Gambar 5.18. Diagram Perbandingan Nilai ISBB dengan ISBB Ambang Batas Pekerja
Berdasarkan hasil perbandingan nilai ISBB existing rata-rata pekerja dengan nilai ambang batas ISBB, diperoleh bahwa nilai ISBB exising pekerja
melebihi nilai ambang batas ISBB.
5.5. Perhitungan Akurasi
Akurasi hasil pengamatan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus, N =
L = Dimana, L = batas variasi yang diperbolehkan
N = Jumlah pengamatan P = Proporsi aktivitas work
Universitas Sumatera Utara
Jika N = 205, p = 0,59, maka
205 59
, 1
59 ,
5 −
= L
= 0,0769 = 7,69
Dengan proporsi work 59, maka akurasi work adalah 59 ±7,69 dan dengan proporsi idle 41, maka akurasi idle adalah 41±7,69
Untuk rekapitulasi perhitungan akurasi work-idle dapat dilihat pada Tabel 5.31.
Tabel 5.31. Rekapitulasi Perhitungan Akurasi Work dan Idle
Operator Hari
Work Idle
P
work
P
idle
1 1
120 85
59 ±7,69 41 ±7,69
2 160
45 78 ±6,46
22 ±6,46 2
1 132
73 64 ±7,48
36 ±7,48 2
130 75
63 ±7,52 37 ±7,52
3 1
175 30
85 ±5,52 15 ±5,52
2 176
29 86 ±5,44
14 ±5,44 4
1 128
77 62 ±7,56
38 ±7,56 2
121 84
59 ±7,68 41 ±7,68
5 1
166 39
81 ±6,13 19 ±6,13
2 155
50 76 ±6,71
24 ±6,71
Maka akhirnya diketahui waktu kerja produktif rata-rata keseluruhan operator yang ditunjukkan pada Tabel 5.32 dibawah ini.
Tabel 5.32. Perhitungan Waktu Kerja Produktif Secara Rata-rata Rata-rata Total
Hari Work
Idle Total
Waktu Kerja Produktif I
144,20 60,80
205 70±6,8
II 148,40
56,60 205
72±6,76
Total
292,60 117,40
410 71 ±6,82
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Kondisi Lingkungan Kerja Akibat Paparan Panas
Tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat paparan panas dari pekerja stasiun dryer PT Socfin Indonesia. Evaluasi
dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator tekanan panas, seperti melalui pengukuran respon fisiologis, kondisi lingkungan kerja, dan lainnya. Dalam
penelitian ini, respon fisiologis yang digunakan dan diukur adalah denyut nadi. Pengukuran kondisi lingkungan kerja menggunakan metode yang dinamakan
Indeks Suhu Bola Basah ISBB. Sedangkan, indikator tekanan panas lainnya yang terakhir digunakan dalam penelitian ini adalah metode HSI Heat Stress
Index .
Temperatur udara rata-rata dalam ruangan adalah 35,8
o
C, berdasarkan dari hasil pengukuran selama 2 hari berturut-turut. Temperatur tertinggi berada
pada nilai 38,2
o
C dan temperatur terendah yaitu 32,6
o
C. Kecepatan udara rata- rata dalam ruangan yaitu 0,39 ms dengan kelembaban udara rata-rata sebesar
59,9. Berdasarkan hasil pengamatan selama 2 hari, diketahui bahwa pengaruh panas dari mesin dryer memiliki peranan yang besar dalam meningkatkan paparan
panas. Pemetaan kondisi panas pada stasiun kerja pengeringan dapat dilihat pada
Gambar 6.1.
Universitas Sumatera Utara