilitas ekonomi secara merata. Kemiskinan seperti ini adalah dampak negatif dari pelaksanaan konsep pembangunan developmentalism yang umumnya dijalankan di negara-negara sedang berkembang. Sasaran untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi tinggi mengakibatkan tidak meratanya pembagian hasil-hasil pembangunan di mana sektor industri misalnya lebih menikmati tingkat keuntungan dibandingkan mereka yang bekerja di sektor pertanian. Kedua jenis kemiskinan di atas seringkali masih dikaitkan dengan konsep pembangunan yang sejak lama telah dijalankan di negara-negara sedang berkembang pada dekade 1970an dan 1980an http:e- journal.uajy.ac.id175632EP15294.pdf .

2.6.3. Garis Kemiskinan

Konsep dari kemiskinan terbagi atas tiga, yaitu: 1. Garis Kemiskinan GK merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan GKM dan Garis Kemiskinan Non Makanan GKNM. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. 2. Garis Kemiskinan Makanan GKM merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi, misalnya padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll. Universitas Sumatera Utara 30 3. Garis Kemiskinan Non Makanan GKNM adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan http:www.bps.go.idSubjekviewid23.

2.6.4. Faktor Penyebab Kemiskinan

Pada umunya di negara Indonesia peneyebab-penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut: 1. Laju pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat setiap 10 tahun menurut hasil sensusl penduduk. 2. Angkatan kerja, penduduk yang bekerja, dan pengangguran. Secara garis besar penduduk di suatu negara dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Mereka yang tergolong sebagai tenaga kerja adalah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda di setiap negara. Batas usia kerja di Indonesia adalah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang ataupun semua penduduk mulai dari usia 10 tahun tergolong sebagai tenaga kerja. Sisanya berupakan bukan tenaga kerja yang selanjutnya dapat dimasukkan dalam kategori beban ketergantungan. Tenaga kerja manpower dipilih pula kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja labor force dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk sebagai bukan angkatan kerja Universitas Sumatera Utara 31 adalah tenaga kerja dalam usia kerja yang tidak sedang bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta orang yang menerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya. 3. Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan. Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya. Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh tiga lapisa penduduk, yaitu 40 penduduk yang berpendapatan rendah penduduk miskin; 40 penduduk berpendapatan menengah; serta 20 penduduk berpendapatan tinggi penduduk kaya. Ketimpangan dan ketidakmerataan distribusi dinyatakan parah apabila 40 penduduk berpendapatan rendah menikmati kurang dari 12 persen pendapatan nasional. Ketidakmerataan dianggap moderat apabila 40 penduduk berpendapatan rendah menikmati 12 persen hingga 17 persen pendapatan nasional. Sedangkan jika 40 penduduk berpendapatan rendah menikmati lebih dari 17 persen pendapatan nasional maka ketimpangan dan ketidakmerataan dikatakan lunak, distribusi pendapatan nasional dikatakan cukup merata Dumairy, 1996. 4. Tingkat pendidikan yang rendah. Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Perkembangan ekonomi, terutama industri jelas sekali membutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunya skill. Menurut Schumaker pendidikan Universitas Sumatera Utara 32 merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya dibandingkan faktor- faktor produksi lain. 5. Kurangnya perhatian dari pemerintah. Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya Irawan, 1999.

2.7. Kerangka Pemikiran